Bab 2

5 1 0
                                    

Yang diatas itu cast Nada ya guys

Nada melemparkan tubuh tamping nya di kasur, usai mengganti baju. Ia mengechek tugas yang diberikan guru tadi disekolah. Sudah jadi kebiasaan Nada, mengerjakan PR di rumah usai sekolah. Ditemani instrumen gitar dan coklat hangat.

Nada menatap layar ponselnya. Ia melotot tak percaya. Baru sehari dirinya masuk sekolah, namun seluruh medsos nya dipenuhi chat gak jelas. Ia memperhatikan sekilas setiap pesan. Hingga matanya tertuju pada grup chat. 'Five Wanted kwek-kwek🐽👙'.

Nada tertawa geli, Ia membuka percakapan. Rata-rata pesannya nyeleneh . Jangankan pesannya, judul grup chatnya pun tertera pakaian dalam. 'Gilak'itu lah kata yang ingin Nada katakan. Namun, Ada satu orang yang sifat nya gak berubah 'Naufal'.

Nada berbaring sambil membaca chat gak jelas tersebut. Ia masih tak percaya, bahwa dirinnya adalah bagian dari geng tersebut. Nada berusaha menghilangkan senyum tersebut namun senyum tersebut terukir kuat.

Cklekk

"Eh anak bunda, kenapa senyam-senyum? " ucap Airin yang ditemani bik Asih.

"Gak apa bun,"

"Gimana sekolahnya sayang? "Airin mengelus rambut panjang Nada.

"Lumayan"

Airin terkekeh menatap anaknya. Sudah lama putrinya tak tersenyum setulus tadi. Ia selalu tau, bahwa Nada jarang memiliki teman. Bahkan, Airin mampu menghitung jari teman-teman Nada. Airin bingung, bagaimana mungkin sebuah fisik menjadi tolak ukur pertemanan. Namun, Airin selalu berusaha tidak ikut campur. Dia ingin Nada mampu menghadapi apa pun masalah nya sendiri.

🌺 🌺 🌺

Matahari bersinar terik, Nada memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah. Ia melangkah menuju kelas. Masih pagi namun Sekolah nya sudah cukup ramai. Hal itu membuat Nada tak percaya diri. Dia bukan orang yang pede saat dirinya menjadi titik perhatian. Namun kehidupan harus tetap berlangsung.

Nada berusaha melangkah tanpa melirik setiap mata yang menatap nya terang-terangan. Hingga dua orang wanita menghalangi langkahnya.

Ntah mengapa jantung Nada berdetak cepat, ia tak suka hal ini. Ini selalu dia hindari.

Nada melangkah ke kiri namun perempuan didepan nya juga melangkah ke kiri. Nada melangkah kekanan, dan benar saja perempuan ini memang sengaja melangkah kekanan.

Dan uniknya lagi, mereka bahkan tak saling mengenal. Nada yang berjalan menunduk dari tadi berusaha menatap orang yang didepannya. .

"Kenapa? " Tanya wanita tersebut.

Nada bungkam, ia mungkin pintar berfikir namun, tidak berbicara.

"lo ngehalangi jalan gue " Nada berusaha tegas. Namun suara nya tidak bisa diajak kerjasama. Ia gemetar!

"Ceh, lebih lemah dari yang dibayangkan Nay" ucap wanita itu kepada temannya.

Temannnya hanya menaiki alis sekilas

Brukk

"Awww" Ringis Nada saat badannya terjatuh kebelakang.

Kheren melangkah tenang, mensejajarkan tingginya dengan Nada, "Ngapa lo berani deketin Juro ? Jawab! " Kheren menarik rambut Nada.

Nada berusaha melepas namun, genggaman Kheren terlalu kuat. Mata Nada menyipit menahan sakit, namun mendadak iris matannya membesar.

"Ssutt" Juro memberi isyarat pada Nada.

Semua mata menatap takut pada keempat pria tersebut, ya mungkin sebernarnya cuma tiga. Namun sayang, Kheren dan temannya tak menyadarinnya.

"Awwwwww" Ringis Kheren, "Arghhhhhh" Dan Naya bersamaan.

Agam menarik kedua rambut Kheren dan Naya tanpa Ampun. Agam menyeret mereka dilorong sekolah. Sementara Juro membantu Nada berdiri.

"Lo gak apa?" Tanya Juro. .

Nada menggelengkan kepalanya. Namun tatapannya menatap ngeri pada Agam yang terlihat menyenangkan saat kemarin mereka berbicara.

"Gam lepasin rambut gue!. Juro! Juro tolongin gue Jur" Kheren berusaha tak meringis. Ia malu menjadi tontonan banyak mata dilorong sekolah.

"Agam, Naya gak ikut campur. Tolong lepasin Naya gam. " Naya meringis menagis ia tak peduli dengan malu.

Agam melepaskan Naya. Namun masih menyeret kembali Kheren. Dan melepaskannya di depan kaki Nada.

"Woy gam, lo gilak apa? " bisik Aksel ketakutan.

Agam tak menghiraukannya. Sementara Naufal menoton dengan santai, Ia tak terlalu tertarik ikut campur.

"Juro!" Kheren berusaha berdiri dan memeluk Juro, untuk mencari perlindungan.

"Kher, lo memang cantik. Dan gue memang suka sama lo" Juro mengelus rambut belakang Kheren yang kusut. "tapi "Juro mendorong tubuh Kheren "Lo berani-beraninya nyakitin sahabat gue. Kher, gue dah pringatkan lo kan? "

Kheren menatap tak percaya, hatinnya sangat rapuh kali ini. Nada menatap ibah, ia ingin membantu Kheren saat diseret Agam. Namun Naufal dan juro menahannya.

"Oke, kita putus. Seandainnya lo bukan orang yang gue suka. Gue pasti bakal ikutan nyeret lo juga dilapangan "

Juro memegang bahu Nada dan mereka berlima meninggalkan tempat tersebut. Sejak saat itu Nada selalu menjadi perbincangan hangat. Banyak yang mengaggumi banyak juga yang memyingirinnya.

🌺 🌺 🌺

"

Woy gam, lo gilak ya! " ucap Aksel penuh ketakutan.

"Ha? hehehe" Agam terkekeh, "gue tak sengaja, Juro maafin gue ya!"

"Gak apa Gam, cadangan gue masih banyak. Lagipun gue dah pringatin tu sih Kheren. Dianya aja yang keras kepala" ucap santai Juro.

"Juro kalau sampai tu dua anak ngadu sama kepala sekolah, bisa discors kalian!" Aksel masih ketakutan, dirinnya paling takut terkena masalah disekolah. Karna mama nya punya serangan jantung. Ia tak mau terkena masalah.

Nada menunduk, merasa bersalah. Baru dua hari dia disekolah. Namun, dia berhasil membuat teman barunya dua kali terkena masalah.

"Sudahlah Nad!" Agam memegang bahu Nada. Lagian salah si Kheren juga, ngapain ganggu-ganggu elo " Agam meyakinkan Nada.

"Oh ya, gue tadi bawa kue Getuk. Kalian mau gak?" Tawar Nada sambil meraih kotak bekalnya.

"Wah, enak tu" ucap Agam .

"Gam, Gam. Giliran makan aja lo lancar . Nanti badan lo tambah gentong baru tau." ucap cerewet Juro. "Bagi ya Nad"

"Cih, lo kalo ngomongin orang tolong intropeksi ya! " Kesal Agam. 

Naufal dan Akselpun ikut mengambil kue tersebut.

🌺🌺🌺
B

ersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kembang sepatu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang