Namanya pilu.
Dipenghujung waktu ia membisu
Tak ada sepatah kata yang ingin diucap
Namun perlahan air mata itu turun dengan derasnya
Syair yang ia tulis rasanya tak semanis harapannyaTernyata terluka.
Ia terpogoh-pogoh merangkak maju
Walau peluh sudah membasahinya
Wajahnya pucat juga matanya memerahPada akhirnya ia berduka.
Tak ada senyum yang menghiasi bibirnya
Rintih perih ternyata mulai menerpa
Membawanya pada raga yang tak berdayaNyatanya pilu itu membuatnya membisu.
Rasanya luka itu membawanya pada kepedihan tiada tara
Dan ujungnya duka itu membuatnya menderita