#No More Dream

31 2 0
                                    

"ini minum kopimu"

Hari demi hari jihan lewati dengan penuh semangat, dia tak pernah mengeluh sedikit pun rasa kesulitannya.jihan pun menantap pada seseorang yang memberikannya segelas kopi itu.

"Gomawo"gumamnya dan mengambil gelas itu yang berada dimeja.tak disangka jihan sudah berkerja lama dicafe ini bersama dengan sahabatnya itu yang selalu ada untuknya. Jihan pun menatap langit-langit dan mulai memikirkan sesuatu, entah apa yang dia pikirkan.

"apakah kau masih bermimpi untuk bertemu idolmu itu?"tanya sang sahabat yang coba untuk memecahkan keheningan diantara mereka,jihan pun sadar dari lamunannya itu dan menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu."tentu saja aku masih ingin bertemu mereka, tidak ada yang bisa menghentikan seorang fangirl untuk bertemu dengan idolnya. seojun, bahkan jika itu heters sekali pun"ucap jihan dengan begitu yakinnya jika dia bisa bertemu dengan idolnya.

Jihan teringgat dengan remaja-remaja yang masih sekolah itu tadi dicafe mereka menceritakan tentang idol mereka masing-masing bagaimana dari salah satu mereka bisa bertemu dengan idol mereka dan bagaimana sang idol memperlakukan mereka ketika bertemu diacara fansigh. Jihan begitu iri dengan mereka,dari dulu jihan tak pernah bertemu dengan idolnya karna sang ayah tak memiliki uang yang cukup untuk mengantar jihan pada idolnya.

Jihan pun meneguk kopi yang diberi sahabatnya itu, tiba-tiba ponsel yang berada disaku celana jihan berbunyi

Drttt Drtt Drttt

Jihan pun mengambil ponselnya dari saku celana dan jihan masih melihat keponselnya tidak tercantung nama dalam ponselnya itu, jihan pun tanpa ragu mengangkat telfon tersebut

"Halo? Anda siapa?"tanyanya sopan

Dari sebrang sana jihan nampak tak asing dengan suara itu

"Noona ini aku Jihoon adikmu"

"Ada apa kau menelfon diwaktu sekolah?, dan ponsel siapa yang kau pakai itu?" tanya jihan yang nada seketika berubah

Jihoon sendiri masih terdiam disana, lalu dia tak berfikir lama dan mengatakannya pada jihan

"Noona aku lupa tadi mengatakan padamu untuk membayar uang untuk bayaran ujianku pertengahan semester ini, maaf aku tadi lupa mengatakannya padamu ketika aku berada dirumah."ucap sang adik dengan sangat pelan dan bertele-tele,dia tahu jika kakaknya itu akan marah sebentar lagi

"Yakk...kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi, tahu itu kan kuberikan. kau ini menyusahkan sekali, baiklah akan ku kasih besok padamu"ucap jihan dengan meninggikan nada bicaranya

Jihoon sudah menyangka jika kakaknya akan sedikit emosi padanya tapi jihoon tahu jika kakaknya itu sangat menyanyaginya hanya saja dia akan memarahinya terlebih dahulu

"Tapi noona, kata kepala sekolah sekarang pembayaran terakhir atau tidak aku takkan dibolehkan ikut ujian bulan depan"

Jihan terkejut akan apa yang dikatakan adiknya itu. Apa jadinya, jihan telah mensekolah adiknya itu disekolahan termahal hanya untuk pendidikannya saja jihan tak masalah dengan seberapa mahal pembayaran sekolah itu yang dia pentingkan hanya pendidikan adiknya itu berjalan lancar sampai universitas nanti.

"hah! Kenapa kau tak mengata-"

"tunggu dulu jangan marah, Sebenarnya aku ingin mengatakan ini dari lama pada noona, hanya saja aku mengerti kondisi keuang yang kau miliki. Kau harus membayar biaya perobatan nenek belum juga dengan biaya uang sekolah jiyeon yang baru saja kau bayar tempo hari, makanya itu aku coba kerja sendiri dan menghasilkan uang untuk aku bayarkan pada sekolah dan tidak ingin membuat kau kesulitan tapi ternyata uangnya tidak cukup."

True ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang