I : Lucky Star

365 47 16
                                    

A life that flows gently and easily--zenzen

Di dalam benak Hinata.

Sebuah potongan kisah kecil hidupnya dapat di logikan dengan deretan jabaran persamaan berikut:

Dunia penulis dongeng manis anak-anak yang penuh cahaya ≠ Dunia para bintang kegelapan rocker...

Ia adalah si penulis dongeng penuh cahaya...

Sasuke Uchiha adalah sang rockstar kegelapan...

(Sasuke ≠ Hinata) = nonsense = 0.

Namun dalam hidup tak semua hal berjalan sesuai logika, tentu semua bisa terjadi, mungkin berkat kebaikan hati Hinata, atau mungkin karena jasa nya di kehidupan sebelum nya, hingga persamaan tersebut bergeser menjadi sedikit terpelintir.

Hinata si pendongeng yang suka menulis...

Sasuke si rockstar ternyata suka membaca...

Hinata suka menulis dongeng anak-anak...

Dan Sasuke suka membaca—dongeng—anak—anak...

Jika Seorang Rock star = Penyuka dongeng, maka????

Pfft..

Aneh?

Jelas aneh, Hinata pun tak habis pikir seorang rockstar bertampang dingin semacam Sasuke Uchiha yang terbiasa berteriak di panggung besar dengan aksi sok cool, punya rahasia besar sebagai penggemar berat cerita dongeng anak semacam petualangan sekelas Wine de pooh serta cerita Happy-ever-after antara pangeran dan putri cantik di usia nya yang bukan lagi anak-anak, ia terlalu tua untuk itu.

Hinata si penulis baik hati, pencipta maha karya tersebut tak habis pikir bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Dunia memang benar-benar adil.

Seadil dirinya yang seorang penulis miskin tertiban durian runtuh bisa menggaet si rockstar tampan tersebut menjadi kekasihnya.

Ya kan Hinata?

Your dumn lucky girl...

.

.

"Suke—

"Sasuke—

"Sasuke-kun---

Wanita bersurai gelap memelas, berusaha membangunkan pria yang sedari tadi bergelung di atas sofa, di tutupi dengan selimut tua lusuh berwarna keabuan.

"Hn."

"Bangu—nn."

Wanita itu Hinata, menciut dengan wajah suram yang di pajang Sasuke ketika bangun, walaupun sudah sering bersama selama beberapa bulan, Hinata masih tak berbiasa dengan segala sikap dan tindak-tanduk Sasuke, pria di depannya ini aneh, suka seenaknya, moodie, dan suka mejelaskan segala hal dengan dua kata super pendek yang sulit di artikan oleh orang se-introvert Hinata.

Hinata memasang wajah bigung dengan kadar terintimiasi yang mendominasi.

"Hn?", "ap-a?" Hinata balik melontarkan dua kalimat konsonan Sasuke plus dengan kata tanya.

Sasuke tersenyum samar, terlihat dari ujung bibirnya yang naik ke atas.

Ia bangkit dari sofa, dan menyusul Hinata duduk di lantai, tepat di depan meja persegi kayu yang sedang di jajah oleh banyak buku dan leptop tua.

"Tidak ada."

Satu kalimat Sasuke membungkam seluruh pembicaraan, Hinata diam dalam kebingungan, ingin hati mengembangkan pembicaraan mereka agar tidak terlalu pendek, namun ia sungkan, perkara menjalin hubungan sosial memang kelemahan terbesarnya.

LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang