PROLOG

16 1 0
                                    

Senja,dimana sang Helios meninggalkan bumi secara perlahan.

Tibalah malam, datanglah kegelapan.

Semua makhluk di atas negeri ini mulai terpejam.

Berlindung di balik untaian benang.

Namun,bagaimana aku bisa memejamkan mata?

Jika,sang Artemis bersinar menghiasi langit malam.

Artemis tak pernah sendiri,ia selalu bersama beribu pasukan.

Aku menyebut mereka sebagai Orion,orang awam menyebutnya sebagai bintang.



"Jadilah Romeo-ku!",Elena kecil mengulurkan tangan-nya kearah anak lelaki berambut putih yang sedari tadi terdiam.

Anak lelaki itu berdiri membelakangi Elena,menoleh kearah-nya pun tidak.Kedua mata-nya menatap lurus ke dalam hutan yang gelap dan sunyi.Sinar mentari pun tidak dapat menembus apalagi menyentuh tubuhnya.Pepohonan menghitam dan kegelapan yang tampak abadi.Tidak ada keindahan di dalam hutan itu,namun si anak lelaki berambut putih tak pernah mengalihkan pandangan-nya sedikitpun.

Kedua malaikat mungil itu berdiri terpisah diantara cahaya dan bayangan.Elena berada di batas sebuah hutan yang dipenuhi pepohonan dengan daun-daun hijau.Sinar mentari dengan lembut menyentuh pucuk dedaunan .Membuat dedaunan itu tak lagi hanya berwarna hijau,namun ditambah dengan balutan sinar jingga.

Elena Heliodora seorang gadis kecil keturunan bangsawan Helios,berdiri di bawah cahaya mentari.Rambut pirang-nya menimbulkan pantulan berwarna emas,terkena sinar.Sepanjang helai rambutnya melambai tertiup angin.Mata cokelat keemasan-nya berkilat-kilat indah.Ia masih diam di sana,menunggu respon dari anak lelaki itu.

Anak lelaki itu menoleh sedikit.Menunjukan warna pupil mata-nya yang berwarna biru permata,bersinar di balik gelap.Kulitnya putih pucat,rambutnya seputih susu dan bibirnya berwarna merah muda.Ia tampak seperti boneka yang hidup.Anak lelaki itu kemudian membuka mulut-nya,

" ─Artemis adalah kutukan bagi Helios",rambut anak lelaki itu berkibar tertiup angin kencang.

Ia tiba-tiba berlari masuk ke dalam hutan yang gelap itu.Perlahan tubuh-nya menghilang ditelan kegelapan.Kata itu mungkin adalah kata terakhir untuk Elena sebelum ia pergi.

Elena hanya bisa terpaku sembari menggenggam tangan-nya sendiri.Air mata perlahan menetes ketika si anak lelaki tak lagi terlihat.Suara ataupun wajahnya menghilang.Andai saja Elena tahu momen ini adalah sebuah perpisahan,ia akan mengucapkan kata-kata yang indah.

"Jangan pergi!",Elena terjatuh dan terduduk.Air mata mengalir deras membasahi pipi-nya.

Andai aku bisa menjadi salah satu Orion-nya,akan ku berikan cahaya terindah.

Autumn FlakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang