Rasa Penasaran

2 1 0
                                    

Semuanya berawal dari rasa ingin tahu.
Tapi lama-lama rasa itu berubah menjadi rasa ingin memilili.

Bruk!

"Ck!" Gerutu Asha. Ia menabrak dada bidang seorang laki-laki hingga terjatuh ke lantai koridor. Pagi-pagi udah sial aja.

Tiba tiba sebuah tangan besar terulur kedepan wajahnya. Lelaki itu berniat membantunya, namun Asha memilih mengabaikannya, tanpa berkata apapun ia bangun lalu melenggang pergi menuju kelasnya.

"Eh eh tunggu dulu dong, maen leos aja kaya uler kadal." seru lelaki itu.

ia mengejar Asha, berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Asha.

Sedikit lagi Asha sampai ke depan kelasnya, namun dihadang oleh tangan lelaki itu. Asha menghela nafasnya.

"Apa?" Ucap Asha dengan nada dingin dan sedikit ketus.

"Ini buku lo jatoh tadi, gue juga mau minta maaf tadi nabrak lo." ah ternyata lelaki itu berniat mengembalikan buku Asha dan meminta maaf

"Ya. thanks" ucap Asha sambil mengambil buku tersebut.

Ia berniat melanjutkan langkahnya lagi, tapi ditahan kembali oleh lelaki itu.

"Gue Erza, XI IPA 3." ucap Erza sambil mengulurkan tanggannya. Asha memutar bola mata malas. Buang-buang waktu saja.

"Asha XI IPA 1." ucap Asha tanpa menghiraukan uluran tangan tersebut. Dengan cepat ia menepis tangan Erza dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Yah diabaikan lagi, sabar ya zaaaa....

Erza mematung kaget dengan apa yang terjadi saat itu. Baru kali ini dia diabaikan oleh seorang gadis. Biasanya ia dikerubungi para gadis, tapi kali ini...

Aneh sekali pikirnya, apa ada yang salah dengan wajahnya atau ada yang aneh dengan penampilannya. Ia melenggang pergi menuju toilet, berniat mengecek penampilannya.

"Ah ga ada yang aneh kok. Gue masih ganteng, penampilan gue juga badai, apanya yang salah ya?." Ucap Erza pada pantulan dirinya.

"Oh gue tau! mata dia ngeblur kali ya? Atau gak dia minus? .... ah bodo pokoknya gua ganteng, emang dianya aja yang aneh, cowo secakep gue kok diabaikan." ia berbicara pada diri sendiri, berusaha meyakinkan bahwa tidak ada yang aneh pada dirinya, melainkan gadis itu yang aneh.

Sedangkan di lain tempat, Asha sedang tertidur di mejanya dengan telinga disumpal headset.
Ia duduk sendirian, tepatnya ia tidak mempunyai teman sebangku. tidak terlalu masalah baginya, lagi pula Asha tidak terlalu membutuhkannya.

20 menit ia tertidur, ucup teman kelasnya yang paling akrab dengan Asha membangunkannya dengan melempar gulungan kertas. Asha membuka mata dan bertanya "apa?".

"Bu Aca udah datang Sha." Kata ucup berbisik dari kejauhan.

Setelah melihat apa yang ucup katakan, ia pun membenarkan posisi duduknya, dan merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian ibu beri tugas ya, kebetulan ibu sedang ada acara, jadi dengan terpaksa ibu hanya datang ke kelas untuk absen saja, tugasnya halaman 156 bagian A sampai F ya. Ucup tolong nanti kumpulkan tugasnya ke meja ibu ya" kata bu Aca panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang