❦ʙʟɪɴᴅ ᴅᴀᴛᴇ❦

2K 145 33
                                    

"Sehun, nanti jangan lupa di Livro Coffe jam tujuh malam. Jangan lupa ingat!"
Sehun memutar bola mata jengah. Belum cukup semalam dari ia baru pulang kerja sudah di beri wejangan, sampai pagi hendak berangkat kerja juga ibunya tak lelah mengingatkan.

"Ia maaa..... Sehun ingat kok. Kan belum pikun ini, jadi mama tenang saja"

"Ngak mau tau pokoknya kali ini harus berhasil loh Hun. Kamu usaha pokoknya, ini calonnya udah yang paling baik dari yang pernah mama tawarin loh" Nyonya Oh berkacak pinggang.

"Hm hm" Sehun meminum susunya tenang. Tak perduli raut ibunya yang terlihat cemas.

"Kalo ini gak berhasil juga kita ke dukun"

"UHUK!" Sehun sukses tersendak susunya.

"Mama apaan sih! Ngapain ke dukun coba? Mama saking putus asanya mau nikahin Sehun ke mbah dukunnya ya? Gak mau!"

Nyonya Oh menghela napas.
"Siapa juga yang mau punya menantu dukun? Kita ke dukun tuh mau buang sial. Ini udah kencan buta yang 20 kali loh Hun, kalo gagal juga kayaknya kamu ditempelin hantu makanya gak laku - laku"

Sehun cemberut. Tega sekali ibunya berkata ia ketempelan hantu.

"Kamu yang sopan, jangan keliatan bar - barnya. Dia anaknya baik kok mama udah pernah ketemu"

"Hmmmm.... Yaudah, Sehun berangkat ya mah dah" Lalu Sehun pergi setelah membubuhkan satu kecupan kecil di pipi sang ibu.

Nanti malam rencananya ia memang akan melakukan kencan buta.
Di usianya yang nyaris 26 tahun Sehun sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun.
Alasan mengapa ibunya rajin sekali merancang kencan buta untuknya. Total sudah 19 kali Sehun melakukan kencan buta dan nanti malam adalah yang kedua puluh kalinya. Pada dasarnya Sehun memang pemalu dan cukup pendiam. Selain itu, selalu saja ada ketidak cocokan dengan pasangan kencannya terdahulu. Sehingga semuanya gagal.

Sehun sebenarnya tidak terlalu perduli dengan hubungan asmara, pekerjaannya sebagai editor disalah satu perusahaan percetakan sudah cukup menguras waktu dan tenaganya selama ini.
Ibunya saja yang terlalu uring - uringan melihat gaya hidup Sehun.

Takut Sehun terlalu nyaman sendiri dan tak kunjung berumah tangga sampai tua katanya.

Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh saat Sehun membereskan pekerjaannya dan hendak berangkat menuju tempat yang diperintahkan ibunya. Ia sengaja menyelesaikan pekerjaannya lebih awal agar tidak terlambat. Takut ibunya mengamuk.

"Ah, Sehun, bisa tolong periksa ini sebentar, aku harus ke bagian percetakan. Minta tolong sekali ya? Terimakasih" Sehun melotot saat rekan kerjanya, Jung Heoseok menyerahkan setumpuk naskah lalu melenggang pergi dengan seenak jidatnya.

Padahal tempat yang dikatakan ibunya itu cukup jauh dari tempat kerjanya. Sehun meringis, bisa telat ia kalau begini.




"Nah"
Sehun menyerahkan naskah yang sudah ia periksa pada Heoseok dengan wajah masam saat pria itu baru saja kembali.

Heoseok meringis.
"Duh, jangan marah ok? Lain kali kutraktir deh" Ucapnya merasa bersalah.

"Memangnya mau kemana sudah mau pulang?"

"Aku ada kencan buta malam ini"

"Eh? Kalau begitu sana cepat pergi. Nanti telat" Heoseok mendorongnya pelan. Bertingkah seolah Sehun yang sengaja berlama - lama.
Membuat Sehun meradang. Ia sudah telat dari tadi omong - omong.

Sehun melangkah memasuki kafe dengan langkah terburu. Ia terlambat total selama 30 menit. Bila sudah selama ini, seperti pengalaman yang dulu - dulu teman kencannya pasti sudah pergi karena kesal.

Kaihun's Oneshot CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang