Terimakasih Masa Lalu
Semenjak waktu itu, aku sangat bersyukur kepada egois ku sendiri, kepada nafsu yang susah
berhenti, meski itu sebuah kesalahan,
Tak mengapa untuk aku pelajari.
Karena bagiku kesalahan adalah sebuah ilmu jati diri.Aku belajar begitu banyak mengenai itu, tentang perasaan yang tak harus dibalaskan meski terlanjur mengharapkan.
Tentang senyum yang harus selalu dikembangkan meski tidak pernah dipuaskan. dan tentang menunggu yang tak harus di buru-buru meski telah lama dimakan waktu.Kenangan itu memang membuatku di ombang-ambing rindu, sesekali ia menjelma menjadi angan-angan di dalam mimpi malam, pernah juga menjadi roh setan yang menyeramkan.
Saat aku sedang di terpa-terpa kesunyian, ia datang menyelinap berjinjak-jinjak masuk perlahan ke dalam pikiran, mengendalikan semuanya hingga aku hilang kesadaran, sungguh sangat menjengkelkan, aku dibunuh rindu ku sendiri tuhan.
Dua tiga empat setengah tahun habis sudah waktu ku dilahab habis semua itu, dan kemarin dari kemarinnya aku menemukan titik terang di ruang dimensi yang telah lama kelam hitam, tepat di penghujung sudut itu, celah sinar menyelinap menembus menunjukan dunia baru, aku menghampirinya dan berteduh dibawah silau itu.
Ada suatu hal yang sangat luar biasa, suatu yang membuat detak jantungku stabil lagi, suatu yang menghapus luka-luka di hati menjadi hilang tanpa tanpa bekas, dan suatu yang menghidupkan nyawa dari seribu tahun telah mati.
Didunia baru..
Aku berguru kepada masa lalu,
Tentang memiliku tanpa harus melukai.
Dan tentang mengharapkan tanpa harus memaksakan,Aku dewasa oleh derita,
Menjadi sederhana yang mulai sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENI MELUKAI DAN DILUKAI - Indievidualistic
RomanceBacalah saat dirimu sedang terluka!