Jam istirahat, dilain tempat...
"Elynnnnnnn" Teriak keezie saat ngeliat sahabatnya yang abis dihukum itu duduk di pinggir lapangan
"Apaan dah teriak teriak, diliatin sama semua orang tuh!!!" Judes Tasha
"Yaudah sih orang gua cuman improvisasi"
"Bahasa luh ketinggian ngak sesuai sama otak luh kezz"
"Tau ah!!" Kesel keezieDi pinggir lapangan Elyn sudah mendengar teriakan Keezie tetapi enggan untuk membalasnya karena dia masih ngos-ngosan abis lari 10kali keliling lapangan yang gedenya naudzubillah..
"Hoi sini, cepet! kita ke kantin, lo pada mau gue mati dihidrasi disini" Teriak Elyn yang otomatis membuat 2Sahabatnya itu berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan sahabatnya yang lebay itu.
"Maap lynn, yuk kita ke kantin! gua juga udah lapar nih dari tadi sebelum loh harus di hukum sekarang" Polos sungguh polos perkataan keezie ini.. yang di iyain ajah sama kedua sahabatnya.Kantin sekolah..
Sesampainya dikantin mereka bertiga bingung harus duduk dimana saat melihat kantin saat jam pertama memang padet seperti jalanan ibu kota disiang ini..
"Yahh full lagi, gua lapar banget nihh!!" Keluh keezie
"Gua lapar, gua ngak lebay amat kayak luh kez" Timpal Tasha
"Udah sih, kalian pada ribut aja!!" Tegas Elyn yang memang dari dulu selalu menjadi pelerai antara Keezie dan TashaSaat setelah mengambil nampan, dan mencari meja kosong, Mata Elyn tiba tiba tertuju pada Meja yang dihuni Oleh dua manusia, YAH! Marvin dan Devian.
Sebelumnya, memang Devian dan Elyn DKK sudah kenal karena satu ekskul pilihan, jadi wajar wajar saja.."Kita duduk sama devian aja, nebeng, sekalian kenalan sama temennya yang cogan itu.." Bisik keezie yang membuyarkan pandangan Elyn
"Yaudah ayo!"Sesampainya di meja devian..
"Dev!!!" Sapa Elyn
"Eh elyn, Napa lyn? tumben nyamperin gue, biasanya aja luh jual mahal" Respon devian
"Maap yeh gua lagi datang pas butuh nih, gua bareng si kutukupret dua ini mau nebeng meja makan luh, boleh kan, boleh yah, laperni gue abis di hukum lagi" Keluh elyn yang dibuat buat untuk membuat devian luluh, dan takdir baik berpihak pada elyn, devian setuju!
Tetapi, saat Elyn dan Devian berbincang tentang nebeng menebeng, Marvin menyimak dalam diam, awalnya dia tidak setuju karena dia tau ketenangannya akan terusik kali ini, karena dengan modal PD Marvin mengira Elyn akan menggodanya, Ternyata dugaannya benar, BENAR BENAR SALAH!!!"Elyn, kenalin temen gue satu satunya, manusia dari kutub utara yang dinginnya melebihi es batu, Marvin Jansen!" Bacotan Devian demi mencairkan suasana.
Seketika saat itu keadaan malah semakin canggung, dengan perasaan campur aduk, Marvin mengulurkan tangan yang sontak membuat Devian kagettt, Secara baru kali ini temennya yang cuek ini mau berkenalan dengan cewek..
"Marven!" Ucap marven sambil mengulurkan tangannya.
"Hai, Gua Novelyn Erithia, salam kenal, panggil Elyn aja boleh biar ngak kaku lidahnya" Ngoceh elyn sambil menjabat tangan Marven, tanpa mereka ketahui Secara tidak jelas bahkan manusia alien pun tak melihat, MARVIN tersenyum tipis."Aneh, tapi unik, mampu membuat gua menjadi berbeda seketika" Ucap marvin dalam hati...
"Loh ngak mau kenal sama gua gitu?" Ucap keezie yang diberikan tatapan sinis Oleh Tasha, benar benar tidak mengerti kondisi.
"Loh udah kenal dia kali, dianya aja yang kenal loh!" Timpal Devian, yang membuat semuanya tertawa, TERKECUALI Marvin.Waktu berlalu begitu saja, dan saat selesai makan bertepatan Bel masuk berbunyi..
"Makasih yah, jumpa lagi bro bro!" Ucap Elyn dengan santai yang dibalas anggukan oleh dua manusia itu.
"Dahhh kalian berdua" Timpal Keezie yang membuat Tashaa geleng geleng kepala.Mereka bertiga menuju kelas lebih awal karena berhubung jam pelajaran bhs inggris dan pelajaran itu sangat sangat disukai Oleh 3 kutukupret itu..
Tetapi tanpa temannya ketahui,....
Hai gais, maaf mimin telat ngepost!
Gimana lanjutan ceritanya?
Jangan lupa vote+komen yah gais, buat mimin jadi lebih semangat untuk ngepost next partnya 🌼
Selamat menikmati❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Short StoryKisah ini menceritakan cerita cinta dan masa remaja Novelyn Eritha Dengan Marvin Jansen Pertemuan pertama yang awalnya membuat mereka biasa saja tetapi merasa saling terhubung Perbedaan Mereka yang menakdirkan mereka untuk bersatu Kadang takdir s...