PROLOG

89 8 2
                                    

Halo readers😀

Selamat datang di cerita MITAMORFOSIS.
Semoga kalian suka ya sama cerita ini. Cerita ini merupakan cerita pertama aku, karena aku adalah penulis pemula. Kalo ada typo atau kesalahan penulisan mohon dimaklumi ya. Bisa kasih masukan di kolom komen biar kita saling belajar dan berbagi ilmu.😊



~Selamat membaca~

Upacara bendera. Bagi sebagian siswa itu adalah kata keramat, dimana para siswa akan dibariskan di tengah lapangan dalam keadaan berdiri selama beberapa saat. Padahal kegiatan rutin setiap hari senin tersebut bisa dikatakan sakral karena kita dapat mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi memperjuangkan bangsa ini. Contohnya seperti di SMA Nusantara. Banyak siswa yang beralasan panas, capek, dan yang paling banyak yaitu karena mereka bosan mendengar amanat kepala sekolah yang panjangnya seperti jalan tol.

Kantin dan atap sekolah adalah tempat yang sering dijadikan markas oleh anak-anak yang sering bolos pelajaran dan tidak mengikuti upacara. Letak kantin yang jauh dari kantor serta jarang terpantau oleh guru menjadi berkah tersendiri bagi murid yang bisa dikatakan berandalan.

Salah satunya Mita, cewek tomboy yang ogah-ogahan kalo disuruh sekolah. Walaupun Mita termasuk murid berandal, tetapi dia pintar lo. Mita bahkan pernah juara 1 olimpiade sains se-Yogyakarta, hal itulah yang membuat dia jadi murid kesayangan para guru. Di kantin bukan hanya dirinya saja tetapi banyak murid lain yang bahkan sudah duduk di kursi kantin dengan geng masing-masing.

Geng yang paling terkenal di sekolahnya yaitu ROCKHOLIC, geng yang berisi cowok-cowok berandal atau bisa dikatakan badboy. Postur tubuh mereka yang besar-besar dan tinggi memang sangat cocok dengan hobi mereka, yaitu tawuran dengan SMA sebelah. Jaket kulit hitam dengan logo geng ROCKHOLIC di bagian dada menjadi pakaian kebesaran mereka.

***

Upacara telah selesai. Semua murid segera membubarkan diri untuk kembali ke kelas masing-masing atau pergi ke kantin untuk mengisi tenaga setelah berdiri cukup lama.

"Woy Mit!" Panggil Resti dan Umi bersamaan.

"Lo nggak ikut upacara lagi?" Tanya Resti.

"Nggak, capek gue berdiri terus." Resti dan Umi menghela nafas mendengar jawaban Mita. Mereka terlampau biasa dengan sikap Mita yang satu ini.

Resti dan Umi adalah sahabat Mita sejak di SMP, mereka selalu ada satu sama lain saat diantara mereka ada yang membutuhkan. Mita beruntung memiliki sahabat yang ceria seperti Resti serta, Umi cewek berhijab yang selalu menasehati kedua temannya agar selalu berada di jalan yang benar.

"Yaudah yuk ke kelas!" Ajak Umi.

"Sebentar, gue bayar dulu." Mita pun menghampiri meja kasir.

"Berapa bu?"

"Dua puluh neng."

"Nih bu," Mita menyodorkan uang pas.

"Makasih neng."

"Iya."

"Yuk guys!"

"Berangkat..." seru Resti ala sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

Mereka berjalan melalui koridor sekolah untuk menuju ke kelas mereka. Suasana koridor cukup ramai karena anak-anak belum masuk ke kelas masing-masing, ada yang sedang bergosip ria, menggoda adik kelas, dan lain sebagainya. Kelas mereka berada di lantai 3 khusus untuk kelas XII. Yah, mereka sudah kelas XII tepatnya kelas XII IPA 1, kelas unggulan di SMA Merah Putih. Dimana tempatnya orang-orang cerdas dengan bakat masing-masing.

"Eh Mit, tadi ada anak baru loh. Cowok bule lagi, katanya sih blasteran Indo-Jerman," ^celetuk Resti yang membuat jalan mereka berhenti.

"Ah masa bodo, mau cowok bule lah, oppa-oppa Korea lah, gue nggak peduli." Ketus Mita.

"Ya Allah Mit ,sekali-kali kek lo kalo ada yang bening suka gitu. Kan bisa buat cuci mata, kalo bisa ya digebet. Iya nggak?" Umi yang alim pun jadi ikutan.

"Udah ah jalan lagi, nggak usah dibahas lagi!"

Mita tidak lagi percaya sama yang namanya cowok juga cinta. Hati dia udah tertutup rapat-rapat. Rasa sakit hati dari penghianatan yang dulu dirasanya belum juga hilang. Kisah cinta Mita memang tak berjalan baik. Pria yang sangat dipujanya dulu dengan mudahnya pergi dengan wanita lain disaat hari jadi mereka berdua. Mita yang merasa begitu hancur seperti kehilangan jiwanya bahkan ia sempat ingin bunuh diri. Keluarga serta kedua sahabatnyalah yang membuat Mita bangkit lagi dari keterpurukannya, walaupun sikapnya menjadi berubah. Menjadi cewek yang tomboy dan sedikit urakan, itulah Mita yang sekarang.

Saat mereka sedang berjalan melewati pintu ruangan kepala sekolah tiba-tiba terjadi hal yang tidak diduga.

Dugh...

"Aduh..." seru Mita karena jidat antiknya yang berbenturan dengan sesuatu yang keras.

"Oh sorry." Mendengar suara berat seorang cowok membuat Mita mendongakkan kepalanya dan yang ia lihat yaitu dada bidang seorang cowok tinggi berkulit putih bersih, rahang tegas yang begitu kokoh, rambut yang sedikit berantakan dan disisir kebelakang, serta mata coklatnya yang bersinar terkena cahaya mentari. Membuat Mita tak berkedip selama beberapa saat, dia sedikit kagum dengan apa yang dia liat. Mulut Resti dan Umi menganga melihat orang yang baru saja mereka bicarakan ada di depan mereka.

"Alex!" Teriak kedua sahabat Mita.

Setelah Mita tersadar dari rasa terkejutnya dia segera mundur beberapa langkah untuk menjauh dari cowok tersebut dan kemudian memakinya.

"Lo tuh ya, kalo jalan pake mata dong, asal tabrak-tabrak aja!" Kesal Mita.

"Maaf gue nggak sengaja, jugaan lo pendek jadi nggak kelihatan tadi," balas Alex dengan logat agak ke barat-baratan dan sedikit ragu pasalnya dari tadi mata Mita melotot ke arahnya.

"Apa lo bilang? Gue pendek? Lo tuh yang kayak tiang listrik." Mita sangat kesal dengan apa yang dikatakan cowok blasteran itu, sehingga ia langsung pergi begitu saja setelah menyemprot Alex dengan kata-katanya.

Resti dan Umi yang melihat Mita pergi pun segera berlari mengejar Mita yang belum jauh itu.

Sementara itu, Alex hanya mematung ditempat.

"Nak Alex?"

"Ah iya bu, maaf." Sesalnya karena melupakan keberadaan sang guru.

"Mari saya antar ke kelas."

"Iya bu."

***

Mita telah sampai di kelas. Melihat ruangan kelas yang sudah ramai itu. Mita berjalan menuju ke tempat duduknya dan mendudukan diri di sana. Setelah Mita duduk, Resti dan Umi muncul dari pintu kelas dengan nafas yang tidak beraturan. Mereka pun duduk di kursi yang ada di depan Mita.

"Gila lo Mit, jalannya kek kereta aja. Capek kita ngejar lo." Umi berkata sambil mengatur nafasnya.

"Gue nggak nyuruh kalian ngejar gue!" Khetus Mita.

"Huft... terserah deh," lelah Resti.

Tiba-tiba seorang guru masuk ke dalam kelas dengan seseorang yang menunggu di luar kelas.

"Pagi anak-anak..."

"Pagi bu..."

"Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Jerman. Alex silahkan masuk!" Ucap bu Toyimah guru biologi sekaligus wali kelas XII IPA 1.

Pintu kelas pun perlahan terbuka dan memperlihatkan cowok putih tinggi.

"Elo...!"

Teriak Mita.


~Bersambung~

Itu dia prolognya kalo penasaran bisa ditambahkan dikoleksi reading list kalian ya. Cerita MITAMORFOSIS ini bakal slow update ya.

Jangan lupa vote dan komen jika kalian suka sama ceritanya. Karena itu akan menambah semangat author

Terima kasih,
Sampai jumpa....

















MITAMORFOSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang