Prolog

25 1 0
                                    

Masa Orientasi Siswa selalu menjadi ajang tradisi setiap tahunnya untuk menyambut murid baru pada tahun ajaran baru. Berbagai macam kegiatan dan acara sudah dipersiapkan oleh para panitia yang diperuntukan kepada para murid baru. Seperti adanya upacara penyambutan dan acara penutupan. Banyak peraturan yang sudah disiapkan juga, seperti mengikat rambut menjadi dua dengan pita merah putih bagi yang perempuan dan ikat kepala merah putih bagi laki-laki. Bahkan membawa benda sekaligus makanan yang penuh teka-teki dan bagi siapapun yang salah atau tidak membawa tentu akan mendapatkan hukuman.

Ribet. Itulah tanggapan Zara Amadea salah satu murid baru saat melihat barang-barang yang dia bawa pagi ini. Tas yang terbuat dari kardus bekas minuman yang dilapisi ornamen warna merah, name tag berukuran 20 cm x 15 cm bertuliskan nama kelompok beserta identitasnya. Ditambah lagi dengan rambut yang diikat dua dengan pita merah putih bertengger disetiap ikatannya.

"Zara."

Seorang gadis memanggilnya dari seberang dimana dia duduk dan mulai mendekatinya. Dia sedang duduk di bangku beton yang terdapat di setiap sisi lapangan.

"Aku pikir kamu belum dateng, Ra."

Zara tersenyum dan menggeser barang-barang dari sisinya agar temannya itu bisa duduk.

"Yaampun Adela, ngomong-ngomong warna barang-barang kamu kok gini.."

"Kamu tahu kan kalau aku ngga suka sama warna ini, rasanya seperti kena karma." Keluh gadis bernama Adela tersebut.

Zara tertawa melihat raut wajah kesal temannya itu. Dan mengambil tas serta name tag berwarna pink yang mencolok. Dia tertawa, Adela itu gadis yang sedikit tomboy yang sangat anti dengan warna seperti itu tentu saja membuatnya terlihat sangat-sangat lucu. Sedari tadi Adela bahkan enggan memakainya dan cenderung meenjauhkan barang-barang tersebut seolah-olah membuat alergy. Dasar.

Pemberitahuan bahwa upacara pembukaan masa orientasi siswa akan segera dimulai telah dikumandangkan. Semua murid mulai berhamburan menuju lapangan upacara dan tidak lupa memakai atribut yang telah dibawa.

Zara berjalan menuju barisan kelompoknya begitupun dengan Adela yang berbeda kelompok dengannya. Saat tiba, kelompoknya sudah rapi berbaris dan dia mengambil barisan paling belakang. Zara sendirian, hingga seseorang datang dan langsung mengambil barisan tepat di sampingnya.

Zara melirik lewat sudut mata kirinya untuk melihat siapa yang berada di sampingnya. Seorang laki-laki berperawakan tinggi. Itu saja yang dia tahu. Namun, satu hal yang membuat Zara mulai merasa risih adalah dia merasa bahwa laki-laki tersebut terus saja menatapnya. Zara tetap diam membiarkan hal tersebut hingga sebuah kalimat keluar dari mulut laki-laki itu.

"Apa kabar Zara?"

Zara mengerutkan dahinya dan mulai berpikir kalau laki-laki itu pasti mau SKSD. Mungkin kebetulan juga sudah melihat namanya di name tag. Tapi, Suaranya...

Zara menoleh perlahan dan terkejut tatkala melihat siapa sosok laki-laki tersebut.

Laki-laki itu tersenyum manis. "Hai, Akhirnya kita ketemu lagi, Zara."

****

Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang