Pertama

27 1 0
                                    

"Aku nggak pernah menyangka kalau kita bakal bertemu di sini."

Zara melirik sekilas, dia sedang berdiri dan bersandar pada dinding pembatas di depan kelasnya sambil membaca sebuah buku. Seorang laki-laki berdiri di depannya dan bersandar pada tembok di samping pintu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana seragam sekolahnya.

"Mungkinkah takdir?"

Zara mendengus. "Takdir? Aku justru lebih merasa kalau kamu sebenarnya memang mencariku, iya kan?"

"Dan akhirnya aku berhasil," Dia berjalan dan berdiri di samping Zara, menatap gadis itu yang juga menatapnya. "Berhentilah sembunyi dan bermain kucing-kucingan mulai sekarang."

Zara membuang muka. "Aku nggak sembunyi kenapa kamu anggap aku kayak gitu."

"Nggak sembunyi? Terus apa maksudnya kamu yang menghilang begitu saja. Semua orang di sekitarmu bungkam seolah kamu pergi jauh. Namun, kenyataannya kamu bahkah masih dekat dengan kita. Bukankah itu artinya kamu berusaha sembunyi karena ingin kita menemukanmu, Zara."

Gadis itu menutup bukunya dan beralih menatap laki-laki di sampingnya. "Aku bahkan nggak pernah mengharapkan itu, Davi. Kamu berpikir terlalu jauh."

"Kita semua khawatir."

Zara berdecak, "Kalau begitu, mulai sekarang berhentilah merasa khawatir."

"Kamu kenapa sih?"

"Kenapa gimana? Nggak ada yang perlu kita bahas lagi. Jadi, berhentilah."

Davi menangkap lengan Zara yang hendak pergi, membuat langkahnya terhenti. "Apa aku nggak boleh tau, bahkan untuk satu alasanpun?"

Zara menghela napasnya malas.

Terdengar suara deheman yang membuat Zara dan Davi menoleh serentak ke arah yang sama. Seorang gadis berambut panjang yang diikat ekor kuda sedang mengamati mereka dari ambang pintu kelas dan melipat tangannya di dada.

"Kalian berdua lagi ngapain sih," Matanya tertuju pada tangan Davi yang masih memegang lengan Zara. "kelihatan mencurigakan."

Zara yang menyadari itu langsung melepas tangan Davi dengan paksa.

"Seperti yang kamu lihat, kita lagi melakukan sesuatu yang serius." Jawab Davi.

"Serius? Di sini?"

Zara berdehem. "Nggak ada sesuatu yang serius, Del. Dia hanya menggangguku kayak biasanya."

Davi menatap Zara tidak terima dan hendak protes namun ucapan Adela lebih dulu menginterupsinya.

"Apa kamu nggak ada kegiatan lain selain ngikutin dan juga gangguin Zara?"

"Nggak ada." Jawab Davi tengil.

Adela berdecak. "Konyol."

Davi mengabaikan Adela dan kembali menatap Zara lekat sebelum kemudian berjalan menjauh.

Zara hanya diam dan menatap punggung laki-laki itu hingga menghilang diantara tangga menuju lantai satu.

"Dia kenapa sih?" Tanya Adela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang