CHAPTHER THREE| Awal dari segalanya.
Didunia ini tidak ada yang namanya sebuah 'kebetulan', maka yakinlah bahwa setiap kejadian yang kita alami ada dalam kekuasaan tuhan.
-LASKAR IS MINE-Cahaya matahari pagi yang cerah membuat gadis yang tengah bergelung dalam selimut, mau tidak mau membuka matanya dengan perlahan-lahan. Kemudian ia menyibakkan selimut yang menghalangi tubuhnya dan bangun dari tidur. Beberapa detik kemudian setelahnya, jam beker yang berada diatas nakas meja berdering kencang. Dengan gesit, tangannya langsung menyambar jam beker tersebut dan langsung mematikannya.
Tok! Tok! Tok!
Tatapannya beralih kearah pintu kamarnya. Tidak berlangsung lama, pintu kamarnya terbuka dari luar dan muncul seorang asisten rumah tangga yang sudah bekerja bertahun-tahun dirumahnya.
"Non Hazel waktunya sekolah," peringat Mbok Nana kepada anak majikannya itu.
Hazel mengangguk pelan,"iya, ini Hazel juga mau mandi."
"Yasudah, bibi keluar ya non. Mau melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai," pamit Mbok Nana dan dibalas anggukan oleh Hazel.
Setelah pintu tertutup kembali, Hazel bangkit dari tempat tidurnya, berjalan menuju pintu lemari mengambil seragam sekolahnya. Setelah itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
30 menit setelahnya, Hazel keluar dari kamar mandi dengan memakai seragam sekolahnya. Ia berjalan menuju ke tempat riasnya, menyisir rambutnya sebentar sebelum akhirnya menguncirnya seperti ekor kuda. Kemudian tangannya mengambil bedak bayi dan mengolesnya ke seluruh permukaan wajahnya. Dirasa selesai, Hazel berjalan keluar dari kamarnya menuju lantai bawah.
"Mama sudah berangkat duluan ya, bi?" tanya Hazel saat sudah duduk disalah satu kursi makan.
Mbok Nana menoleh sambil tersenyum hangat, "iya non, tadi katanya buru-buru soalnya ada pasien yang terkena tembakan dibagian perutnya."
Hazel menganggukkan kepalanya mengerti, ia maklum karena profesi mamanya sebagai dokter bedah. Kemudian Hazel mulai memakan makananya ditemani dengan Mbok Nana yang tengah menyapu.
"Hazel berangkat sekolah, Bi. Assalamualaikum," pamitnya seraya menyalimi tangan Asisten rumah tangga itu.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya, non! Jangan ngebut-ngebut pakai mobilnya," balas Mbok Nana yang dibalas senyuman oleh Hazel. Jangan heran jika Hazel akrab dan sangat dekat dengan Mbok nana karena gadis itu sudah menganggap ART tersebut seperti ibu keduanya.
Mobil yang dikendarainya bergerak cepat melewati jalanan raya yang cukup ramai. Hari ini adalah hari senin, hari yang dibenci oleh sebagian besar anak sekolahan. Dan salah satu dari sebagian besar orang yang membenci hari senin adalah dirinya sendiri.
Yah, Hazel akui ia juga benci dengan hari senin. Kenapa? Alasannya adalah waktu jam masuknya lebih cepat dari biasanya. Benar kan?
Ciit!
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR IS MINE✔
Teen FictionHidup tidak ada yang selancar jalanan komplek. Akan selalu ada rintangan yang datang, berusaha menghalangi tujuan kita. Semua manusia memiliki cerita cinta yang berbeda-beda. Entah berakhir luka? ataupun bahagia? --- JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR SEBEL...