#Pemuja Bintang 1

2 0 0
                                    

Diujung koridor sekolah yang sepi, terlihat seorang gadis yang tengah berjalan sambil bersenandung pelan, ditangannya terdapat sebuah kotak bekal yang selalu dia bawa setiap pagi untuk seseorang yang sepesial di hidupnya. Inilah rutinitas seorang Keysa setiap pagi. Selalu mengantarkan sekotak sarapan yang diletakkan di loker yang bertuliskan Aditama Praksa. Kakak kelas yang berhasil mencuri hari seorang Keysa. Keysa tidak pernah absen untuk mengantar paket sarapan itu, jika dia tidak masuk sekolah papanya yang akan menggantikan rutinitas pagi Keysa itu. Mungkin kalian semua berpikir bagaimana papanya bisa masuk ke sekolah Keysa dengan mudah ? Kenapa papanya bisa mendapat kunci loker Tama ? Jawabannya sungguh mudah dan klise, karena papanya adalah pemilik sekolah di mana Keysa dan Tama sekolah. tentunya Keysa juga dapat kunci loker Tama dari papanya.

Setelah berhasil meletakkan sarapan di loker Tama, Keysa segera menuju ke kelas. Suasana kelas hari ini cukup sepi seperti biasa. Karena Keysa selalu datang pagi sekali agar tidak ada yang mengetahui dia membuka loker Tama. 

Keysa Bukanlah gadis yang mempunyai banyak teman, dia hanyalah seorang gadis pendiam yang menghuni tempat duduk pojok belakang. Hahaha terlihat seperti hantu ya, gadis pemurung yang terlihat aneh oleh teman-temannya tanpa mereka sadari gadis aneh tersebut menyimpan banyak luka dan kepahitan di hidupnya.  cukup lama Keysa melamun hingga terdengar bel berbunyi menandakan kelas akan segera dimulai. Tidak berselang lama, guru IPS yang identik dengan dongengnya memasuki kelas. Kelas sangat hening sekarang, rupanya Pak Danuri telah memulai dongeng membosankan itu. Walaupun begitu tidak ada yang berani berulah di kelas Pak Danuri, karena Pak Danuri adalah orang yang tegas dan disiplin tinggi. Cukup lama berdongeng akhirnya jam pelajaran IPS berakhir. 

Kringg....Kringgg....Kringg...

Para siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang kosong. Seperti biasa Keysa selalu menuju kantin sendiri, bukan untuk membeli makanan tetapi untuk melihat Tama yang sedang memakan bekal darinya. Betapa bahagianya ketika Keysa bisa melihat Tama memakan masakannya. Seperti ini saja Keysa rasa sudah cukup membuatnya bahagia. Kebahagiaan Keysa itu sederhana hanya melihat Papa nya tersenyum bahagia dan melihat Tama memakan masakannya. Setelah puas melihat Tama, keysa kembali ke kelas dan pelajaran dimulai seperti biasa sampai jam pulang sekolah tiba.

                                                            ***

Malam ini langit terlihat sangat indah, bintang-bintang bertebaran menghiasi angkasa yang gelap. Cahaya bulan begitu terang seakan tersenyum lebar. Inilah malam-malam Keysa yang selalu dihabiskan untuk melihat langit yang begitu indah. Keysa adalah seorang pengagum bintang, pengagum yang berharap tinggi kepada sesuatu yang khayal untuk didapatkannya. 

"Lagi ngapain sayang ?" tanya papanya yang berhasil membuat keysa terlonjak.

"Cuma lihatin bintang Pa" jawabnya sambil tersenyum dan menghambur di pelukan papanya.

"Ada apa sayang ?" tanya papanya seolah mengerti kekhawatiran yang terpancar dimata anaknya.

"Aku nggak tau Pa sampai dimana kekuatanku untuk temenin Papa, kalau suatu hari nanti Keysa pergi apa Papa sedih ?" tanya Keysa.

"Tentu papa sangat sedih sayang. Jangan pernah tinggalin papa sendiri. Hanya kamu satu-satunya yang papa punya" ucap papa Hendra dengan setetes air mata yang jatuh di pipinya.

"Keysa nggak bisa terus-terusan seperti ini, selalu nyusahin papa, membuat papa khawatir. Keysa nggak bisa pa" adu keysa dengan suara sedikit bergetar.

"Papa nggak merasa direpotkan sama sekali sayang. Jangan pernah berfikir seprti itu"

Keysa diam, tidak tahu lagi harus menjawab apa. Karena pada kenyataanya Keysa selalu membuat repot orang-orang disekitarnya. Kadang Keysa berpikir untuk apa dia dilahirkan kalau hanya membuat orang-orang repot.

"Yaudah Keysa tidur dulu ya Pa. Papa juga cepet tidur ya. Selamat malam Papa" ucapnya diakhiri kecupan di pipi sang Papa. Seperti biasa Keysa selalu mengalihkan pembicaraan kerena Keysa tidak mau papanya larut dalam kesedihan karena dirinya.

"Malam sayang" balas papa dan balik mencium kening anaknya cukup lama.

                                                            ***

Pagi ini terasa sedikit gelap, awan hitam berlomba-lomba menutupi langit biru yang indah. Sepertinya pagi ini akan turun hujan. Keysa segera turun dan memasak sarapan untuk Tama seperti bisa. Menu pagi ini adalah nasi goreng. Setelah menyiapkan semuanya Keysa segera berangkat ke sekolah dengan diantar Kang Gatot supir pribadi Keysa.

"Mbok tolong nanti bilangin papa ya, Keysa berangkat dulu maaf nggak pamit soalnya keburu siang" ucapnya kepada Mbok Tutik

"Iya non, hati-hati" balas Mbok Tutik yang respon dengan acungan jempol oleh Keysa.

"Yuk berangkat kang, keburu siang" ucap Keysa kepada Kang Gatot

"Siap neng" ujar Kang Gatot dengan penuh semangat.

Mobil melaju dengan kecepatan normal, membunuh jarak antara rumah Keysa dan sekolahnya. Setelah 20 menit mobil berhenti tepat di gerbang sekolahnya. Keysa turun dan seperti biasa mengantarkan makanan untuk Tama. Hari ini tidak seperti hati-hari biasa yang selalu  sepi, banyak anak-anak yang sudah berkumpul di taman dan tempat duduk yang ada di depan kelas untuk sekedar berbincang-bincang atau membicarakan pelajaran yang akan mereka lewati hari ini. Diantara semua siswa yang ada, Keysa hanya tertarik dengan perbincangan dua kakak kelas yang tengah membicarakan suatu hal.

"Katanya Tama baru jadian sama Sonya ya ?" tanya cewek berambut pendek

"Iya, katanya kemarin pulang seklah Tama nganterin Sonya pulang" jawab cewek yang agak tomboy

"Sweet ya Tama"

"Ahh... lebay lo, yuk cuss kelas aja lah"

"Ayok lah"

Keysa berusaha menepis pemikiran yang berkecamuk di kepalanya. Dia juga berusaha tidak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh dua orang tadi. Tapi sepertinya otaknya tidak bisa diajak kompromi, Keysa selalu mengingat percakapan tersebut. Dia memilih untuk melanjutkan perjalanannya ke kelas. Tapi di depan kelasnya Keysa mendapatkan kejutan yang tidak terduga. Tama sedang tertawa bersama dengan Sonya dengan tangan Tama tersampir rapi di bahu Sonya. Melihat itu Keysa hanya bisa tersenyum dan menahan rasa sakit.

Bayangan Tama bersama Sonya mampu mengalihkan fokus Keysa dari pelajaran yang sedang berlangsung. Keysa selalu memutar ulang memori yang baru dilihatnya itu hingga pandangannya mengabut dan Keysa merasakan sakit luar biasa di dadanya. Keysa baru ingat tadi pagi lupa meminum obat karena dia bangun kesiangan.

"Jangan sekarang" batin Keysa.


 


Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang