RUNA! | PROLOG

49 4 3
                                    

Putar mulmed-nya ya, biar feel nya lebih ngena :) Kasih tau juga kalo ada typo.

© 2022

Zrasshhhhh...

Iris mahoni gadis itu menatap ke arah jendela, mengamati hujan. Menikmati bau petrikor, harum kue, aroma kopi yang menguar di udara. Berpadu dengan atmosfer kafe yang hangat. Sempurna.

Seorang gadis dengan rambut legam lurus sepunggung tiba-tiba datang, meletakkan earpod di atas meja.

Dia tersenyum, diikuti dengan menempelkan selembar sticky note:

Yiruma-Kiss The Rain. Semoga nantinya suasana hatimu bisa lebih baik :)

Gadis ber-iris mahoni itu terperangah, lalu tersenyum. Itu lagu kesukaan mereka. 

"Terima kasih, Caden."

Caden hanya mengangguk kecil, tersenyum simpul, lalu pergi.

Aruna, gadis dengan iris mahoni itu kembali menyesap Caramel Macchiato-nya, memasang earpod di telinga. Alunan piano bertempo lambat mulai merasuki pendengaran. Earpod tersebut tersambung dengan walkman milik Caden, tentu di setting autoplay.

Lagu itu.
Yang sekian lama menjadi gambaran dari perasaannya.

I often close my eyes
And I can see you smile
You reach out for my hand
And I'm woken from my dream
Altough your heart is mine
It's hollow inside
I never had your love
And I never will

"Halo! Siapa namamu?"

Hei, senyum itu. Senyum yang selalu Aru rutuki karena selalu saja dirinya terperangkap kearahnya.

And every night
I lie awake
Thinking maybe you love me
Like I've always loved you
But how can you
Love me like I loved you when
You can't even look me straight in my eyes
I've never felt this way
T

o be so in love

To have someone there
Yet feel so alone
Aren't you supposed to be
The one to wipe my tears
The on to say that you would never leave

Aru menghafal liriknya di luar kepala. Tapi kali ini ternyata lirik tersebut mampu melipatgandakan lara yang ditahannya mati-matian.

The waters calm and still
My reflection is there
I see you holding me
But then you disappear
A

ll that is left of you
Is a memory
On that only, exists in my dreams

Memori itu kembali menyeruak, beriring bersama derunya.

"Kenapa cinta harus disamakan dengan hujan? Bukankah hujan itu semu?"

"Karena rintiknya abadi. Airnya abadi, memberi kehidupan. Bukankah cinta memberi kebaikan? Aku suka hujan. Tetap memberi walau dicaci, tetap melaju walau dihalangi."

Aru tak suka kata menyerah. Tapi kini ia lebih memilih menjatuhkan diri dalam rasa sakit itu.

And every night
I lie awake
Thinking maybe you love me
Like I've always loved you
But how can you love me
Like I loved you when
You can't even look me straight in my eyes
Idon't know what hurts you
B

ut I can feel it too

And it just hurts too much
T

o know that I can't do a thing

And deep down in my heart
Somehow I just know
That no matter what
I'll always love you

Bukankah dirinya sudah terbiasa menahan rasa sakit? Terbiasa merasakan kehilangan? Terbiasa ditinggal pergi tanpa kabar? Lalu mengapa kini dirinya berubah menjadi begitu cengeng?

I often close my eyes
And I can see you smile
You reach out for my hand
A

nd I'm woken from my dream
Although your heart is mine
It's hollow inside
I never had your love

Hujan semakin menderas, air matanya jatuh perlahan.

And I never will
So why am I still here in the rain?

Setidaknya, Aru percaya, setelah menangis dia akan merasa lebih baik.

Dan lebih baik lagi, karena aroma hujan selalu menyembuhkan relung-relungnya.

Dan lebih baik lagi, karena aroma hujan selalu menyembuhkan relung-relungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[TBC]

Leave your voments ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUNA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang