Ini sebenernya udah pernah aku upload di blog, tapi pengen nyoba upload disini ah! so, here it is! Ini juga cerpen pertama aku yang aku upload di wattpad ini.
Vote and Comment jangan lupa ya guys! Enjoy! ^ ^
===================
Aku menatap langit biru dengan goresan putih. Aku merasa damai. Sekilas, aku teringat kenanganku bersama dia di bawah langit biru ini. Aku tersenyum simpul. Tak bisa kupungkiri, bahwa aku memang masih mengingatnya, sebagai kenangan terindah.
Sekitar 7 tahun yang lalu, ketika aku masih dekat dengan dia. Aku bermain di bawah langit biru bersama dia. Kami bermain sepak bola di tengah teriknya panas matahari. Aku satu tim dengan dia. Walaupun hari itu sangat panas, aku sangat senang. Setelah bermain bola, kami tiduran di bawah pohon besar. Kami menatap langit yang terasa begitu damai. Aku tersenyum seperti saat ini. Dia sama seperti langit biru, terasa damai. Tapi seketika, senyumanku menghilang. Mengingat dia yang sudah semakin jauh walaupun kami masih satu sekolah.
"Ra?"
Aku menengok ke asal suara itu. Ternyata Lola yang memanggilku tadi. "Ada apa, La?"
"Kamu dicariin Kemal." Jawab Lola sambil menunjuk ke arah pintu kelasku. Aku tak percaya dengan perkataan Lola. Dia nyariin aku?
"Ayo sana buru keluar! Jangan bengong!" katanya menarik lenganku dan mendorong-dorong badanku supaya aku mau menemui Kemal. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu, karena aku masih terkejut dengan semua ini.
"Ada apa, Mal?" tanyaku gugup.
"Ini bekal makan kamu tadi ketinggalan di rumah, jadi Ibu kamu nyuruh aku buat kasih ke kamu di sekolah." Jawabnya sambil memberikan kotak makan aku.
"Terima kasih!" kataku masih gugup.
"Ya, sama-sama." Jawabnya sambil berjalan pergi. Aku masih mematung di tempat tak percaya dia mengatakan sama-sama. Padahal sebelumnya, dia gak pernah mengucapkan sama-sama. Perlahan-lahan, aku tersenyum. Aku mulai berfikir dalam hati, "Apa dia akan berubah menjadi Kemal yang dulu? Semoga!"
Waktunya pulang. Aku sangat senang, akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 02.00 siang. Aku membereskan buku-bukuku dan memasukkannya ke dalam tas. Aku menggendong tasku dan bersiap pulang. Aku keluar kelas bersama teman-temanku. Ketika aku akan melewati kelas Kemal, aku melihat dia dan pacarnya yang bernama Tya sedang berdua-duaan. Hati aku terasa panas. Aku langsung mengalihkan pandanganku dan terus berjalan. Dan sepertinya, Kemal tidak sadar kalau tadi aku melewatinya.
Aku ingat, dulu ketika kami masih dekat, aku dan Kemal juga pernah berduaan seperti yang saat ini Kemal lakukan bersama Tya. Tapi bedanya, mereka berduaan sebagai sepasang kekasih dan mungkin membahas mengenai hubungan mereka, sedangkan aku berduaan dengan Kemal ketika kami sedang main PS di rumahnya Kemal. Sedih sekali nasibku.
Tapi kemudian, aku mendengar seseorang memanggil namaku. Aku menengok ke belakang. Aku terkejut. Ternyata, yang tadi memanggilku itu Kemal.
"Mira! Tunggu!"
Aku berhenti berjalan menunggunya menghampiriku. "Kalian duluan aja." Kataku pada teman-temanku. Sekarang Kemal berada di hadapanku. "Ada apa?"
"Ayo pulang bareng!"
Deg. Dia ngajak aku pulang bareng? Serius? Gila, ini sulit dipercaya. "Ayo!" ajaknya lagi dan kembali berjalan. Mau tidak mau, aku pun mengikutinya. Kami berjalan bersama dari gerbang sekolah ke lampu merah untuk menaiki angkot. Kami mengobrol, flashback kejadian-kejadian lucu sewaktu kami kecil. Tapi, aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kemudian, saatnya kami menyebrang jalan. Aku berada di sebelah kiri Kemal. Tapi tiba-tiba, sebuah mobil jazz melaju dengan kencang dan membunyikan klaksonnya berkali-kali. Tapi, karena mobil itu yang terlalu cepat, kami tidak sempat menghindar. Dan akhirnya, sesuatu yang buruk terjadi. Aku menutup mataku tak berani melihat yang terjadi. Aku mendengar suara tabrakan. Aku takut. Tapi, kemudian aku membukanya. Aku terkejut melihat aku yang masih berdiri tegak. Aku melihat sekeliling. Mobil jazz sudah berhenti berjalan. Akan tetapi, Kemal. Tubuhnya sudah tergeletak di tanah dengan berlumuran darah. Aku shock. Aku tak percaya kalau orang yang yang tergeletak di tanah itu Kemal. Aku tak kuasa menahan tangisku. Aku menangis histeris dan orang-orang pun mulai berdatangan menolong Kemal dan menenangkan aku.
Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, aku masih murung, baik itu di sekolah, maupun di rumah. Bahkan tiap malam, aku selalu menangis mengingat kejadian tragis itu. Orang yang aku cintai selama 7 tahun ini sekarang telah meninggal dan dia meninggal ketika dia di dekatku. Aku menyesal tidak bisa menolongnya waktu itu. Aku yang duduk di ranjangku kembali meneteskan air mata.
Satu tahun berlalu. Aku sudah kembali ceria menatap langit biru. Aku sudah mulai menerima keadaan dan mulai menatap hari esok dan seterusnya. Aku berjanji di bawah langit biru, aku tidak akan melupakan kejadian tragis itu dan juga kenangan aku bersama Kemal. Aku akan jadikan itu sebagai kenangan terindah selamanya.
YOU ARE READING
Forever
Short StoryAku mengenalmu Tapi tak sedekat dulu Tapi aku ingin kita kembali seperti dulu Sampai akhirnya, aku tak tahu kenapa, kau mendekat Membuat kita kembali dekat Tapi mengapa hanya sesaat? Padahal, aku berharap kita akan dekat untuk selamanya Ternyata, du...