ένα

18 3 2
                                    

Aku menghela napas didepan pintu bercat putih ini, sambil berusaha menguatkan diri dengan memberikan senyuman terbaikku.

Kubuka pintu putih  ini secara perlahan dan segeralah bau khas yang berada diruangan ini, menyapaku

Berjalan perlahan ku hampiri laki laki yang berada ditengah ruangan ini, dengan senyuman kuraih tangannya serta kucium punggung tangan sambil mengatakan

" Hai mas, aku datang lagi.."

Ya aku datang menjenguk laki-laki ini yang kusadari semakin kurus dan tirus, dengan kabel kabel dari patient monitor yang menyambung ditubuhnya untuk memantau kondisi nya, serta selang selang infus yang menyambung dibagian tangan kirinya.

Dia koma

Dia sakit karenaku...

Karena akulah yang menyebabkan semuanya, aku yang egois.

Kau pasti sadar dari awal aku bercerita terlihat sekali bahwa aku memiliki ego yang sangat tinggi

Aku berpikir terlalu tinggi, bahwasanya aku adalah pejuang

Pejuang takdir

Memungkiri bahwa takdir itu ada, karna aku yang ego terlalu tinggi sehingga dia

Laki-laki ini yang menerima akibatnya..

Laki-laki yang memiliki senyuman melengkung seperti bulan sabit, dengan lesung pipinya yang membuat semua orang ikut tersenyum dengannya

Senyuman yang kurindukan

Kututup mataku sambil membayangkan hari hari bahagiaku dengannya.

Ahh air mataku jatuh, segeralah kuhapus dengan punggung tanganku, karna aku tau dan sangatt tau bahwa dia tidak suka aku menangis dan tidak suka aku menatapnya dengan mata redupku.

Segeralah ku tersenyum dan mengusap kepala laki laki ini.

" Hey mas ,apa kabar? "

"Mau mendengar cerita ku hari ini? ".

Yang pasti takkan dijawabnya..

"Khusus hari ini aku takkan kemana mana aku akan berada duduk di sampingmu, ehh tapi sebentar sih nanti kutinggalkan kalau panggilan alam ku datang hehehe..."

Kumulai lah kisah ku...

"Aku mulai ceritanya ya? Tau gak aku kemarin bertemu dengan kucing..."

"Jangan diremehkan dulu, dia memiliki bulu lebat dan lembut dengan warna putih bersihnya, dan sekarang kau tau sudah kemaren sore aku bawa ke dokter hewan untuk memastikan dia baik baik saja sambil nanya nanya tentang cara nyari pemilik kucing ini"

" Terus yaa aku udah cari pemilik kucing itu kemana mana, kutanya sana kemari gak ada yang ngaku, hanya ada kalung perak dengan liontin seperti tetesan air hujan yang bergantung dilehernya" sambil semangat ku bercerita dengan usapan tanganku berpindah dari kepalanya menjadi ke tangan kanannya yang terbebas dari selang infus.

"Dia sangatlah lucu, aku sampai tak enak hati untuk meninggalkannya. Itulah yang membuat aku mengadopsinya, bukan maksudku untuk memiliki kucing itu sepenuhnya tapi bila tuannya datang untuk menjemputnya akan segera ku kembalikan, ingat aku takkan egois lagi seperti katamu." sambil senyum sendu kuberikan

" Terus dia kuberikan nama Kandi artinya putih kemilau dari Bahasa Yunani, gak tau aja aku jadi kepengen memberi nama dia itu soalnya Kandi punya bulu putih bersih yang berkemilau dimataku" aku sambil terkekeh

" Sekarang dia ditempat penitipan, karena aku tak tega meninggalkan dia sendiri dirumah dan pasti tak mungkin kan aku membawanya kesini kan" aku sambil tersenyum geli

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MoiraeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang