Prolog

26 5 2
                                    

Hari itu hari pertamaku untuk kembali bersekolah setelah libur tahun ajaran baru. Namaku Aleena Falisha, cukup bagus bukan?
Sudah bukan rahasia lagi ketika kita baru selesai menghabiskan waktu liburan yang cukup panjang, akan lupa bagaimana cara bangun tidur pagi lagi. Bukan aku saja yang merasakannya.

Setelah cukup rapi, aku bergegas turun kebawah untuk sarapan. Di meja makan sudah ada mama, papa, kak Arshaka, dan tentu Aliza adik perempuanku. Tampaknya memang cuma aku yang terlambat kali ini.

"Leen, ayo buruan sarapan nanti telat. Gue jadi pemimpin upacara jadi berangkat lebih awal" kata kak Arshaka yang sudah melihatku baru saja turun dari tangga.

Langsung saja aku bergegas dan duduk disamping Aliza. Aku mengambil dua buah roti tawar dan ku oles dengan selai kacang lalu kulahap hingga habis. Tak lama dari itu aku segera berangkat bersama kak Arshaka. Siapa yang tidak tahu dia, ketua osis yang sangat ambis. Untung saja dia kakakku kalau bukan mungkin aku sudah benci dia karena sifat keambisannya itu.

"Ma, pa Shaka berangkat sama Aleena yah" pamit kak Shaka panggilan singkat dari keluarga kami.

"Iya hati - hati, bawa motornya jangan ngebut ka, ini mama buatin nasi goreng kalian makan ya" jawab mama sambil memberi dua kotak bekal.

"Siap mama" jawabku spontan.

Setelah itu kami bergegas menuju ke halaman depan, sudah terparkir disana motor kak Shaka. Setiap pagi memang aku berangkat dengan kak Shaka, kami satu sekolah semenjak sekolah dasar. Jarak umur kami memang cuma setahun. Sedangkan Aliza berjarak tiga tahun denganku. Di perjalanan kami hanya diam, tidak ada pembahasan apapun.

Tak lama kemudian kami sudah sampai didepan gerbang sekolah kami. Tanpa diperintah aku sudah turun dari motor kak Shaka. Bukan apa - apa sangat tidak sopan jika membawa motor sampai menuju halaman depan. Jadi kami turun dan menuntun motor hingga ke parkiran yang jaraknya tidak jauh. Aku menaruh helm diatas motor kak Shaka.

"Leen nanti pulang sekolah ikut gue ya" kata kak Shaka ketika dia sudah membuka helm.

"Kemana kak?" jawabku.

"Cari buku, nanti gue traktir deh" rayuan maut kak Shaka yang membuatku setuju tanpa berpikir lama.

Tak lama dari itu teman - teman Kak Shaka muncul. Ada kak Gibran Dan kak Zafran. Mereka sahabat kak Shaka dari awal masuk sekolah.

"Eitss, main traktir Aleena mulu. Gue kapan ka?" goda kak Gibran.

"Suka lupa sama temen sendiri ya dasar Shaka" tambah kak Zafran.

"Mauan lo kan, Aleena adik gue terserah gue dong" jawab kak Shaka ketus.

"Jangan ketus bang, adik lo gue ambil ya" goda kak Gibran lagi sambil melirik aku yang dari tadi hanya mengamati mereka.

"Lo sentuh Aleena, habis lo" jawab kak shaka.

"Sans dong ka, kan ini lagi bercanda. Lo ma ga asik deh" jawab kak zafran menenangkan.

Ingin rasanya saat itu aku beranjak pergi, daripada melihat teman - teman kak Shaka yang suka menggodaku.

"Kak, aku pergi duluan aja ya" pamitku.

"Iya" jawab kak Shaka singkat.

"Yah leen, kan abang belum selesai ngomong" goda kak Gibran lagi. Langsung kak Shaka menatapnya tajam.

"Sorry bro bercanda" kata kak Gibran.

•••

Aku berjalan tergesa - gesa di tengah lapangan, sampai akhirnya ada seseorang yang kutabrak didepanku. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan aku. Dia membawa beberapa buku di tangannya.

"Maaf ya ga sengaja" hanya itu yang bisa aku ucapkan.

"Lain kali, kalo jalan liat pake mata"
jawabnya ketus.

"Kan aku udah minta maaf, yauda aku bantu beresin" jawabku sambil merapikan buku - buku yang berserakan.

"Gausa, sana pergi aja" usirnya.

"Kan aku yang salah jadi aku bantuin aja yah" pintaku merasa bersalah.

"Ga butuh bantuan lo" hardiknya. Lalu pergi meninggalkanku.

"Dasar cowok aneh" teriakku.

Setelah itu aku pergi menuju ke kelas. Suasana kelas masih sepi, aku duduk di baris kedua dari depan. Biasanya jam segini Seika sudah datang, tapi kali ini batang hidungnya saja tak terlihat. Seika Rianti sahabatku dari pertama kali bersekolah disini. Tak lama dari itu Seika datang. Yang ku lihat hari ini dia sangat senang, berbeda dengan biasanya. Langsung saja dia duduk di sampingku.

"Hai Leen" sapanya.

"Hm, keliatan seneng banget kamu hari ini" jawabku.

"Gimana ga seneng digerbang gue ketemu Arkana" jawabnya sambil kegirangan.

"Arkana? anak XI IPA 2 ka? yang temen - temennya ngaco itu kan?" celotehku.

"Bukan anak ngaco leen, dia baik kok cuma emang agak brutal aja. Itu yang gue suka, cowok badboy gitu" omelnya tak terima.

"Ngaco ah doyan sama yang badboy" ketusku.

"Awas aja lo ntar kesemsem sama anak badboy" ancam Seika.

Aku tidak memperdulikan perkataan Seika tadi. Hari ini dia terlihat sangat senang mungkin karena memang dengan bertemu Arkana saja dia bisa seperti ini. Hari ini upacara pembukaan tahun ajaran baru, terlihat kak Shaka menjadi pemimpin upacara. Sangat gagah sekali kakakku satu ini pantas saja banyak yang naksir.

"Kakak lo ganteng juga ya leen" kata Aqila sahabatku satu lagi.

"Diem la, kamu tau kan ini upacara" ketusku.

Upacara pembukaan awal semester berjalan dengan lancar dan khidmat.
Aku kembali ke kelas bersama Seika, Aqila dan Zia.

•••

Sampainya dikelas kami, memulai pembelajaran pertama. Waktu seharian itu digunakan oleh pihak sekolah sebagai hari pengenalan, mungkin karena ada murid baru jadi kami sedikit tidak diurus. Hari itu yang kurasakan Seika cukup senang sampai topik yang dia bicarakan hanya tentang Arkana.

Jadi begini yah kalau jatuh cinta

Aku hanya menjadi pendengar yang baik saja. Tidak ingin berkomentar karena aku saja tidak pernah merasakan jatuh cinta.

Di jam istirahat kami berempat berjalan menuju kantin. Tetap dengan cerita panjang Seika. Aku tidak bosan mendengarkannya. Aku hanya memesan es teh manis. Tidak memesan makanan karena tadi mama sudah membawakanku bekal.
Aku makan dengan lahap nasi goreng bikinan mama. Saat itu aku berdiri dan...

Brukk

"Ishh, basah" tolehku sambil melihat orang yang berada di sampingku.

"Kalau berdiri lihat dulu kek, minuman gue tumpahkan" ketusnya.

"Kamu yang salah, kamu yang marah apaan sih" jawabku tanpa takut.

"Eh lo kan yang tadi nabrak gue di lapangan" jawabnya, tanpa aku sadari.

"Uda uda, yauda sa gue ganti yah" jawab Seika.

"Dia siapa sih ka, kok kamu bela. Yang temen kamu ini aku bukan dia" kataku sedikit sebal.

"Gapapa ka, lagian temen lo nih selalu aja nabrak gue. Oh ya ka, lo dicari Arkana dikelas" kata cowok yang tak punya dosa tadi.

"Eh beneran sa lo ga bohongkan" kata Seika hingga matanya berbinar.

"Arsa mana pernah bohong si ka" jawabnya.

"Eh ya urusan lo belum selesai sama gue" lanjutnya sambil meninggalkan kami.

"Dasar cowo aneh" gerutuku.

•••

Arti Sebuah Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang