Menikah adalah hal yang paling sakral di dunia, karna menyatukan dua orang yang saling mencintai dan menyayangi satu sama lain.
Namun, dalam keluarga saya itu tidak terjadi. Awalnya saya tak memiliki rumah besar, saya hanya tinggal di gubuk kayu sebelum akhirnya pindah ke rumah yang dibangun kakek atas nama saya.
Rumah di pinggir jalan tepat sebelah hutan bambu. Di situ saya memulai masa kecil saya yang mulai memudarkan kebahagiaannya.
Ayah dan ibu tak banyak bertengkar setelah pindah. Ayah sering mengajak saya memancing dan ibu bekerja di toko kakek.
Sayangnya ibu tak bertahan lama karna dituduh mencuri oleh kakek. Ini yang ingin saya katakan kepada kalian, bisnis orang cina itu seperti nyawanya sendiri dan itulah yang membuatnya mempunyai prinsip sampai keluarga sendiripun akan dikecualikan.
Ibu tak mencuri namun dituduh oleh kakek dan dilarang bekerja kembali, akhirnya ibu memulai bisnis biliarnya. Rumah saya itu mempunyai halaman yang sangat luas, oleh karna itu dapat dijadikan lahan bisnis bila bisa mengelolanya.
Bisnis biliarpun terbuka, namun karna seringnya tutup malam membuat masalah baru di rumah tangga dan pertengkaran antara ayah dan ibu. Ibu mempertahankan argumennya karna alasan ayah yang sering berjudi dan meminum minuman keras tiap malam dan tidak bekerja alias pengangguran.
Oleh karna itu masa kecil saya di penuhi oleh pertengkaran setiap malam hari antara ayah dan ibu saya, beberapa kali ibu pulang ke rumah oma karna bertengkar dengan ayah.
Sampai di suatu ketika saat saya masih duduk di bangku tk, ibu memutuskan untuk bercerai dengan ayah. Pengadilan menerima permintaan ibu, karna alasannya sudah jelas, ayahku tidak dapat menafkahi keluarganya.
Ibu mendapatkan hak asuh penuh terhadap 4 anaknya dan memulai hidup baru, sedangkan ayah merantau ke jakarta untuk mencari pekerjaan bersama saudaranya dikarenakan dalam perjanjian di pengadilan ayah dilarang untuk tinggal di rumah kembali.
Hidup saya mulai biasa biasa saja saat itu, tidak ada yang menarik. Saya bermain dan bersekolah layaknya anak biasa, broken home belum terlalu menyakitkan untuk saya karna melihat pertengkaran rumah tangga setiap malamnya lebih menyakiti saya rasanya.
Ibu mulai membuka toko kecil di depan rumah, memulai bisnis baru dan tetap menjalankan bisnis biliar, kala itu mungkin hidup ibu baik baik saja sampai tiba setahun lamanya....
Ayah kembali ke rumah, menginap dan terus tinggal di rumah itu, namun tetap tidak bekerja, dan mengomentari hidup ibu, ibu yang tidak terikat hubungan apapun dengan ayah mulai merasa tak nyaman dan terus bertengkar dengan ayah sampai akhirnya ibu pergi ke rumah oma untuk tinggal disana, saya dan kakak ?? Kami tetap di rumah karna sekolah kami jauh jika harus ikut ibu pergi ke rumah oma.
Tak menjelang lama ibu memutuskan untuk berangkat ke jakarta, dia ingin membawa saya bersama dengan kakak
Mungkin memang takdir saya untuk ikut dengan ibu, karna ditinggal oleh ibu selama beberapa bulan dan saya hidup bersama ayah, saya lebih sering memakan mie instan daripada sayur atau lauk seperti biasanya yang mengakibatkan perut saya sangat sakit dan kehabisan tenaga.
saya yang tak ingin lagi makan mie instan terus menerus akhirnya memilih untuk ikut dengan ibu pindah dan kakak pertama ikut serta dengan saya, sedangkan kakak kedua dan kakak ketiga tetap dengan ayah.
Pindah kejakarta bukan berarti semua masalah selesai. Ibu menumpang hidup di rumah om dan bekerja dengan om, dalam bahasa cina saya memanggilnya suksuk.
Dikarenakan ibu berusaha mencari nafkah, oleh karna itu saya jarang dapat kasih sayang orang tua, serta dunia masa kecil yang berantakan membuat saya sulit mendapatkan teman.
Tidak menjelang lama masa untuk masuk sekolah telah tiba, kakak mendaftarkan dirinya di sman 1 cengkareng namun sayangnya tidak lolos dan akhirnya harus pulang ke bangka untuk melanjutkan pendidikannya.
Kepulangan kakak membuat saya menjadi makin kesepian, hari hari saya hanya saya habiskan menonton televisi di handphone cross yang sedang hits pada jamannya.
Itu handphone pertama saya dan saya sangat menyayanginya karna dia yang menemani masa kecil saya hingga akhirnya rusak karna ulah saya sendiri.
Namun ada kisah menarik yang ingin saya ceritakan kepada kalian tentang sekolah saya, dimana saya memulai kisah hidup saya menjadi pemberontak pemikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPO
Non-Fictionsaya bukan seorang penulis. namun cerita ini saya bagikan kepada kalian agar kelak dapat mengambil keputusan saat bertindak di masa depan. ini sebuah kisah keluarga yang terpecah belah karna berbagai masalah. bukan dengan sengaja menulis ini namun...