chapter one

5 0 0
                                    


When you grew older, you'll realize how easy were those days.

Hari itu Jungkook berlari kencang dari koridor kelas ketika dua netranya menangkap sosok familiar di antara keramaian halaman sekolah. Dadanya membuncah bahagia dan ia membiarkan langkahnya terayun ringan, bahkan tanpa mempedulikan anak tangga-anak tangga kecil yang ia lewati. Alhasil, tubuh kecilnya kehilangan keseimbangan dan tersungkur dengan dagunya menghantam tanah terlebih dulu.

Ia mengerang pelan, berusaha bangun dengan persendiannya yang lemas karena kaget, dan mengusap dagunya hati-hati. Air mata bergumul di pelupuknya.

1

2

3

Jungkook menghitung mundur untuk air matanya menetes, hingga ia merasakan hembusan kasar dari belakang tengkuknya.

"Kamu nggak papa?" Tanya suara nyaring itu khawatir.

"A-aku... SAKIT!!!" Jerit Jungkook mengejutkan bocah laki-laki yang kini mundur teratur. Namun ia kembali mengambil langkah maju, bertanya ulang dengan intonasi yang tenang, terlalu tenang bahkan disertai senyum tipis, ingin memastikan keadaan Jungkook.

"Yang mana yang sakit? Mau ditemenin ambil obat nggak?"

Diamnya Jungkook membuat bocah itu mengulurkan tangannya dan mengusap dagu Jungkook halus.

"Gak papa, paling cuma benjol dikit nanti kamu kaya ikan lohan. Tapi di dagu, hehehe."

"Nyebelin." Jungkook seketika melupakan tangisannya, mendengus menjawab ucapan konyol anak laki-laki tersebut, yang dibalas dengan senyuman lebar memamerkan sederet gigi putihnya.

Pertemuan itulah yang mengawali kisah panjang Jungkook dan Taehyung. Sesepele bocah ceroboh yang terjatuh dan sebuah tangan yang terulur untuk menolong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

olderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang