Prolog

89 3 0
                                    

"Temukan MATE-ku sekarang!!!" Suara teriakan dari sang alpha menggelegar ke penjuru ruangan yang remang-remang.

Hawa dingin menguar dari suaranya yang berat dan sedikit basah. Ditambah dengan tatapan dingin dari kedua bola matanya yang keemasan. Tak ada yang sanggup melihat ke arah alpha yang sedang berada dalam puncak amarahnya itu. Semua yang ada di dalam ruangan itu hanya mampu menunduk mendengarkan setiap titah dari sang alpha. Tak ada yang berani angkat bicara.

Alpha itu mengambil napas dalam, lalu kembali berbicara.

"Temukan mate-ku, atau kalian semua akan berakhir diruangan itu nanti malam. Aku akan menghadiahkan mate dan anak-anak kalian sebuah hadiah yang menakjubkan." Ujar sang alpha dengan senyum dingin yang mampu menusuk setiap ruas tulang. Membuat semua yang ada dalam ruangan itu sesaat membeku, merinding disekujur tubuh berkat ucapan sang alpha. Mereka bergegas keluar dari ruangan itu, karena mereka tahu, jika sang Alpha berkata dengan aura seperti itu, dan mereka tidak menemukan mate Alpha mereka, maka mereka benar-benar akan menjadi hadiah paling mengerikan untuk mate dan anak-anak mereka nanti malam.

Sementara itu, Alpha yang berada pada puncak amarahnya itu bergerak kearah jendela yang ada di ruangan itu. Ia menatap kejam kearah pemandangan yang ditampilkan diluar jendela. Pemandangan gelap gulita dari dinginnya malam, dihiasi bulan yang hampir penuh sempurna. Bulan dimana harusnya beberapa hari lagi menjadi hari yang paling menentukan status Alphanya.

"Kau mengibarkan bendera perang, Park." Ucapnya dingin.

Ruangan itu hening, karena tak ada lagi yang berada disana selain Alpha yang sedang murka itu. Keheningan tak berlangsung lama, karena seorang pemuda berkulit putih pucat dan berbadan tinggi, masuk dengan terburu-buru ke ruangan tersebut.

"Berdebah kau, bajingan!" Teriaknya sembari melayangkan sebuah pukulan yang tepat mengenai sudut bibir sang Alpha.

Alpha itu tertegun, kerah bajunya ditarik kuat oleh pemuda yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Berani-beraninya kau, berdebah!"emosi sang Alpha kembali tersulut. Pemuda yang tadi mencengkram kerah baju sang Alpha, membeku seketika. Keadaan berbalik, pemuda berkulit putih pucat itu jatuh bertumpu pada kedua lututnya ke lantai ruangan yang dingin. Aura dominan dari sang alpha membuat pemuda itu tak mampu bergerak sedikitpun.

"Kau yang berdebah! Apa kau gila! Kau menempatkan mateku yang sedang hamil dalam bahaya! Dimana akal sehatmu! Aku tahu kau marah karena matemu diculik. Tapi gunakan akal sehatmu! Tidak bisakah kau menyusun strategi seperti yang biasa kau lakukan! Kalau bukan gara-gara Park dan omega sialan itu, mateku tidak akan berada dalam bahaya ini!" Teriak pemuda berkulit putih pucat itu ditengah tubuhnya yang membeku karena aura intimidasi dari Alpha didepannya.

"Tutup mulutmu, Oh Sehun. Perhatikan ucapanmu. Aku bisa saja menghancurkan lehermu saat ini juga." Ucap sang Alpha dingin mencengkram kuat leher pemuda didepannya.

"Argh....!"

"Sekali lagi kau berbicara lancang tentang mateku, kau bisa melihat matemu tergantung ditiang eksekusi mati kastil ini." Ucap sang Alpha lagi, menghempaskan leher pemuda yang tadi dicengkramnya.

"Arghhhhh!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________
📢📢📢
Thanks for reading my work🙏🏻
Plagiarism is prohibited❌
Use the comments column well.
See you next chapter!


Mon Chérie [🚫KaiSoo Fanfiction🚫]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang