Semua gelap. Tak ada cahaya yang mampu mataku lihat. Ditengah ketakutanku, sebuah lilin kecil menerangiku. Tak terlalu terang, tapi cukup untuk menghilangkan sedikit rasa takut yang bersemayam dalam hatiku. Membayang-bayangi pikiranku. Membuat keringat mengucur deras dipelipis serta punggungku.
Sambaran petir dan kilat yang saling bersahutan, tak kunjung berhenti. Hujan turun sangat lebat, menimbulkan bunyi riuh yang membuat tubuhku semakin merinding. Suasana semakin ngeri dan mencekam. Ruangan serta lilin ini tak cukup hangat untuk meredakan rasa takutku.
Ini dimana? Mengapa aku ada disini? Siapa yang membiarkanku berada di dalam ruangan menyeramkan ini? Tidakkah ada seseorang selain diriku di ruangan ini?
Tanpa kusadari, sebuah tangan terulur dari arah kegelapan di depanku, melewati cahaya lilin yang bergerak tak karuan diterpa angin yang masuk entah dari celah yang mana. Kegelapan yang tadi membuatku merinding, entah sejak kapan berubah menjadi dekapan yang menghangatkanku.
Hatiku enggan untuk menerima uluran tangan entah milik siapa itu.
Namun sepertinya tubuhku memiliki dorongan besar untuk tetap menerimanya.Baru saja tanganku hendak menerima uluran tangan di depanku, sebuah suara mengagetkanku. Entah darimana asal suara tersebut. Suara itu berbisik lembut, menyapa indra pendengaranku, membuatku sedikit senang (?)
"Je vous ai trouvé......"
***
"Huaaaaa!!!"
"Ada apa, Kyung? Keringat mu banyak sekali.....Kau mimpi bertemu ibliskah? Atau jangan-jangan kau bermimpi tentang.....ehm..."ujar Baekhyun menghampiriku dengan wajah mengejek saat mataku terbuka lebar. Dia tidak melanjutkan perkataan terakhirnya, yang bisa kutebak mengarah pada sesuatu yang 'kotor'.
"Aku hanya bermimpi buruk, Baek. Jangan terlalu berlebihan mengejekku. Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan. Jika mimpi ini datang padamu, maka akulah orang pertama yang akan menertawakannya dengan keras." ujarku sembari menyeka keringat di dahiku.
"Dan mimpi itu tentang iblis dalam kegelapan lagi? Seperti mimpimu kemarin-kemarin? Apa yang membuatnya begitu menyeramkan?" Tanya Baekhyun lagi.
"Tidak ada, lagi pula...kau tahukan, aku tidak suka tempat gelap, suara hujan deras, dan hawa dingin. Itulah mimpiku tadi dan sebelum-sebelumnya." ujarku meregangkan tanganku ke atas.
"Lalu, masalahnya dimana?" Tanya Baekhyun seolah berubah menjadi orang paling bodoh didunia.
"Ah sudahlah, kau tidak akan merasakan ketakutanku sampai kau mengalaminya sendiri. Jam berapa sekarang?" Tanyaku pada Baekhyun yang asik merapikan rambutnya yang beberapa hari lalu ia warnai menjadi warna silver.
"Tepat jam 7 pagi, tidak lebih tidak kurang." ujar Baekhyun masih sibuk merapikan poninya.
"Kau tidak membangunkanku lagi!" Ujarku kesal.
"Jika kau terus mengomel tanpa beranjak dari sana, kau benar-benar akan telat nanti. Mandilah....Luhan hyung sudah menyiapkan sarapan untuk kita....."ujar Baekhyun berpangku tangan kearahku.
"Kau menyebalkan, Baek!" ujarku berjalan kearah kamar mandi.
"Terima kasih" ujar Baekhyun memasang senyum tidak bersalah.
"Aku tidak memujimu!"ujarku saat mencari handukku.
"Tetapi, aku merasa itu sebuah pujian, hehehe...."ujar Baekhyun dengan wajah mengejek dan berlalu meninggalkanku sendirian.
Aku berjalan kearah jendela kamarku. Kubuka gordennya perlahan. Angin pagi yang segar langsung menyapa tubuhku yang masih terbungkus piyama tidur dengan garis kecil berwarna biru laut. Ku ambil handuk dan bergegas memasuki kamar mandi.
***
Pemuda bermata bulat itu masih sibuk menata rambutnya. Kemudian merapikan seragam sekolahnya yang berwarna putih dengan celana panjang berwarna coklat terang. Ia menyambar kacamata yang terletak di nakas, kemudian menyampirkan tas punggung coklat di bahu kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Chérie [🚫KaiSoo Fanfiction🚫]
Hayran Kurgu"Apakah yang mengikat kita selain kata? Seperti sakit saat air mata mengungkapkannya. Apakah jenis kebahagiaan yang akan tiba? Seperti pelangi saat hujan berlalu setelahnya. Apakah yang membuat kita bertemu dalam duka? Seperti darah yang tercipta se...