Hai namaku wuli , aku adalah lulusan salah satu perguruan tinggi di Bali. Aku adalah seorang kpopers yang sudah lama menggemari salah satu boyband asal Negari ginseng tersebut. Bukan hanya karena menggemari boyband tetapi aku juga suka mempelajari budayanya. Menurutku itu bukan suatu bentuk ketidak nasionalisan kepada Negara kita sendiri selama kita bisa memilah , memetik hal baiknya dan meninggalkan hal buruknya. Setelah bertahun tahun bermimpi untuk datang ke korea, akhirnya tahun ini akupun berhasil mewujudkannya. Bukan sekedar untuk liburan tapi untuk bekerja. aku telah diterima disalah satu perusahaan kosmetik korea yang saat ini tengah dalam proses pembuatan cabang di indonesia jadi mereka merekrut beberapa orang Indonesia untuk menjadi tim perencanaan pemasaraan khusus regional Indonesia yang akan ditempatkan dikantor pusat di seoul.
Hari ini adalah hari terakhir aku mengikuti kelas bahasa korea sebagai persiapan keberangkatanku seminggu lagi. Sebenarnya aku harus menghadap ke kantor pusat 3 bulan lagi, namun aku memilih untuk berangkat lebih awal agar bisa beradaptasi terlebih dulu dengan lingkungan, dengan tempat tinggal, dengan situasi perjalanan dari tempat tinggal ke tempat kerja. Tiiin tiiiin.. tiba tiba suara klakson mobil mengagetkanku ketika aku keluar dari gedung tempat kursus bahasaku. Aku melihat Fita dan riri melambai dari dalam mobil. "yuk makan bareng.." kata fita semangat ketika aku memasuki mobil. "mau makan apa kalian, kayaknya harus aku nih yg traktir" jawabku. "itu maksud kita" kata mereka kompak, kemudian kami bertiga tertawa. Selang beberapa lama sampailah kita di salah satu restaurant sushi langganan kita. Ya begitulah , kami bertiga adalah kpopers tapi soal makanan kami mencintai makanan dari hampir seluruh Negara , karena hoby kami lainnya adalah makan. Hahaha...
"ga nyangka ya kamu bentar lagi tinggal di korea" celetuk riri setelah kami selesai memesan makanan. "iyaa nih ga nyangka, bentar lagi kamu bakalan bisa sering sering main ke gedung CN entertaiment. Bentar lagi bisa main main ke restaurantnya idol" sambung fita antusias. "tapi sejujurnya aku sedikit gugup. Tau sendiri selama ini aku anak rumahan banget. Seandainya kalian bisa ikut terbang kesana nemenin aku beberapa hari untuk adaptasi pasti seru." Jawabku. "ku juga ingin. Tapi kerjaan ga bisa diajak kompromi. Maafkan" kata riri diikuti anggukan fita. Aku pun tersenyum dan mengangguk mengerti, makanan yg kita pesan telah tiba, kemudian kita makan dengan lahapnya.
* * *
Tok.. tok... terdengar ada yang mengetuk pintu kamarku. "masuk" kataku. Ibu mendengokan kepalanya. "kamu sedang apa?" tanyanya. "aku sedang menyiapkan barang-barang yang akan aku bawa bu" jawabku. Kemudian ibu masuk membawa bungkusan. "ini untuk kamu. Kamu pasti membutuhkannya saat musim dingin" kata ibu sambil menyerahkan bungkusan tersebut. Ternyata isinya adalah coat musim dingin sebanyak 3 buah. Aku loncat kegirangan kemudian memeluk ibu. "terimakasi ibu". Aku bisa merasakan kekhawatiran ibu dan ayah beberapa hari ini mendekati keberangkatanku. Wajar saja ini pertama kalinya anak perempuannya akan tinggal jauh dari mereka.
"oh iya bagaimana tempat tinggalmu? Sudah dapat kepastian dari pemilik gedung?" Tanya ibu kemudian. "sudah bu, uang yg kemarin ayah beri juga sudah ku transfer dan beberapa barangku sudah aku kirim kemarin. Urusannya sudah kelar. Jadi nanti sampai sana bisa langsung tinggal." Jawabku. Aku memutuskan untuk tinggal didaerah myeongdong setelah mempertimbangkan banyak hal seperti jarak, waktu dan biaya sewa. "syukurlah. Ya sudah diselesaikan packingnya. Ibu mau menyiapkan makan malam dulu." Kata ibu kemudian meninggalkan ku yang sibuk kembali dengan barang-barangku. Tidak ketinggalan lightsick dan pernak pernik boyband idolaku ICE ku masukan ke dalam koperku. Segala yang aku butuhkan untuk menyemangatiku selama tinggal dikorea nanti. Meskipun aku menyukai segala tentang korea namun aku tau hidup disana tidaklah mudah dan mulus bak cerita drama korea
Setelah aku selesai membereska barang-barang bawaanku, giliran ayah yang masuk ke kamar. "kamu sudah selesai nak? Ibu menyuruhmu untuk makan malam" kata ayah. Aku menoleh, tersenyum dan mengangguk. Kemudian ayah menyodorkan kartu. "ini atm yg kita buat saat kita mengurus visamu. Isinya mungkin tidak banyak. Tetapi bawalah. Kamu mungkin perlu." Lanjut ayah. Aku terharu dan memeluk ayah. "terimakasi ayah" kataku. "tapi nanti saat aku sudah menerima gaji pertamaku, ayah harus berjanji untuk tidak megirimi aku uang. Aku ingin belajar bertanggungjawab dengan hidupku. Bahkan seharusnya akulah yang mengirimi kalian uang bukan?" lanjutku. Ayah hanya tersenyum kemudian mengelus kepalaku. "baiklah ayah berjanji. Tapi berjanjilah ketika kamu kesulitan dan membutuhkan sesuatu beritau kami. Untuk masalah seharusnya kamu yg memberi uang. Jangan dipikirkan. Ayah tau hidup disana dan sendiri tidaklah mudah. Nanti saja ketika kamu sudah mendapatkan lebih dari yang kamu butuhkan" kata ayah. Akupun tidak kuasa menahan air mataku sehingga mengalir ke pipi. Aku tau ayah adalah orang yang paling tidak ikhlas dengan keputusanku bekerja jauh dari keluarga. Banyak hal yang dipikirkan terutama aku anak perempuan yang harus tinggal jauh dari keluarga, sendiri bahkan dinegara asing. Tapi beliau tetap mendukung dan membantu dengan cara yang dia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My idol is my boyfriend
General Fictionini adalah cerita yang pertama aku buat. semua nama tokoh, latar dan kejadian adalah fiksi. Semoga tertarik untuk membaca. saran dan kritik diterima. terimakasi