1🌹

28 2 0
                                    

Lantunan senandung yang merdu terdengar dari sebuah rumah sederhana dan tampak sangat nyaman. Rumahnya di kelilingi bunga dan pepohonan yang rindang tampak asri dan menenangkan. Wanita dewasa itu sedang menyiram tanaman dengan senyumnya yang merekah dan indah.

"ka Zahraa.. Kaaaaaaa" Zahra tersentak dan hampir menjatuhkan teko yang di pegangnya.

"Adrian kamu mau bikin kakak jantungan hah" Zahra memarahi adiknya karena telah membuatnya hampir jantungan.

"Lagian di panggilin dari tadi malah senyam senyum gak jelas. Hati-hati kesambet" Adrian balas mengomeli kakaknya.

"Eh..hehe... By the way ada apa kamu memanggil kakak"

"Oh.. itu. Aku cuma mau bilang tadi ka Davian telephone. Katanya kepulangannya ke Indonesia ditunda karena ada sesuatu hal".

"Apa.. koq mas Ian gak ngasih tahu aku kalau gak jadi pulang". Zahra merasa sedih karena ia tidak jadi bertemu dengan kekasihnya. Mereka telah menjalani cinta jarak jauh selama hampir 3 tahun dan selama itu pula mereka belum bertemu secara langsung hanya lewat video call saja.

Hubungan asmara mereka terjalin di bangku kuliah. Mereka tidak kuliah di universitas yang sama. Mereka bertemu di acara festival musik di Jakarta. Di sanalah mereka bertemu dan saling mengenal kemudian memutuskan untuk bersama.

Setelah selesai kuliah Zahra memutuskan untuk mencari pekerjaan. Dan Davian meneruskan kuliahnya ke luar negeri atas permintaan orang tuanya. Davian adalah tipe anak yang penurut oleh sebab itu ia tidak bisa membantah perkataan orang tuanya.

Zahra bergegas memasuki rumahnya dan langsung masuk ke kamar. Dia ingin segera menghubungi kekasihnya dan menanyakan alasannya.

"Davian, kamu kemana sih. Koq gak di angkat". Monolog Zahra kesal.

"Iiiiissh.... " Zahra semakin kesal dan marah. Karena Davian tidak menjawab telephonenya.
.
.
.
.
Hari sudah menunjukan pukul 01:00 am, tapi Aisyah belum bisa menutup matanya di karenakan ia belum bisa menghubungi kekasihnya sejak tadi pagi.

Beberapa jam kemudian, ponsel Aisyah bergetar tapi sayangnya si pemilik ponsel itu sudah terpejam sejak 1 jam yang lalu. Aisyah memutuskan untuk tidur karena sudah tidak kuat menahan kantuk.
.
.
.
.
Pukul 04:00 pagi, Aisyah terbangun untuk melakukan rutinitas di pagi hari. Dia bekerja sebagai guru di sebuah TK (Taman Kanak-kanak) sekaligus TPA (Tempat Penitipan Anak). Dia bekerja dari pagi sampai sore atau malam karena terkadang ada anak yang dititipkan sampai malam oleh orang tuanya. Maka dari itu ia harus bangun lebih awal untuk membersihkan rumah dan memasak untuk adiknya.

Pukul 06:00 semuanya sudah selesai. Aisyah hanya tinggal mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

Beberapa jam kemudia. Aisyah telah siap untuk bekerja.

"Adrian kamu sudah siap?"

"Sudah ka, ayo"

"Kotak makan siangnya?"

"Sudah ada di tas, ayo cepetan nanti aku telat".

Aisyah dan Adrian memang selalu berangkat bareng karena kebetulan kampus tempat Adrian kuliah melewati tempat kerja kakaknya. Mereka berdua sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lain. Perbedaan usia mereka tidak terlalu jauh hanya terpaut 4 tahun. Adrian berusia 21 tahun. Ia sedang mengerjakan semester 7 nya sekarang dan kakaknya sudah lulus 3 tahun yang lalu.

Jarak antara rumah dengan tempatnya bekerja hanya membutuhkan waktu setengah jam jika tidak macet.

"De, di kulkas ada rendang sama dendeng kalau kamu mau makan malam angetin itu aja. Jangan makan mie instan mulu".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIRIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang