Masih kurangkah telinga ini untuk mendengar keluhmu?
Belum cukupkah waktuku atas segala adumu?
Terlalu rapi kau sembunyikan keadaanmu
Sehingga ternyata aku tak kunjung merasa sanggup memenangkanmu
Dan aku tetap mencintaimu dalam harap
Kau pun begitu
Katamu
Aku yang sedemikian berjuang untuk menyentuh jiwamu
Menggapai rongga terdalam di relungmu
Dan menyelami rasamu tanpa udara di dadaku
Masih tak kutemui dirimu di situ
Dengan janji untuk selalu memahamiku
Ksatria untukku
Kau tidak berubah
Hanya saja kau bukan yang dulu
Hasratku adalah menyembunyikan perasaanku dengan sangat rapat
Agar aku tidak terluka lagi dengan tanggapmu
Karena hanya aku yang tahu rasaku
Hidupku hidupmu dan rasaku itu rasamu
Mungkin pun janji itu sudah kautepis jauh
Sembari hangus bara membakar hati
Aku terus mengutuki diri sendiri
Beginikah nyatanya cinta
Yang teramat karib dengan harap
Dan kau yang berjubah api
Seberapa tega lagi kau jadikanku arang?
Sebenar-benarnya luka
Yang menyakitkan adalah luka yang dicipta dengan berulang
Dan tiada lain alasannya
Itu kamu
Memang salahku yang terlalu berani
Mengutarakan semua yang kualami
Meski harapku bilakah tercipta sadarmu
Tentang cintaku yang terlalu
Terlalu
Ada bimbang yang tidak turut kau tanggung
Tentang apa yang patut kau ketahui
Namun menjadi alasan untuk berkelahi
Seharusnya aku belajar lebih banyak dengan harap
Yang tak pernah gagal menghadiahkan kecewa
Ketika kau memintaku untuk tidak menaruh harap lagi padamu
Bahkan aku masih tetap mencari dirimu
Aku tidak mengenalmu
Kamu pernah berjanji untuk tidak seperti itu
Tapi aku harus merelakan apa yang tak kuharapkan terjadi
Kataku dalam kemunafikan
Kau diam
Aku menghawatirkanmu yang...
Entah lugu atau memang tidak ingin tahu apa yang kupendam
Aku memilih untuk terkunci dalam labirinmu
Dan tidak ingin keluar
Karena terlalu pengecut
Aku takut lukaku membesar
Dengan terselubung, kususupi hari-hariku dengan harap
Cintamu terbukti
Teruji dari semua gunung dan badai yang telah kita jalani
Harapku untuk tidak kembali menggores luka yang sama
Dan aku terlupa
Katamu tidak perlu mengharapkanmu
Kau tak cukup mampu berjuang untuk menciptakan tawaku lagi
Dan benar
Luka yang sama lagi
Sekuat tenaga aku menyangkalimu
Nyatanya, kau takkan benar-benar kehilangan perhatianku
Aku menyembunyikannya dengan lebih rapi lagi
Aku mengalah
"Aku punya batas. Haruskah aku yang mengalah (lagi)?" ucapmu menyayatku
Baik
Aku tidak setega itu
Cinta harusnya membuatku selalu sanggup mengatasimu
Merubah diriku untuk menjadi yang kau suka
Tidak terbatas
Aku tetap mendampingimu ketika sakit membuat tubuhmu lemah
Bahkan ketika sehat dan kau kembali berulah
Aku yang mendampingimu sewaktu dengan lembut kau menghantarku tidur
Aku yang sama di sampingmu saat kau dendam dan penuh amarah
Aku yang mendampingimu saat kau bahagia dengan senyum yang merekah
Aku yang mendampingimu saat kau buatku bahagia dan terluka
Aku yang mendampingimu saat kau sibuk dengan tugas kuliah
Aku yang mendampingimu saat kau akhirnya memberi waktu semenit untuk bercengkrama denganku
Aku takkan kalah
Susah payah bukan musuhku untuk menjadi yang kau impikan
Mendampingimu tidak pernah salah
Kalau saja aku mampu
Sudah kusimpan semua dukaku darimu
Kalau saja aku mampu
Akan kuhadapi semuanya tanpa dirimu
Kalau saja aku mampu
Tidak akan mungkin kubuat tangisku sampai merusak harimu
Dan kalau saja aku mampu
Kita akan berjalan berdampingan tanpa perjuangan satu sama lain
Aku tidak membutuhkanmu
Kalau saja aku mampu
Dengan cintaku yang keterlaluan
Tidak kubenarkan kau untuk mempermainkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU
PoetryUntuk apapun yang kau anggap pengorbanan, tidak ada yang menyenangkan. Ada bahagianya, susahnya, tapi tidak ada batasnya. Tetaplah menjadi cinta yang sama. Kepercayaan hanya sesederhana itu.