Pertemuan

13 2 0
                                    

Author POV

Malam natal merupakan saat yang tepat untuk berkumpul bersama-sama dengan keluarga sambil menikmati jamuan makan malam bersama-sama.Namun berbeda dengan abdiel yang baru saja pulang dari gereja sehabis ia membersih-bersihkan gereja yang telah di pakai untuk ibadah malam natal tadi dari raut mukanya terlihat jelas wajah lelah dan letih di tambah lagi ia harus berjalan kaki jauhnya dari gereja ke rumahnya.Dalam perjalanan pulang ia mengucap syukur atas apa yang ia kerjakan ia tahu kelak tuhan akan membalasnya.

Abdiel : terima kasih tuhan atas berkatmu hari ini aku tahu bahwa suatu saat nanti engkau akan membalasnya.( sambil berjalan menyusuri jalan )

Namun di tengah perjalanan abdiel mendengar sebuah tangisan bayi yang begitu nyari.Ia pun mencari dari mana suara tangisan bayi tersebut berasal,ia berjalan menuju suara itu makin lama makin terdengar keras suara tersebut ia berjalan sehingg sampailah dia di sebuah bangunan tua yang di dalamnya terdapat sebuah kardus namun anehnya suara bayi itu berasal dari kardus itu ia berjalan mendekat untuk melihat isi kardus tersebut.Begitu abdiel melihat isi kardus itu terdapat sebuah bayi mungil yang nampaknya mulai kedinginan serta kelaparan akibat bayi itu menangis dari tadi.

Abdiel POV

Ya Tuhan manusia seperti apa yang tega membuang anak ini.bola mata yang indah,jari-jari yang mungil dan lucu serta adanya lesung pipi.

Abdiel : Ya Tuhan jika ini yang Engkau kehendaki maka aku pun akan mengambil dan merawat anak ini seperti anak sendiri ( sambil menggendong bayi tersebut )

Author POV

Setelah abdiel menggendong bayi tersebut sebuah kertas terdapat di dalam kardus tersebut tertulis "22 Desember 2016 "

Abdiel POV

Setelah saya membaca tulisan tersebut saya memantapkan hati untuk mengambil bayi ini untuk menjadi anak saya

Abdiel : apa yang saya makan engkau juga akan memakannya, apa yang saya minum engkaupun akan minum

Author POV

Abdiel pun membawa bayi itu bersama-sama dengan dirinya untuk pulang ke rumah.

ke esokan harinya.....

Bayi itu terus menangis dan menangis karena lapar.Dikarenakan Abdiel tidak punya cukup uang untuk membelikan susu untuk bayi tersebut abdiel pun terpaksa memakai air tajin ( air sisa cuci beras )untuk diberikan ke bayi.ya abdiel belum menamai bayi tersebut karena menurut abdiel nama adalah sebuah pemberian dari tuhan dan juga akan menentukan sikap anak itu kelak ketika ia dewasa.

Thank You DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang