PROLOGUE

135 12 21
                                    

Devan Walter berjalan dalam kegelapan. tubuhnya telah basah oleh keringat karena udara musim panas yang menggerahkan meskipun sebenarnya ia baru 15 menit berada di dalam gedung itu, namun rasanya seperti berjam-jam. Walter tidak memiliki tujuan khusus. perintah yang diterimanya hanya menyuruh dirinya bertahan didalam gedung selama 40 menit. namun ia bukanlah orang yang betah berdiam diri berlama-lama. jadi dengan ditemani senternya, Walter menjelajahi setiap sudut gedung suram itu.

gedung itu tak ubahnya rumah penyihir hitam, namun bedanya tidak ada perangkat sihir. hanya ada kumparan gelap yang membutakan. debu yang telah menahun tak dibersihkan, menebal dilantai, membentuk jejak-jejak kaki ketika ia berjalan. gedung ini tidak terlalu besar. namun cukup besar untuk sebuah industri. banyak ruang-ruang kosong yang dihubungkan oleh koridor-koridor yang cukup untuk dilewati 2 pria dewasa. cat tembok yang berwarna krem kini telah memudar dan hampir seluruhnya telah mengelupas. sejauh ini tidak ada kejadian aneh yang dialaminya. Namun ketika melewati sebuah koridor, tiba-tiba Walter melihat suatu bayang-bayang berkelebat dan menghilang di balik di koridor tersebut. Walter segera mengarahkan senternya pada bayangan itu, namun bayangan itu telah hilang. Walter seorang pemuda yang selalu ingin tahu dan suka bereaksi secara spontan. maka tanpa pikir panjang pemuda itu bergegas ke koridor, mengikuti bayangan tersebut.

udara didalam koridor ternyata lebih buruk dari tempat sebelumnya. bau bangunan tua yang tidak terawat bercampur dengan udara yang lembab, membuatnya merasa seperti sedang menghirup nafas naga. namun hal itu tidak menciutkan nyalinya. bahkan gairahnya semakin meningkat ketika samar-samar indra pendengarannya menangkap suara asing. seperti suara dengkuran. tetapi jelas itu bukan dengkuran yang normal. ia menduga suara itu datang dari depannya. tak jauh dari tempatnya berdiri.

suara tersebut semakin nyata ketika ia tiba di sebuah ruang kosong. pintu ruangan tersebut terbuka sepertiga. bersamaan dengan itu bau busuk yang menyengat keluar dari dalamnya. bau busuk itu membuat hidung walter berair. ia menahan napas ketika hendak membuka pintu lebih lebar. didalam sangat gelap. tidak ada celah untuk cahaya bulan menorobos masuk. walter menyorotkan senternya ke dalam, cahaya senternya menembus kegelapan yang tebal dan berakhir di tembok yang kusam. tidak ada apa-apa. suara yang tadi didengarnya pun kini telah menghilang. namun bau itu mengganggu hatinya.

"Halo!"

tidak ada jawaban, hanya gema suaranya yang memenuhi ruangan.

Walter memberanikan diri melangkah masuk. tepat ketika kakinya melangkah masuk, tiba-tiba ia melihat sesuatu berkelebat lalu ia merasakan pukulan keras di perutnya. Walter kehilangan keseimbangan. tubuhnya terlempar, punggungnya menabrak dinding koridor.

Walter berteriak kesakitan. ia merasa seperti baru di giling traktor. tulang punggungnya remuk. perutnya terasa kram. ia kesulitan bernapas.

Dari ambang pintu, Walter melihat sesosok monster berukuran dua kali dirinya. tubuhnya hitam dan dipenuhi bulu kelabu. urat-urat kasar menonjol di sekujur tubuhnya. Wajahnya juga dipenuhi bulu, dengan moncong serigala dan taring yang menyeringai. air liurnya menetes membasahi bulu di dagunya.

Werewolf, tidak salah lagi.

Walter pernah membaca tentang makhluk mitologi ini pada sebuah artikel di internet. namun tidak terpikir olehnya akan bertemu secara langsung. makhluk itu mendekati Walter. matanya berkilat, punggungnya sedikit membungkuk.

Walter menyangga tubuhnya berdiri. ia meraih senter yang terlepas dari tangannya ketika dirinya terhempas dan menyorotkan sinarnya ke mata sang Werewolf, makhluk itu tampak tak senang lantas menggeram kasar. Walter menempelkan punggungnya ke dinding.

Monster itu kembali menyerang Walter. Walter tak sempat menghindar. ia terjerembab. kepalanya membentur lantai. pandangannya seketika berputar. ia memuntahkan darah dari mulutnya. penglihatannya mengabur karena terkena darah yang mengalir dari pelipisnya.

Walter mulai pasrah. tubuhnya tak mampu lagi digerakkan. perlahan kesadarannya mulai menipis. ia melihat sang monster menghampiri tubuhnya yang lemah sebelum akhirnya kegelapan menyelimutinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GHOSTLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang