Nama cowok itu He Tian. Cowok tinggi dengan surai hitam. Tidak ada manusia yang sempurna? Berarti kalian belum kenal He Tian. Dia kuat, tampan, kaya, pintar, dan dihormati banyak temannya. Walau ada saja orang yang lebih suka menjadi musuhnya, She Li contohnya. He Tian bisa dengan mudah mengatasinya. Nggak heran, cewek-cewek selalu mengelilinginya. Berusaha menarik perhatian cowok bersurai hitam itu, untuk hanya sekedar ingin pulang bersama. He Tian terlalu sempurna untuk diabaikan. Setidaknya bagi dunia ini.
Mo Guan Shan, atau Little Mo –begitu He Tian memanggilnya. Cowok bersurai merah dengan wajah yang selalu ditekuk ketus. Mo satu-satunya orang yang menolak He Tian. Bahkan, walau He Tian sudah menangkapnya, Mo akan melakukan apapun untuk lepas. Menggigit tangan He Tian contohnya. Mo hidup di dunianya sendiri. Dunia yang bisa melihat sisi tidak sempurna dari He Tian.
"Pergilah bajingan! Berhenti menempel seperti lintah!" Seperti biasa, Mo berteriak marah sambil memberontak dalam rangkulan He Tian.
"Astaga Little Mo, Aku hanya ingin memelukmu sebentar, Tidakkah kau merindukan aku?" He Tian menahan Mo agar tetap dalam rangkulan lengannya.
Mo melotot ganas. "Kau menggelikan!"
He Tian tertawa renyah –Tawa yang membuat gadis gadis yang ada di koridor merona– ia berbisik di telinga Mo. "Jangan melotot begitu, Mountain, nanti aku bisa horny." Lalu tangan besar He Tian meremas bokong Mo.
Mo menjambak rambut He Tian. "Berengsek! Pulang sana ke neraka!"
"Tentu. Aku akan membawamu juga dan mengenalkanmu pada keluargaku sebagai kekasih." Bisik He Tian. Tangannya mengusap lembut tindik berlian hitam pemberiannya di cuping telinga Mo.
"Anjing, nggak sudi! Menjauh dariku!" Mo mengigit tangan He Tian dan segera kabur saat rangkulan He Tian di lehernya melonggar.
Jian Yi muncul tepat setelah Mo hilang di belokan koridor. Jian yi menatap heboh tangan He tian yang terdapat bekas gigitan yang cukup dalam. Zhang zheng xi menatap Jian yi, nggak berminat buat komentar.
"Astagah! Tanganmu kenapa He tian?!!!"
He tian mnyeringai lalu mengecup bekas gigitan Mo. "Bukan masalah. Kucing kecil kesayanganku sedikit lebih agresif hari ini dan memberiku kiss mark"
"Kau harus mengganti kucingmu dengan kucing yang lebih jinak dude." Jian yi mengguncang-guncang tubuh Zhan zheng xi. "Kita harus mencarikan He tian kucing yang baru, Zhen xixi."
He tian tersenyum. "Kucing kecilku terlalu berharga untuk digantikan dengan yang lain. Dia yang melengkapi kesempurnaanku. Ah, aku harus pergi, bye." He tian melambai sekilas lalu berlari pergi. Mengejar 'kucing kecilnya'.
Jian yi menarik-narik seragam Zhan zheng xi. Membuat sang empunya memukul kesal tangannya. "Jangan bikin seragamku rusak."
Jian yi mengelus tangannya yang tadi dipukul Zhan zheng xi. "Aku baru tau He tian punya kucing. Galak lagi kucingnya."
Zhan zheng xi mendorong wajah Jian yi yang terlalu dekat. "Kucing kecil yang dia maksud itu Mo Guan Shan."
Wajah Jian yi terlihat syok. "Maksudmu, Mo sejenis siluman kucing?! Keren sekali Tuhan! Aku punya teman siluman. Ah, aku akan minta tanda tangannya nanti."
Zhan zheng xi menatap Jian yi lelah. Merasa menyesal sudah mengakui cowok bego ini sebagai sahabatnya.
"Kalau aku, menurutmu bagusnya jadi siluman apa?" Tanya Jiang yi semangat.
"Siluman kutu. Otakmu bahkan gak lebih besar dari atom!"
Savage Zhan zheng xi!
Sudah dua hari ini koridor di lantai kelas tahun ketiga nggak ramai seperti biasa. Mau gimana lagi? Satu satunya alasan kenapa koridor itu penuh nggak masuk sekolah. Cewek-cewek pemuja He tian itu mencebikkan bibirnya. Merasa tidak semangat sekolah mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] TianShan Perfectless
FanfictionHe Tian cowok paling sempurna tanpa cacat? Mari kita tanya pada Mo Kecil. Mo: Apa kau bercanda? Memang dia Tuhan, heh! Dimana letak ketidaksempurnaan seorang He Tian? hanya Tuhan dan Mo Guan Shan yang tahu. He Tian: Jangan dekati Mo Kecil! Author: *...