N

15 0 0
                                    

Pagi hari, Ibuk gue udah marah - marah teriak-teriak sampai telinga gue seakan mau lepas, gara-gara semalem gue begadang nonton drakor sampai larut. Alhasil gue bangun telat.

Teriakan-teriakan Ibuk..:

"Nirin bangun udah jam 6."

"Nirin buruan mandinya nanti kita telat." (padahal baru aja masuk kamar mandi).

Setalah mandi kami sekeluarga makan bareng dimeja makan tanpa ayah. Karena ayah gue kerja diluar kota tapi tiap seminggu sekali pulang.

"Semuanya makan yang bersih ya, terutama kamu Rin. Awas kalau makananya tersisa." perintah ibuk

Makan selesai kedua adek laki" gue si Danu sama Jalu pada ngilang entah kemana biasa anak cowok.

Jadilah gue sama adek perempuan gue Fira namanya yang beres" meja makan.

Belom aja mau cuci piring ibuk gue udah nyeret gue keluar.

"Nirin udah biarin Fira aja yang beresin sekarang ayok ditungu abang bemo udah diluar." kata ibuk.
Sambil narik tangan gue.

Btw adik gua pada libur sekolah yakk
(Bemo = Becak montor) Inget gue anak desa. Dan gue sama ibuk gue ngak bisa naik sepedah montor.

"Iya ibuk ngak usah tarik-tarik tangan N dong. Tangan N jadi sakitkan." kata gue sambil narik tangan gue dari genggaman ibuk.

"Lebay, padahal Ibuk nariknya pelan lho. Ya udah buruan naik." -Ibuk

Gue hanya mutarin bola mata malas sambil naik bemo bareng ibuk.

Di sepanjang perjalanan ibuk gue ngomel muluk gak henti-hentinya.

10 menit kemudian kita sampek depan gerbang calon sekolah gue.

Yuppss...

Gue baru lulus SMP dan sekarang mau daftar ulang ke SMAN 1 KALISEGER

SMA gue sekolah terbaik didesa gue. Anak pinter kek gue pasti keterima gara" keberuntungan. :v

Gue sama ibuk turun dari bemo. Ibu bayar abang bemo terus buru-buru masuk ke sekolah.

Kalau gue mah jalan santai takut jatuh kan sakit.

Belum ada jalan enak ibuk udah nyampek aja keruangan administrasi buat bayar uang awal sekolah mungkin.

"Nirin, buruan sini. Iih anak ini minta dijewer yakkk."-teriak Ibuk

wah gawat, tau ibuk marahnya kayak mak lampir jadi takut, gue langsung aja lari, " Iya ibuk tunggu bentar." kata gue.

Terlalu panik sampek-sampek gue ngak tau kalau didepan gue ada kaki bocah seumuran gugue
Alhasil.....













brukkkkkk.....







"Sial."

Gue jatuh dengan posisi sujut. Dan lutut terbentur lantai dengan sangat keras.

"Aduhh, sakit nih lutut gue. Ugh ya kan lecet dah gue, berdarah lagi sial amat sih."

"Lu ngak papa kan. Lain kali hati-hati ya kalau jalan." cowok itu datang sambil jongkok pas banget didepan gue.

"Yahh ini berdarah sakit tau lu gimana sih." - Gue ngomelin dia, sambil tiupin lukanya tanpa melihat cowok sialan itu.

Cowok itu diam dan membuat gue mengangkat kepala gue buat lihat tu cowok sialan. Gue bengong beberapa detik melihat cowok itu tersenyum tanpa dosa.

"Gilak ini anak item banget" batin gue

"Nirin, sini buruan." teriakan Ibuk dari ruang administrasi.

Dengan menahan sakit gue buru - buru berdiri.

Namun, sebelum gue melangkah meninggalkannya dengan sengaja gue lihatin tu cowok dengan tatapan tajam dengan bola mata yang gue besar"in Gue lihatin dia dari atas sampai bawah.

"Ihh dasar cowok, gue itu jatuh dan terluka gara-gara kaki lu tauk kok lu ngak minta maaf atau sekedar bantu gue berdiri sih, Sial."batin gue

Terus gue berlalu gitu aja nyamperin Ibuk gue tanpa peduliin itu cowok sialan.











I love you and you'll know itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang