Hari Pertama Desember

1.7K 78 6
                                    

Hari pertama bulan desember.

Pagi di hari pertama bulan desember. Masih sama dinginnya dengan tahun kemarin, masih sama suasananya seperti tahun lalu, dan aku masih menunggu untuk yang ke 15 kalinya. Di hari pertama bulan desember, dia berjanji menemuiku. Dan bodohnya, aku tidak pernah bertanya kapan pastinya dia akan kembali untuk menemuiku.

Tahun ini, salju turun lebih cepat. Udara dingin menggoda untuk masuk menyusup ke dalam mantel kremku. Tapi aku tidak pernah berfikir untuk pergi mencari kehangatan dan melanggar janjiku untuk menunggunya.

Aku mengecek ke kanan dan ke kiri, berharap menemukan sesuatu. Tapi yang kutemukan hanyalah hembusan nafasku sendiri. Aku mendesah pelan. Mencoba putus asa tapi aku bukan orang yang tidak menepati janji. Meskipun aku mulai berfikir, mungkin dia melupakanku.

Aku mengingat ucapannya waktu itu. Terngiang jelas di telingaku sampai saat ini.

"Aku 15 tahun. Sampai saat itu, aku akan kembali pada hari pertama bulan desember. Disini, tunggu aku." Ucapnya dengan bahasa china yang benar benar payah.

Dia, orang itu adalah orang yang berkunjung ke gereja tempatku tinggal. Dia berkunjung bersama keluarganya. Dia berasal dari luar negeri, entah dimana. Jadi penyusunan kata katanya benar benar tolol. Tapi aku tau satu hal, dia berusia 15 tahun dan akan menemuiku pada hari pertama bulan desember. Aku percaya. Aku yakin dia ingin aku percaya.

Mungkin sekarang usianya sudah  30 atau lebih. Mungkin dia sudah mmenikah. Mungkin dia sudah menemukan laki-laki lain. Tapi....

Sepasang tangan merengkuh leherku dari belakang. Aku terkejut, tapi kehangatan ini benar-benar memaksaku untuk menikmatinya. Aku menoleh ke arah kepala yang terkulai di pundak kananku. Laki-laki dengan garis wajah tegas dan rambut blonde itu memejamkan matanya.

"Aku tau, kau pasti menungguku."

Ucapnya dalam bahasa inggris sambil mengecup kulit leherku yang dingin. Bibirnya terasa hangat. Pelukannya juga sangat hangat. Aku merindukan kehangatan ini. Kehangatan dari anak laki-laki yang berjanji akan menemuiku di hari pertama bulan ddesember

Aku menganggukkan kepala. Dia tersenyum dan membuka matanya.

"Aku merindukanmu, Tao." Ucapnya sambil mengecup bibirku. Bibir kecil yang dulu pernah diciumnya untuk yang pertama kali.

Aku meraih tangannya. Menuliskan sesuatu disana dalam bahasa inggris yang sudah aku pelajari menggunakan jari telunjukku.

"I miss you too, gege." Tulisku di telapak tangannya.

Dia terdenyum dan mengangguk. Mengecup dahiku lama dan tersenyum lagi. Aku kembali meraih tangannya.

"Aku menunggu setiap tahun. Kenapa baru datang?" Tulisku.

Dia ngernyitkan dahinya lalu terbahak. Aku memandanginya yang sedang tertawa, tampan sekali. Tapi dia tidak juga berhenti tertawa membuatku menggigit hidungnya.

"Auch!! Sorry, Tao. Kenapa kau menungguku setiap tahun? Seingatku, kita membuat janji 15 tahun lagi?" Katanya.

Aku melotot mengingat kembali kata-katanya 15 tahun lalu yang menggunakan bahasa china dengan burum itu.

"Aku 15 tahun. Sampai itu, aku kembali pada hari pertama bulan desember. Disini, tunggu aku."

Aku memproses ssegalanya. Jadi, maksudnya aku 15 tahun itu menyuruhku menemuinya 15 tahun lagi? Aku menundukkan kepalaku karena malu. Lalu aku mengingat sesuatu. Kuraih lagi telapak tangannya dan menulis lagi.

"Berapa usiamu?" Tanyaku yang kutulis di telapaknya.

"23 tahun. Memangnya kenapa?" Tanyanya balik.

Aku merona hebat dan menggelengkan kepalaku pelan. Fikiranku tentang dia yang mungkin sudah tua adalah salah. Akulah yang salah. Wajahku bertambah panas saat dia terkekeh.

Lalu dengan cepat aku mengecup bibirnya. Dan dibayar dengan bertambah erat pelukannya pada tubuhku.

Fin.

HARI PERTAMA DESEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang