The Lost Chapter

484 39 8
                                    

1 bulan berlalu sejak kepergian Jaemin, dan hal itu membuat Jeno sangat hancur. Jeno tampak sangat kurus, kulitnya juga bertambah pucat. Saat ini Jeno sedang melamun sembari membuka-buka halaman pada diary yang ditinggalkan Jaemin. Tangannya tak sengaja membuka halaman paling akhir dari buku itu, dan Jeno langsung membaca
tulisan yang ada disana.



3 Oktober 20xx
Musim Dingin, Busan

Halaman yang memiliki tanggal yang sama dengan catatan ini hanyalah pembuka dariku, sebenarnya aku merasa bahwa hari ini hari terakhir aku bisa melihat keindahan dunia ini.

Aku merasa waktuku sudah tidak banyak lagi, jadi aku akan mengungkapkan sebuah kejujuran di halaman ini.

Sebenarnya di hari pertama aku bertemu dengan Jeno, aku merasa anak itu aneh karna hanya dia satu-satunya yang mau berteman denganku. Jujur saja, aku berpikir cukup lama untuk menerima ajakan berteman Jeno atau tidak, tapi pada akhirnya kau menerima pertemanan Jeno.

Jujur saja hari-hari dimana aku dan Jeno menghabiskan waktu bersama adalah pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan. Tapi disatu sisi aku gelisah, kalau Jeno yang mengetahui keadaanku yang sangat menyedihkan, Jeno akan pergi meninggalkanku, tapi aku membuang jauh-jauh pemikiran seperti.

Saat aku dipeluk oleh ibu Jeno dibandara, aku merasa sangat terharu karna aku belum pernah merasakan pelukan hangat dari seorang ibu. Rasanya kau hampir menangis saat
itu, saat aku bersiap untuk pulang hatiku terasa kosong sekali, aku tidak rela harus pergi dari rumah Jeno. Tapi aku harus pergi karna itu bukan tempatku.

Jeno maafkan aku karna aku berbohong tentang lebam pada pipiku, andai saja saat itu aku mengunci kamarku dan tidak membiarkan ibuku masuk, mungkin kau tidak akan menjadi heboh.

Mugkin hanya ini yang bisa kutuliskan untuk terakhir kalinya, maaf bila tulisannya jelek, karna aku takut ibuku datang lebih cepat dari dugaanku. Saat ini aku juga harus menahan rasa sakit pada kedua tanganku, kepalaku juga rasanya berputar-putar, nafasku juga terasa semakin berat, pandanganku juga mulai buram. Mungkin ini akan menjadi terkahir kalinya aku tersenyum.

Malam ini, di Busan, aku mengakhiri cerita kehidupanku.

Diary | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang