1

803 30 0
                                    

Seorang remaja berumur kisaran 16 tahun, tengah melamun menatap keluar jendela ruangan serba putih tersebut, entah apa yang ada di pikirannya. Apakah tentang waktunya yang terbatas atau ketakutannya akan penyakit yang dialaminya. Ya, anak itu adalah dirgantara atau biasa di panggil dirga.

Tiba-tiba ada seseorang yang memasuki kamar rawat inap itu. "Eeh adek udah bangun, kamu lagi ngelamunin apa dek? Kok keliatannya serius banget?" Yaa yang masuk keruangan dirga adalah sang kakak kembaran nya

Dirga menatap sekilas wajah kakaknya, kemudian menggeleng seolah dia baik-baik saja dan di sertai senyuman tipisnya. Kemudian langsung merebahkan lagi tubuhnya yang terasa sangat letih itu, padahal dia tidak bekerja sama sekali. Ya, itulah yang dirasakan seorang dirga, walaupun tidak melakukan pekerjaan sama sekali, dia mudah sekali lelah. Itu disebabkan oleh penyakit yang bersarang ditubuhnya itu, sehingga membuat dia mudah letih dan semakin kurus.

Lalu sang ayah, memasuki ruangan tempat anaknya di rawat. "Adek kenapa kak?" Tanya sang ayah kepada devan

Sang kakak memperhatikan tubuh adeknya yang tidak bersemangat, sama sekali, lalu sang kakak menjawab dengan mata yang berkaca kaca pertanyaan dari ayahnya. "Kakak juga nggak tau yah, tiba-tiba kakak masuk adek lagi ngelamun, terus waktu kakak  tanya adek kenapa adek malah menggeleng yah" jelas devandra

Devan orangnya memang cengeng dan manja, berbeda dengan adek nya yang pendiam dan lebih dewasa, walaupun penyakit yang bersarang di tubuhnya itu.

Sang ayah menghela nafasnya pelan "mungkin adek lagi kecapekan kak, makanya dia kayak gitu, kakak tau kan kondisi tubuh adek yang sekarang?" Ucap sang ayah lembut sambil memberi pengertian anaknya yang cengeng itu:)

Kemudian devan segera mengangguk "yah adek bisa sembuh kan yah?" Tanya devan dengan nada memohon menatap sang ayah.

Sang ayah bingung harus msnjawab apa, "kita doakan saja semoga adek cepat sembuh yaa kak, kakak ga pernah berhentikan ngedoain adek?"

Devan pun menggelengkan kepalanya "kakak selalu ngedoain adek yah tiap hari malah, tapi devan takut kalo adek diambil sama tuhan, kakak belum mau kehilangan adek yahh" ucap sang kakak sambil menangis tersedu sedu

Sang ayah langsung membawa anaknya itu kedalam dekapan hangatnya "ssst kakak gak boleh ngomong kayak gitu, kakak doain yang terbaik buat adek, jangan putus asa buat selalu ngedoain adek kak, Allah itu ga tidur kak" ucap sang ayah berusaha memberi pengertian anaknya " pelan pelan devan menganggukkan kepalanya di dalam dekapan sang ayah

Tanpa mereka sadari, orang yang tengah berbaring di ranjangnya mendengar apa yang di ucapkan sang ayah dan kakaknya "apa iya aku bakalan sembuh, mustahil" dirga hanya tersenyum miris atas apa yang dihadapinya, lalu dia segera memasuki alam mimpi, untuk melepas sakitnya walaupun hanya sesaat

💢💢💢

"Bunda jangan tinggalin dirga hiks.. jangan pergi bunda... dirga takut hiks...."
"Bunda....." dirga bangun dari tidurnya dengan deru nafas yang tidak teratur dan tersenggal senggal, serta peluh dingin yang semakin banyak.

"Adek, adek kenapa?" Ayah bertanya dengan nada khawatir. Pandangannya menyapu keseluruh ruangan.

Tiba-tiba dia memeluk erat sang ayah
"Ayah hiks... dirga takut yah uhuk....uhuk.., dirga takut hiks...hahhh...hahhh..."ucapnya sambil terisak dan sesekali terbatuk karena merasa kekurangan oksigen. Ayah berusaha tenang untuk menenangkan sang putra

"Ssst sayang, dengerin ayah... tarik nafas adek dalam-dalam terus buang.... ayo coba dek" instruksi sang ayah berusaha menenangkan dirga yang kesulitan bernafas

"S-se...sak yahh haahh...haahhh... ga bisa nafass haaahh..." ucap dirga lalu sang ayah dengan cepat memencet tombol emergency dengan brutal,lalu tak lama kemudian muncullah seorang dokter yang datang menangani dirga.

"Dok gimana keadaan anak saya, dia baik-baik aja kan dok, anak saya ga papa kan" ayah menyerbu dokter dengan pertanyaan yang bertubi tubi

"Bapak tenang saja, anak bapak ga papa, sempat kesulitan bernafas untung bisa diatasi. Anak bapak cuman banyak fikiran saja sehingga jantungnya sulit untuk memompanya. Dan jangan biarkan anak bapak banyak pikiran dulu." Jelas dokter panjang lebar menjelaskan kepada ayah

"Terima kasih  dok" ucap sang ayah berterima kasih kepada dokter

"Sama-sama pak, sudah kewajiban saya untuk berusaha menangani pasien pak, kalau begitu saya permisi dulu. Mari pak" jawab dokter sambil berpamitan kepada ayah.

"Sekali lagi makasih dok" lagi ayah berterima kasih. Dokter menanggapinya dengan senyuman ramah lalu keluar dari ruangan dirga.

Ayah mendekati brangkar dirga memperhatikan anaknya yang tengah tertidur dengan lelapnya "kamu kenapa dek? Mimpi itu lagi yaa sayang?" Walaupun tidak ada jawaban, sang ayah tetap bermonolog sendiri mengutarakan kesedihannya. "Adek tidur yang nyenyak yaa dek, jangan pikirin apa apa. Ayah sayang adek" ayah mengecup kening dirga lama lalu kembali ke sofa yang tersedia di ruangan itu

Kalau kalian bertanya dimana devan? Yaitu di rumahnya, sempat dia menangis untuk menemani sang adek di rawat dan hal itu, tidak di bolehkan oleh ayah, alasannya karena besok devan harus sekolah, tidak ada ceritanya bolos-bolos, hal itu mampu membuat sang kakak memberengut kesal menatap sang ayah



Guyss akhirnya aku dapat ide juga buat cerita hehe, jangan lupa vote and coment yaaa...

Chome true (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang