Angka dan Sa

8 0 0
                                    

"Sekarang dunia hanya hidup dengan angka ya, Lih?"

Tanya Sa kepada Galih yang sedang meperhatikan langit malam di taman luas.

"maksud mu bagaimana,Sa?"

"iya, hidup hanya soal angka. Tanpa angka kamu bisa mati bukanya? roda berputar saja pasti memiliki angka, bagaimana dengan dirimu yang berputar dibawah dunia yang mana dunia itu ibarat roda berputar yang ku sebut kan barusan?.
Sekarang, manusia hanya bisa dikatakan manusia bila memiliki angka yang fantastis, jumlahnya banyak, bahkan infinit, Lih. Padahal, banyak cerita kehidupan yang tidak memiliki angka tapi bisa dianggap infinit. Misal, sebuah rasa. Memangnya, ada manusia yang bisa meng-angka-kan rasa?. Paling hanya di hiperbolakan "rasa ku seperti buih lautan." Ya aku harap, hidup harus selalu seperti cerita kehidupan yang tidak memiliki angka tapi bisa di anggap infinit. Paham maksud ku, Lih?"

"Paham, Sa. Maksud mu dan mau mu begini bukan?
Kamu tidak ingin hidup dalam angka, kan?. Maka hiduplah dengan ku, Sa."

"Dih apasih, Lih?. Jangan mulai keluarkan lagi lelucon bodoh mu!"

"Hiduplah dengan ku, Sa. Dengan rasa. Karna rasa tak bisa diangka-kan menurut mu kan? dan kamu tidak ingin hidup dalam angka, kan?. Jika tidak ingin hidup dengan angka, hiduplah dengan ku. Hidup dengan sebuah rasa yang tidak bisa diangka-kan."

Tak bisa di tebak ekspresi Sa saat Galih mengucapkan kalimat yang di susun nya dengan sangat sendu. Sa berharap kupu kupu yang ada di perut nya tidak terbang begitu saja menuju dada untuk mehancur kan tameng hati nya yang memang sulit di hancurkan.

Tapi, kalimat yang diucapkan Galing begitu teduh. Tapi juga aku memang harus buat batas dan garis. Kami memang bukan sepasang kura kura yang akan hidup bahagia sampai tua. Kami juga bukan bumi dan bulan yang harus hidup beriringan. Kami hanya Galih dan Sa yang tidak pernah bisa di satukan. Ucap Sa untuk meyakinkan dirinya.

kembali ke alam sadar nya, Sa segera mengatakan ;

"Kamu ini Lih, sudah ku bilang jangan keluarkan lelucon bodoh mu itu!"

"Sampai kapan Sa kamu anggap semua perkataan ku lelucon bodoh? Dari 3 tahun kemarin, memangnya aku tidak pernah serius dengan ucapan ku?."

Jawab Galing yang tetap tenang padahal hatinya bergejolak ingin mengatakan sesuatu yang lebih tapi takut Sa malah semakin tidak nyaman.

Ya, sudah 3 tahun Galih bersama Sa, sudah berkali kali pula membujuk Sa untuk membumi bersamanya. Mereka adalah manusia sama sama penyepi, suka sepi. Mungkin karna itu pertemananya bisa awet selama 3 tahun. Latar belakang dan nasib mereka sama. Tujuan pun sama "ingin bisa membumi untuk bisa menjadi manusia yang benar benar manusia."

PanthalassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang