Aku dan Kakak

1.3K 7 2
                                    

HUFFFFF ... Satu lagi hari yang panjang " ujarku sembari menjatuhkan diriku ke atas tempat tidur. Aku mungkin adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sering dibully , dari mulai Pemalakan , pelecehan , dan kekerasan selalu kuterima. Bahkan kerap kali aku dijauhi teman-teman ku karena menganggap aku memiliki keterbelakangan mental.

Namun apadaya, aku hanya bisa pasrah diperlakukan bak binatang oleh beberapa temanku disekolah. Bahkan mereka sering meminta uang kepadaku secara paksa dan tak jarang pula aku mendapatkan sebuah pukulan dari mereka saat aku tidak mau menuruti apa kemauan mereka . Mungkin karena penampilanku yang terlalu culun sehingga mereka jijik melihatku, terlebih wajahku ini lebih pantas disebut perempuan ketimbang laki-laki.

Namaku Rudi. Aku tinggal berdua dengan kakak perempuanku bernama Lucy disebuah rumah mungil yang terletak agak jauh dari pusat kota. Semenjak orangtuaku bercerai, mereka memutuskan untuk meninggalkan dan menelantarkan kami berdua ketika masih kecil. Untungnya kakak memang terbilang cukup mandiri dan sangat disiplin untuk masalah ekonomi sehingga kami pun bisa mencukupi kebutuhan hidup kami sehari-hari sampai saat ini. Yah, bisa dibilang aku dan kakakku memiliki banyak kemiripan karena kami terlahir kembar tak identik.

Namun meskipun kakak orang yang sangat baik, aku selalu menyembunyikan rasa sedihku dari kakak karena aku tidak mau dia khawatir, bahkan saat wajahku terluka akibat dipukuli oleh teman-temanku, aku selalu berbohong dan berkata kepadanya bahwa aku hanya menabrak tiang listrik atau terjatuh dari sepeda.

Sebenarnya kakak memiliki cukup uang dari tabungannya selama ini dan hasil kerja sambilannya nya menjadi tenaga medis untuk bisa memindahkanku ke sekolah lain, Tetapi aku tidak mau membebani kakak lagi karena bagiku melihat senyumnya saja sudah membuatku merasa lebih baik dan cukup untuk menghilangkan rasa sedihku untuk sesaat. Bagiku, dia bagaikan sebuah pelangi yang muncul setelah Hujan badai.

Banyak kenangan indah yang kami lalui bersama, seperti saat nyelonong masuk dalam kamar kakak cuman sekedar mengerjainya. Biasanya setelah beres-beres rumah kakak selalu tidur lagi.

Dan bener aja, aku tersenyum menyeringai saat memasuki kamar kakak, kulihat dia masih terlelap dengan daster longgar kesayangannya sambil memeluk guling.

Ku naiki kasurnya pelan, lalu ku cabut sehelai bulu kemoceng yang sering dipakai kakak untuk membersihkan debu. Dengan sangat hati-hati ku masukan ujung bulu yang sudah kucabut tadi, kedalam bulu hidung kakak.

Pelan-pelan ku putar, kakak mulai gusar karena sensasi geli di hidungnya, ku putar cepat pangkal bulu dengan ujung yang memasuki lubang hidungnya dan...

"Hakcimm...hakcimm..hakcimm..."

Kakak bangun dengan terkejut, berkali-kali ia bersin tanpa henti, sambil menggosok keras hidungnya. Aku tertawa bangga atas perbuatanku padanya.

"Dek! Apa-apaan sih? Ganggu orang tidur aja" umpatan kekesalan kakak padaku, tawaku semakin keras saat melihatnya bersin tuk terakhir kalinya.

"Coba aja kalo tidur lagi, aku kelitik pinggang kakak habis ini" kataku saat mengetahui kakak mulai merebahkan badannya kembali.

"Aahh lima menit lagi aja ya" jawab kakak dengan suara kantuknya.

"Oke..satu" aku mulai memperingatkan kakak.

Kakak bangun dengan muka kesal "ini hari Minggu dek, emangnya mau kemana sih?" Tanya kakak malas dengan memberi alasan.

"Emang kalo hari Minggu bisa males-malesan gitu? Aku lapar" jawabku sambil memukul bantal ke kepalanya.

"Mandi dulu kek" kata kakak, tapi sebelum ia sempat menyisir rambutnya, aku sudah menariknya keluar kamar. Sadar kalau adik kesayangannya telah menyiapkan sarapan kesukaannya, kakak tersenyum manis padaku, lalu memukul pundak ku pelan.

Waktu terus berlalu. Kini aku hampir menyelesaikan sekolahku di SMA dan berkat dukungan kakak aku mulai berubah menjadi lelaki yang percaya diri. Tetapi sayangnya aku harus berpisah dengannya karena dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya di salah satu universitas favorit di pusat kota.

Hari demi hari kulalui tanpa kehadiran kakak di sampingku. Kulangkahkan kakiku memasuki kamarnya yang beraroma khas lavender, bunga kesukaannya. Walaupun sudah tidak terpakai, namun tidak ada sedikitpun debu yang menempel karena aku selalu membersihkannya setiap hari.

Kucoba menerjunkan diriku ke kasur empuknya. Ternyata kasurnya lebih nyaman daripada milikku. Aku duduk kembali di sisi ranjang dan mengamati sekeliling kamar. Jejeran-jejeran buku miliknya masih tertata rapi juga di rak buku. Aku berdiri untuk menuju ke jajaran koleksi buku-buku milik kakak, semua buku novel dan ilmu kedokteran pun tertata rapih disana. Tapi tetap saja, rumah ini terasa sangat sepi tanpa kehadiran kakak.

________________________
Helo. Ini adalah salah satu cerita dari "Gloomy story'" yg di bikin ulang karena ceritanya yg kepanjangan.. hehehe i'll hope you like it ' 3 ')/

Scandal (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang