Aku menunggumu dalam temu bernama semu.
Sejenak rehat sembari menunggu kabar mu.
Bersama rindu yang sedari tadi berteriak ingin bertamu.
Bersama malam yang menjelma menjadi sepi.
Menunggu lara yang tak kunjung menepi.
Sedangkan aku hanya menatap bulan di temani secangkir kopi.
Tanpa mu.
Sekaligus tanpa canda dan dekapan erat yang
selalu kau sertakan saat malam semakin dingin menggebu.Sedang aku di sini hanya sendiri.
Sesekali Mengutuk takdir yang entah mengapa selalu saja seperti ini.
Sesekali aku ingin menjadi seperti langit.
Yang tak pernah sedih saat pagi terganti.
Dan yang tak pernah pergi saat sore menjelma menjadi malam yang sepi.
Aku merindukan mu sama seperti semua orang yang merindukan senja di kala sore hari.
Menikmati seluet jingga di temani kekasih hati.
Dengan debur ombak laut sebagai saksi.
15.05.20
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sebuah Patah_
RandomSetidak nya tuhan pernah menitipkan bahagia dengan hadir nya dirimu dalam kisah ku.