Pertemuan💟

9 0 0
                                    

'Ada peribahasa mengatakan "tak kenal maka tak sayang",tetapi kita sudah lama mengenal tak pernah saling mengungkap sayang'_anonim.

**
Dina Respati, gadis remaja yang baru memulai masa remaja di SMA Wiyata Bangsa mulai menaiki tangga menuju kelas 10 IPA B. Dia belok ke kanan menyusuri lorong yang sudah sepi di jam 7 kurang 2 menit. Sedikit berlari. Dia takut di jam pertamanya ini dia akan terlambat.

Brakk.

Dengan terengah engah dia masuk ke kelas dengan membuka pintu dengan kasar. Dugaannya benar. Kelas sudah dimulai. Bu Sari yang mengajar hari ini sudah mulai membahas tentang berita pagi.

Yapss, SMA Wiyata Bangsa memiliki kebijakan yang cukup berbeda dengan sekolah lainnya. Sekolah kami sudah dimulai jam 7 kurang 40 menit. Bel sudah berbunyi kemudian semua siswa memasuki kelas. Dimulai dengan mengaji 15 menit setelah itu guru yang mengajar akan memuat dan membahas diskusi pagi dengan *berita pagi* sesuai dengan tema dan berita terbaru.

Seperti saat ini, kelas sudah dimulai dengan diskusi bertema sekolah full day, dengan menggunakan perbandingan negara maju dan berkembang yang menerapkan.

"He'em, Dinaaa.... "ujar Bu sari dengan nada lengking nya, "kamu telat lagi? "

Dina menggeliat tak nyaman, sudah tiga hari dia telat dia tidak mau ayahnya dipanggil gara-gara dia terlambat, "Bu sari, jangan panggil ayah ya Bu? " pinta Dina dengan wajah memelas. Semua temannya hanya tertawa cekikikan. Dina terkenal selalu telat, hal ini terjadi karena kebiasaannya yang mandi hampir satu jam. Entah apa yang dibersihkan.

"Baiklah, ibu kali ini akan memberikan kamu punishment, berhubung ada dua orang yang telat, kali ini hukuman ibu kalian berdua, Dina dan Kukuh harus membersihkan ruang laboratorium ya sampai jam ibu selesai. "

Dina mengerutkan kening, siapa Kukuh itu?  Batinnya menerka. Sampai ada lelaki jangkung yang berwajah sedingin kutub utara dan selatan yang bersatu itu berdiri dan pergi meninggalkan kelas.

"Shut, Dina ayoo cepat ke lab sebelum bu sari menambah punishment mu. " Sindi sahabat sebangkunya mulai mengingatkan. Keteledoran Dina, bisa membuat semuanya kacau.

**

Husyinggggg...

Bersin Dina yang terus menerus mengusik pendengaran Kukuh, pasalnya sejak wanita itu masuk sebentar menyapu sebentar bersin. Manja sekali gadis itu, pikir Kukuh.

Kukuh Prayoga, mulai mendekat dan menarik sapu lantai yang dipegang Dina. Dina tak menduganya hingga dia melonjak kaget. Tapi kemudian dia menyerahlan sapu yang ditangannya ke arah Kukuh. Kukuh menaikkan sebelah alisnya.

"Hidung lo merah banget, " ujar Kukuh dengan terus menyapu lantai.

Husyinggg,,,

"Gue--gue ga ku--Husyinggg" dina berlari menuju ke toilet dekat laboratorium IPA. Dina mengeluarkan semua ingus yang menghiasi wajahnya di toilet. Saat dia keluar ada Kukuh dengan tisu do tangannya. "Lo kenapa? Dasar anak manja. Nyapu doang udah beleran."

Dina menarik tisu dengan kencang, matanya memicing tak suka dengan perkataan teman sekelasnya yang sering dia temui, dia pun juga kenal namanya tetapi tak pernah bertegur sapa. Dasar Dina, sifat masa bodohnya masih berlanjut.

"Jangan sok tahu, yang terlihat di permukaan belum tentu menggambarkan keseluruhannya, " ucap Dina sambil mendudukkan dirinnya di kusi panjang depan laboratorium.

Strategis. Itulah lokasi sekolahnya. Laboratorium berada di ujung lorong lantai dua. Berada di dekat tangga. Dengan di depan ruang laboratorium terdapat kursi panjang disamping tanaman tanaman penelitian yang sering digunakan, seperti tanaman apotek hidup dan tanaman hidroponik.

Manajemen HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang