Cerita ini diikutsertakan ke lomba LCDP X dalam rangka ulang tahun LCDP ke-10. Baca cerita lainnya di eliteralcdp.wordpress.com.
***
Portal telah dibuka, sudah waktunya sang penjaga menjemput mereka yang harus kembali. Baru dua hari Elvarette mengunjungi bumi, kini ia bertugas kembali. Handphone miliknya berdering tanda ada pesan yang masuk, surat tugasnya telah turun melalui surel. Sebentar lagi Elvy, panggilan kesayangan Elvarette akan menjemput pria yang baru saja menuntaskan tugasnya. Ia turun dari kamarnya dan berpamitan kepada pemilik kamar kontrakan, Alice yang ada di bawah.
"Kak Alice aku pamit dulu, ada tugas kantor datang!" sapa nya. Dengan spontan Alice membalas sapaannya, "Wah, baru kemarin kamu kembali!". Elvy diam sejenak, "Iya, sepertinya yang lain sedang sibuk. Jadi aku dapat tugas tambahan."
Alice si pemilik penginapan tersenyum, tak disangka bocah yang menginap di tempatnya mendapat kepercayaan besar dari tempat kerjanya. Jarang seorang pemula mendapat tugas yang cukup banyak, kecuali bila ia sudah dipercaya oleh atasannya memegang amanat yang besar itu.
"Elvy, kira-kira bagaimana pekerjaanmu? Apa menyenangkan?" sapa perempuan itu.
Ia tersenyum dan membalasnya, "Senang kak, aku bisa berjumpa dengan banyak orang dan cerita bagus dari mereka!"
"Itu sudah pasti, kadang bertemu dengan orang baru akan memberi pengalaman baru juga." pujinya.
"Betul sekali, aku jadi ingat pamanku yang selalu bercerita soal kehidupan."
Alice mendekati Elvy dan mengusap ubun-ubun nya. Ia tersenyum melihat semangat yang dimiliki Elvy, "Kelak kau akan tahu sendiri, Elvy. Saat ini kau harus belajar dahulu biar seperti seniormu, Arafis dan Saki.""Siap kakak!" balas Elvy dengan sigap.
"Baiklah kalau begitu, hati-hati di perjalanan ya!"
"Baik kak!" balasnya kembali dengan riang.
Tempat tinggalnya tidak jauh dari kantor. Ia bekerja sebagai penjaga bagi mereka yang telah tiba waktunya untuk kembali ke rumah. Setiap orang pasti akan kembali ke rumah bila waktu di dunia fana telah usai. Ada yang kembali dengan suka cita, tetapi banyak juga yang takut bahkan menolak untuk kembali. Sebab itu, tugas para penjaga berlaku. Mereka bertugas menjemput dan mengantarkan mereka ke tempat tujuan bagaimana pun caranya. Boleh cara yang sopan maupun sedikit kasar, tergantung situasi.
Untungnya Elvy sering mendapat orang-orang yang sopan maupun yang mudah diajak pulang. Mereka mau masuk ke dalam gerbong kereta yang dikhususkan bagi mereka. Ia memastikan orang yang diajaknya mau memasuki kereta secara sukarela, sebab akan mudah baginya untuk menentukan nomer kursi bagi mereka. Selain itu, ada poin tambahan baginya bila orang tersebut memberi wejangan atau nasehat dari pengalaman mereka di dunia.
Semakin puas tingkat kenyamanan mereka, semakin besar poin yang diperoleh Elvy dan penjaga lainnya. Namun bila orang yang diajak menolak, para penjaga tidak mendapat denda karena itu merupakan keinginan mereka sendiri. Penolakan mereka justru mempersulit diri mereka dan menjadi bahan bakar kereta. Kira-kira itu yang tertulis di buku panduan milik Elvy dan para penjaga.
Kereta milik Elvy sudah siap melaju. Masinis dan para petugas dalam kereta sudah siap berangkat. Gadis mungil yang selalu ceria itu masuk ke kantor untuk mengisi presensi dan berkas penting sebelum mereka berangkat. Gerbang cahaya telah dibuka, roda kereta mulai berjalan mengikuti rel yang ada. Sudah saatnya Elvy menjemput pria yang ada dalam datanya.
"Paman masinis, kita akan pergi ke mana?" tanyanya.
"Ke stasiun lama yang ada di pulau Jawa." balas si masinis.
Elvy memegang dagunya, ia baru nama tempat tersebut, "Stasiun lama? Stasiun apa itu paman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LCDP X - Seorang Pria Di Stasiun
Fantasyseorang gadis magang yang harus menjemput "tamunya" ke tempat tujuan.