IG ~bab 6~

61 5 0
                                    

MICHELLE POV

"Kita pulang dulu Chelle" pamit kedua sahabatku yang kubalas acungan jempol

"Gw kerja aja deh" gumamku

Fyi: Michelle itu memang kerja dicafe sebagai pelayan dan uangnya dia pakai buat beli obat, check up, dll. Sudah seminggu pula ia mengambil cuti.

"Oi bang tumben?" Tanyaku heran biasanya dia ini jarang main ke cafe

"Gada cuman mau ngecek aja".jawabnya seraya tersenyum kearahku.

"Gue dulu kebelakang bang mau ganti baju" pamitku yang diresponnya dengan anggukan kepala

Saat sedang melayani pelanggan kak Dira memanggilku

"Chelle kamu dipanggil bos".ucap kak Dira dan membuat bingung biasanya kak Gilang memanggilku jika itu hal penting.

"Kenapa kak?".tanyaku saat sampai di ruangan kerja kak Gilang.

"Duduk".perintahnya dingin,  membuatku mengernyitkan dahi bingung tapi aku tetap duduk mematuhi perintahnya.

"Jujur kamu curi duit kakak".tanya dingin dan semakin membuat ku bingung.

"Maksud kakak?".ucapku bingung dan "gausa sok ga ngerti deh".sentak kak Gilang membuatku kaget.

"Aku ga-----.ucapku tergantung Karena langsung dipotong oleh kak Gilang.

"Pergi dan Lo gue pecat".ujarnya dingin sambil menunjuk ke arah pintu.

Karena tak kuasa menahan air mata akhirnya aku pergi meninggalkan ruang kerja kk gilang

"Maafin kakak chelle".batinnya seraya menengok pintu yang sudah tertutup kembali

"Akh"ringisku.memegang perutku yang sangat nyeri.

Dengan segera aku mencari obatku dan nihil obatnya habis.

Aku menjalankan motorku sangat pelan karen nyeri diperutku ini semakin menjadi" dan jam sudah menunjukkan jam 21.15 yang artinya sampai rumah nanti ia akan dimarahi lagi.

                               ~~~~~

Saat ingin membuka pintu terdengar suara papa dan entah dengan siapa sepertinya membicarakan hal serius

"Mana anak mu itu,ah aku lupa siapa namanya".tanya seseorang pria seumuran dengan papaku

"Michelle,paling bentar lagi dia pulang" jawab papaku dan itu membuatku bingung

"Berapa kau jual dia?".pertanyaan orang tersebut membuat ku menegang dan tidak terasa air mataku sudah mengalir deras.

Tidak mempedulikan lagi perutku yang sangat nyeri ditambah kepalaku yg mulai pusing aku berlari menuju taman dan menangis sekencang"nya biarla aku dianggap gila karena aku sudah lelah dengan semua ini

Tuk...lemparan batu itu tepat mengenai kepalaku yang sedang sakit ini.

Dengan segera ku hapus air mataku dengan kasar dan ingin memarahi siapapun yang telah melemparku

"Lo lagi".ucapku saat aku melihat siapa orang itu

Drt...drt...drt.....

Papa ia calling

"Pulang sekarang".perintahnya sangat dingin sekali

"Iy----.ucapanku terpotong karena panggilan diputus sepihak oleh papaku.

Saat aku membalikan badan cowok ini mencekal tanganku

"Kenapa?".tanyanya setelah melihat perubahan raut wajahku.

Dengan segera kutepis tangannya dan langsung naik keatas motorku dan pulang kerumah.

                               ~~~~~
                              
"Kok sepi sih?".gumamku lalu mencari pembantu rumah tanggaku "bi".panggilku

"No---n"ucap bibi terbata - bata  membuatku bingung.

"Pelan" bi ngomongnya"

"Nyonya masuk rumah sakit non" kakiku melemas seketika

"Rumah sakit mana bi?"

"Medika Cahya Hospital non"
Dengan segera aku berangkat menuju rumah sakit

                            ~~~~~

Aku berlarian dikoridor rumah sakit tidak perduli pada suster yg meneriakiku

"Atas nama Helena Rosalin gwythen".ucapku sat sampai dimeja resepsionis

Resepsionis yg mengertipun langsung mencari nama itu segera aku berlari sekuat mungkin keruangan yg sudah resepsionis itu sebutkan.

"Pa".panggilku lirih membuat sang papa mendongak.

"PUAS KAMU HAH!!".teriak papaku seraya menamparku sekeras mungkin

"Kena---".ucapanku dipotong oleh papa

"INI SEMUA PASTI ULAH KAMU!!"

"Bang ini Ken---" lagi ucapanku dipotong

"Gausa muna deh lo pasti lo kan yg nyuruh orang buat nabrak mama"sarkas bang Afren lalu mendorongku sampai mengenai tembok.

"Jangan buat keributan bang".lerai adikku menarik bang Afren tetapi langsung ditepis kasar oleh Afren

"Stop itu adek Lo".teriakku menghentikan aksi abangku yg ingin menonjok gerlan

"Kalau Lo marah Lo bisa pukul gw sepuasnya tapi jangan libatkan
Gerlan" lanjutku

"Ini semua gara - gara Lo bangs*t" ucap bang Afren sambil menarik kencang rambutku

PLAK
BUGH

Lalu menampar kemudian membenturkan kepalaku ke tembok,  dapat kurasakan ada yang membawaku ke brankar dan semuanya mendadak gelap

"Dia koma" ucap seorang dokter.

💨💨💨








TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Impossible GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang