Nadine Xaquila anak ke 3 dari pasangan Harry Adhitma dan Gia Safira. Nadine adalah seorang gadis yang cantik, mempunyai senyum yang manis, pintar dan ambisius. Namun, dibalik wajah yang cantiknya ia termasuk sosok yang dingin,tak tersentuh bahkan penuh misteri.
BUGHHH!!!
BUGHHH!!!"Din liat tuh ada yang berantem,samperin yuk" ajak Freya. Freya merupakan sahabat Nadine dari awal masuk SMA hingga sekarang mereka duduk dikelas XII.
"Gak,males." ucap Nadine melanjutkan langkahnya agar segera sampai ke kelas.
Entah mengapa bagi Nadine semua orang yang ada di sekolahnya memiliki sifat yang aneh, buktinya ada yang berkelahi saja harus ditonton bukan dilerai."Nadinee.... apa-apaan sih! kok aku ditinggal hufttt"
"Freya temanku yang cerewet bisa diem gak gue mau fokus jawab simulasi UTBK nih" Nadine pun membuka handphone kesayangannya dan memakai earphone agar tidak terganggu dengan suara-suara bising dikelasnya.
"Nad kapan sih lo bisa kek dulu bareng-bareng sama mereka,gue sedih liat lo gini terus" batin Freya.
Freya memandangi wajah sahabatnya yang kini sedang fokus mengerjakan butir-butir soal yang tertera di layar handphone sahbatnyanya tersebut. Entah mengapa peristiwa yang dulu teringat lagi dibenaknya. Mengingat betapa rumit dan rapuhnya orang yang tengah ia tatap.
"Ngapain lo liati gue, gue masih normal ya" ucap Nadine dengan tampang jijik.
"Ngaco lo gue juga kali"
🐾🐾🐾
"Assalamualaikum""Waalaikumsalam, eh non Nadine sudah pulang. Gimana no sekolahnya? Enggak ada masalahkan?" Tanya bi Imah asisten rumah tangga dikeluarga Harry. Bi Imah sudah bekerja semenjaak Nadine lahir jadi ia menganggap bi Imah sebagai ibu keduanya.
"Iya bi lancar kok"
"Non jangan lupa makan ya nanti kambuh loh terus non jangan lupa juga refresing biar gak mumet."
"Iya bi Imah yang cantik, Nadine bakal lakuin semunya" ucap Nadine dengan kekehannya. Siapun yang melihat ia sekarang pasti tak dapat mengelak bahwa Nadine memili senyum yang manis.
"Nadine keatas dulu ya bi, mau ganti baju terus bimbel." ucap Nadine berlalu dan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Semoga non Nadine cepat menemukan bahagianya" ucap bi Imah sambil menatap punggung Nadine yang mulai menjauh dari indra penglihatannya.
.
.
.Nadine pov on
Setelah bertemu bi Imah aku segera menuju ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap untuk bimbel.
Aku melihat diriku lewat pantulan kaca.. dan sempurna. Cukup puas aku memandangi wajahku sendiri dan entah mengapa aku merasakan sakit di bagian perutku.
"ckk..kambuh lagi" dengan sigap aku membuka laci di lemari samping kasurku.
"Obat sialan..." kuteguk 3 pil obat agar sakit ini segera reda.
Nadine pov off
Setelah meminum obat, Nadine pun memutuskan untuk duduk sejenak agar sakit yang ia rasa segera reda.
Namun tiba-tiba handphonenya pun bergetar pertanda ada telpon masuk
drttt...drttt...drttt"Halo"
"hmmm""Nadine jangan lupa hari ini kamu bimbel, awas ya kamu coba bolos."
"Mah... sebenarnya Nadine capek sehari aja masa Nadine gak boleh istirahat?" yaa itu adalah Gia, ibunda Nadine yang selalu menelpon hanya untuk memastikan Nadine tidak bolos sekolah dan bimbel.
Nadine merasa hubungannya dengan orang tuanya makin jauh, padahal semua yang Nadine lakukan semata-mata untuk membuat kedua orang tuanya melihat kearah dirinya yang hamper terbuang akibat peristiwa masa lalu. Sejujurnya Nadine bisa saja membenci kedua orang tuanya akibat perlakukan mereka yang seolah-olah menjadkan Nadine robot, namun bagai manapun juga Nadine masih memiliki hati nurani dan tetap sayang terhadap kedua orang tuanya, terlebih kepada ayahnya yang seakan-akan tidak meanggapnya anak setelah peristiwa masa lalu itu.
🥀🥀🥀🥀🥀
Masa lalu apakah yang membuat Nadine dan orang disekitarnya berubah?
.
.
.
Jangan lupa vote yaa ❤