Hallo hallo
Sangat sulit untuk bertahan dalam keadaan dimana dunia pun tidak memberi pilihan.
Kim Namjoon!
Kim Seokjin!
Min Yoong!
Jung Hoseok!
Park Jimin!
Kim Taehyung!
Jeon Jungkook!BTS!
Kata kata yang selalu Jimin dengar dari ARMY setiap ia dan member BTS lain sedang perform di atas panggung. Mungkin kini ia tidak mendengarnya lagi untuk beberapa saat.
...
Venesia ibu kota regione Veneto dan Provinsi Venesia di Italia. Kota ini memiliki luas wilayah 412 km² dan populasi 271.663 jiwa. Yang kini menjadi tempat pelarian Park Jimin dari kehidupan seorang idol.
Dirinya yang selalu membuat jutaan fansnya tersenyum dan tertawa tanpa pernah memikirkan dirinya sendiri untuk bisa seperti itu.
Dunia terlalu menuntutnya untuk menjadi sempurna seakan akan memang sebuah keharusan. Tapi bahkan tuhanpun tak pernah menciptakan makhluknya dari kata sempurna.
Mencoba mengeluhpun tak akan diizinkan dalam dunianya yang kini tengah ia jalani.
Park Jimin kini tengah berjalan mencoba menikmati suasana malam sambil beberapa kali menyeruput kopinya yang tadi ia beli di salah satu coffee shop.
Kini dirinya merasakan sapaan angin malam yang mengibaskan rambutnya. Seolah olah tengah di usap lembut oleh jari jemari seseorang.
Langkahnya kini berhenti di sebuah jembatan kecil yang terbuat dari bebatuan. Menatap sungai yang ada di bawahnya.
Mungkin sekarang ia sedang merindukan teman temannya yang sudah di anggap seperti rumah dan keluarga sendiri.
Yang sedang dirasakannya saat itu adalah rasa bersalah pada orang yang telah ia tinggalkan. Dengan pergi diam diam tak memberi kabar pada siapapun bahkan ponselnya ia matikan.
Flashback on
Setelah selesai konser semua member berkumpul untuk melakukan sesi pemotretan yang biasa mereka lakukan.
Jimin memperhatikan semua member satu persatu dan merasakan jika mereka sebenarnya sangat lelah dengan jadwalnya yang padat.
Dan ia rasa sangat muak dengan kehidupannya saat ini. Ia tak pernah menikmati masa mudanya seperti kebanyakan anak lainnya.
Hidupnya selalu di liput media tanpa adanya kebebasan. Flash kamera yang mungkin sudah menjadi santapan setiap harinya.
Artikel artikel rekayasa yang bisa menghancurkan karirnya dengan sekejap mata. Bahkan mungkin ia harus selalu memberitahu kesehariannya pada media.
Keluar untuk melihat kotanya sendiripun mungkin akan menjadi ancaman bagi hidupnya karena selalu diikuti fansnya. Dan jangan lupakan sasaeng fans gila yang berkeliaran di luar sana.
Jimin sangat muak terhadap kehidupannya.
Hingga ia berfikir untuk pergi ketempat jauh yang dimana tidak ada flash kamera yang membutakan matanya, media yang mengikutinya, jadwalnya yang menuntut, dunia yang tak pernah memberikan istirahat barang sejenak untuk mengambil nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The day we meet (Park Jimin)
Fanfictionmelarikan diri dari kehidupan seorang idol, bersembunyi dari awak media, menghilang dari ribuan fans, menutup diri, dan pergi ke tempat yang jauh. dan bertemu gadis yang akhirnya membuat Park Jimin menemukan dirinya sendiri, belajar menikmati hidupn...