PROLOG

11 2 3
                                    

8 TAHUN YANG LALU

" kak, kakak mau pergi kemana?" ucap seorang gadis cantik berumur 10 tahun

"Kakak sekarang harus pergi Ira, soalnya orangtua kakak akan pindah ke kota. Pekerjaan ayah di pindahkan, jadi kami juga ikut pindah" ucap anak laki-laki yang meiliki urmur tidak jauh dari gadis itu.

"Kalau, kalau kakak pergi Ira main dengan siapa?" rengek anak gadis itu

" Kan Ira punya banyak teman, jadi Ira bisa main sama mereka" ucap anak laki-laki itu lagi

" gak mau, ira maunya sama kakak" ucap anak gadis itu

" Ira dengarkan kakak, kalau Ira udah gede  ira boleh ke kota nanti Ira ketemu kakak lagi" ucap anak laki-laki itu

" Benarkah?" ucapnya dengan mata berbinar

" Tentu saja, makanya Ira harus cepet cepet gede"
ucap anak laki-laki itu kembali

" Oke kalau gitu, Ira bakal cepet gede. Terus terus kalau Ira udah gede Ira bakal jadi gadis yang pintar, dan juga cantik" ucap anak itu dengan optimis

" Oke, kakak bakal tungguin Ira di kota" ucap anak laki-laki itu sambil mengacak-acak  rambut anak gadis itu karena gemas.

" Ahhh, kakak kebiasaan acak-acakin rambut Ira. Ira ngambek nih" rengek gadis itu kembali

" Jangan ngambek dong, kakak minta maaf ya. kan kakak mau pergi, masa Ira malah ngambek" bujuk anak laki-laki itu

" Emmm iya deh, tapi kakak harus janji kakak gak boleh lupa sama Ira. Kakak juga harus selalu ngabarin Ira" ucap gadis itu lagi

" iya iya kaka janji. Ira juga harus janji harus belajar yang rajin, supaya Ira bisa nyamperin kakak ke kota" ucap anak laki-laki itu

" Iya Ira janji " ucap gadis itu

" ok kaka pergi yah, dadah Ira" ucap anak laki- laki itu berlalu

" Dadah kakak" ucap gadis itu

8 TAHUN BERIKUTNYA

Kini sudah 8 tahun berlalu, tapi masih teringat bagaimana dulu Galih meninggalkannya pergi ke kota.

Anak kecil  itu ialah AIRA CAHYANI PUTRI dan anak laki-laki itu ialah GALIH PUTRA PERMANA.

"Hah... masih teringat bagaimana kamu ninggalin Ira kak, sampai kapan Ira harus nunggu kakak. Ira udah kangen banget sama kakak. Tapi Ira kadang ragu dengan janji yang kakak ucapin, apakah kakak masih mengingat janji itu atau hanya Ira disini yang selalu mengingatnya. Bahkan sampai saat ini Ira masih ingat bagaimana kebersamaan kita kak. " ucap Ira sambil menghela nafas panjang

" Kadang aku menghayal bagaimana rupamu sekarang, apakah kau semakin tampan. Atau kau semakin dewasa." Ucap Ira dalam hati

Ira masih bermain-main dengan pikirannya, memikirkan yang akan terjadi dengannya di masa depan. Sebenarnya sudah sangat tipis harapan Galih menunaikan janji itu kepadanya, Pasalnya sudah lama sekali mereka tak saling berkomunikasi. Jangankan membahas bagaimana kehidupan Galih saat ini, hanya sekedar untuk bertegur sapa saja sudah tak ada. Tapi masih ada rasa penasaran dalam hati Ira untuk bertemu kembali dengannya.

"Ra sedang apa kamu disini" ucap Ibu Ira

Mendengar suara Ibunya Ira pun menoleh ke arahnya
" Ehh... Ibu, aku gak ngapa-ngapain kok Bu." Ucap Ira

" Iyakah?" Ucap Ibu Ira kembali

"Sebenarnya Ira bermain dengan pikiran Ira bu, bagaimana yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Akankah 'dia' menepati janjinya, dan apabila kita bertemu apakah dia akan menerimaku atau malah dia sudah tak mengenaliku" ucap Ira sambil menyenderkan kepalanya di pundak ibunya

" Ibu tau kamu masih selalu memikirkan nak Galih. Tapi ibu tak tega kalau melihatmu sedih ketika kau bertemu dengannya tapi Ia sudah tak mengenalimu" Ucap Ibu Ira dengan nada sendu.

" Ibu tenang saja. Ira kuat kok Bu, masa hanya karena laki-laki Ira harus menangis. Ira hanya ingin bertemu dengannya, melihat wajahnya. Kalaupun kak Galih sudah tak mengenali Ira, Ira tak apa. Cukup melihat Ia bahagia bisa membuat Ira juga bahagia" ucap Ira

Sebenarnya perkataannya barusan hanya untuk menguatkan dirinya sendiri kalau-kalau itu memang benar terjadi. Ira tak bisa membayangkan akan sesakit apa ketika apa yang ibunya takutkan benar-benar terjadi padanya. Tapi ia tak bisa memperlihatkan rasa cemas nya dihadapan ibunya.

" Yasudah besok kamu harus ke kota untuk mengurus kuliahmu di sana. Maaf sepertinya ibu tidak bisa mengantarmu, semoga kamu betah di sana yah" ucap Ibu Ira dengan senyuman

" Iyah Bu tak apa, Ira akan berangkat besok. Ibu jaga kesehatan ibu disini yah" ucap Ira pun dengan tulus

" Yasudah ibu masuk kedalam dulu ya, sudah terasa dingin anginnya. Kamu juga jangan tidur terlalu larut, supaya besok tidak kesiangan" ucap Ibu Ira. Dan dibalas anggukan oleh putrinya itu.

" Kak, Ira akan ke kota menunaikan janji Ira kepada kakak. Ira tau kalau Ira tak bisa terlalu berharap, tapi Ira harap kak Galih selalu ada dalam lindungan Allah " ucap Ira di dalam hati

Ira pun masuk kedalam rumahnya, karena ia mau mendengarkan ibunya untuk tidak tidur terlalu larut.

*****Thanks banget buat semua yang udah baca.
Semoga kalian suka ya, minta kritik dan sarannya juga dari readers karena aku pemula

Sekali lagi terima kasih banyak*****

Janji Dimasa itu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang