Ada sebuah dimensi yang harus dijalani untuk menjadi sebuah keadaan. Ketika dimensi tersebut mulai melukis sebuah cerita bukan berarti secara spesifik itu garis benang merahnya. Ingat ini akan terlalu berbelit ketika menjadi pembahasan.
Dilain dimensi yang dikemas sebagai kebutuhan maka yang akan tumbuh bukan lagi sosok sebenarnya. Sekali lagi ini lebij rumit ketika mengajarkan cara berfikir sebagai dekat adalah alat pemuas hasrat. Entah mungkin karena alasan suka atau mungkin alasan kagum. Semuanya akan diperjelas ketika waktu yang tepat untuk memberi jawaban.
Jangan terlebih dahulu untuk membenci ataupun menyukai. Logikanya bukan kah sesuatu hal yang menarik adalah yang berwarna ?. Apa mungkin sebuah hal akan menarik ketkika hanya berdasar pada garis atau warna yang flat ?. Apa dasarnya ?. Dan apa motif sebenarnya ?. Ingat ini hanya berbicara logika. Bukan sebatas perasaan yang menghapus segala logikanya.
Seperti di beberapa hal tentang kata kita. Kita ?. Sejak kapan ?. Dan atas dasar apa ?. Kita hanya menjadi kita dalam sebuah dimensi yang berbeda. Dimensi yang sengaja dibuat untuk sekedar menarik mata dan menyimak ceritanya. Karena kita akan mengarang cerita tersebut. Tanpa ada embel - embel bersambung dan kelanjutan nya. Bukan kah pernah ada sodoran untuk kata tersebut ?.
Oke terimakasih jika sudah paham, bagian cerita ini sekali lagi akan lebih rumit dan akan selelsai tanpa banyak pamit.
Harusnya memang 300 kata, tapi sayang jentik jari sudah terlalu muak untuk berbicara prihal ini. Karena hal seperti ini hanya ada jauh di dimensi ketika terlelap atau mungkin bayang-bayang sebelum dimakan kematian...