1. 'SURPRISE.

525 60 47
                                    

" I plan to give you a Surprise. But- I'm the one who Surprised. "

ー Optimusrain

.
.
.

“Aku tidak akan pulang malam ini Hyung. Besok masih ada pemotretan. Mungkin lusa aku sudah bisa kembali.”

Terdengar helaan nafas panjang di seberang sana. Aku menggigiti bibirku. Merasa begitu bersemangat dan gugup disaat yang bersamaan. Entah apa artinya. Aku hanya merasa terlalu bahagia.

“Baiklah. Hati-hati disana okay? Sampai nanti.”

“Sampai nanti Hyung. Aku mencintaimu.”

Tak ada balasan apapun setelahnya. Hanya tersisa suara sambungan telepon yang terputus. Aku memasukkan kembali ponselku kedalam saku celana. Jam dinding berdetak memecah keheningan malam.

Aku memutuskan untuk kembali berkutat dengan kue yang sedang ku hias di atas meja makan. Sesekali ku lirikkan mataku untuk melihat jam. Masih pukul 8. Ada banyak waktu sebelum dia kembali dari studio pukul 10 malam nanti. Ku seka keringat di keningku. Membuat kue ternyata tidak sesulit itu, aku hanya perlu bersabar dan terus teliti.

Aku merapikan pakaianku sebelum menata meja makan sedemikian rupa. Aku tidak tau ia suka balon atau tidak untuk ulang tahunnya. Dia sudah sangat dewasa, akankah dia setuju dengan dekorasi anak-anak sederhana? Ah- aku memang payah.

Aku berjalan ke ruang tengah meninggalkan kue dengan lilin menyala di meja makan. Itu tidak akan apa-apa. Apartemen ini tidak akan terbakar karenanya bukan?

Telingaku menangkap suara gaduh di depan pintu. Aku berjalan cepat takut sesuatu yang buruk berada di baliknya. Aku mengintip melalui intercom, meihat siapa disana.

Keningku berkerut mendengar suara yang tak asing di telingaku. Bukankah itu Yoongi Hyung? Siapa yang bersamanya? Dia cantik. Tapi aku tak suka. Netraku mematai mereka yang bercumbu di depan pintu. Jangan tanya aku melakukan apa. Selama beberapa menit aku hanya diam berdiri memperhatikan keduanya. Tertampar kenyataan bahwa kekasihku sedang disentuh dan menyentuh orang lain. Suara pin yang dimasukkan membuatnya tersentak. Di tengah kepanikan aku memutuskan masuk ke dalam kamarnya dan bersembunyi di dalam lemari besar tepat di depan ranjang.

Aku menutup mulutku. Menahan setiap suara, setiap helaan nafas bahkan setiap isakan yang kapan saja bisa keluar. Sedang disana, di tempat yang seharusnya ku tempati bersama dia, mereka mendesah bersama. Satu kenyataan yang lagi-lagi menamparku. Dengan keras dan sangat memilukan.

Celah lemari menjadi satu-satunya akses untukku melihat keluar. Aku menangis. Bohong jika ku katakan tidak. Jam dinding yang berada tepat di atas ranjangnya menunjukkan pukul 10 malam. Ini memang waktunya dia pulang. Namun aku tak menyangka ia tak pulang sendiri malam ini. Melihat punggung telanjangnya membuatku terluka. Ragaku seakan tak lagi berada ditempatnya. Aku melihat gelap sebelumnya. Tapi tidak seperti ini.

Aku meringkuk di dalam lemari. Menunggu mereka hingga berhenti. Disini sesak. Seperti kehilangan udara yang sesungguhnya saat sebelumnya kehilangan udaraku yang lainnya. Kembali ku lirik jam dinding putih di atas sana. Pukul 1, sudah pagi ternyata. Ini adalah hari ulang tahunnya. Ia sudah mendapatkan hadiah. Sejenak aku lupakan kue dengan lilin menyala di atas meja. Ingin ku lihat reaksinya nanti saat melihat seonggok manusia di lemari yang entah baik saja atau sudah tak bernyawa.

[ F I N ]

---------------'

Bagaimana Amigos-?! Menikmati cerita pertama ini-?

Untuk cerita selanjutnya akan di update pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2020-

Bisa saja aku majukan jadwal update-nya tergantung seberapa banyaknya komentar kalian-!

Remember Amigos- berkomentarlah dengan baik dan bijaksana- karena kata laksana pedang tajam terasah yang berbahaya.

Jangan lupa VOTE -!!!

Salam kasih dari Rain. Sampai jumpa lagi-!

ありがとう-!

Mi Casa (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang