Mengungkapkan#1

8 1 0
                                    

"Bagaimana semalam?" Tanya appaku dari seberang sana
"Tidak baik" jawabku singkat
__________________________

"Tidak baik?" Tanya appaku keheranan
"Apakah bisa dikatakan baik jika anakmu ini hampir terbunuh? Dan lagi badanku remuk semua appa~" jawabku dengan nada manja

"Dan jangan lupakan batuk dan bersinku yang tak kunjung berhenti" lanjutku dengan nada datar

"Ahahaha oke itu jelas tidak baik" jawabnya dengan sedikit kekehan disana

Ahh rasanya sudah lama sekali aku tidak mendengarnya tertawa lepas
Tiba tiba aku mengingat sesuatu yang harus aku katakan kpd appaku

"Appa sebentar lagi kelulusanku akan di umumkan dan aku akan pulang ke maluku" ucapku dengan perlahan dan ku tunggu reaksinya

"Woah jinjja? Ahh appa akan mengatakan ini kepadanya" ucapnya dengan nada sedikit menggoda. Ya dia memang sering menggodaku

"Jangan aku ingin memberinya kejutan" jawabku dengan nada merajuk lalu aku mengerucutkan bibirku

"Bwahaha baiklah appa tidak akan memberi tau dia" aku tersenyum kala mendengar tawa lepasnya

"Itu lebih baik. Appa aku harus berangkat dlu" Ucapku sambil berdiri untuk mengambil tas di belakang pintu

"Bukannya sudah selesai? Kenapa harus berangkat lagi?" Tanya Appaku keheranan

"Guru menyebalkan aku masih harus absen setiap pagi lalu mengalami gabut disana" rajukku sambil berjalan ke meja belajar untuk mengambil cangkir kopi tadi dan berjalan ke dapur sambil meminumnya

"Apa kau minum kopi lagi?" Tanya Appa lagi namun kali ini dengan nada seolah memperingatkan

"Y-ya kenapa?" Jawabku gugup

"Pasti sebentar lagi akan ada dering telfon darinya setelah Appa mematikan panggilan"

Sampai di dapur ku masukkan cangkir ke bak cuci lalu meninggalkannya. Dan saat aku berbalik ternyata sosoknya sudah menampakkan diri di depanku. Badanku bergetar ketakutan dan keringat mulai bercucuran melewati pelipisku

"K-kak t-tolong jangan marah a-aku punya alasan" jawabku bergetar sambil mengeratkan genggaman ponselku

"Hey zie Alexa disana?" Tanya Appa ku dengan nada khawatir

"A-akan ku hubungi lagi nanti Appa" jawabku dengan masih bergetar. Ku matikan panggilan bersama Appaku lalu menyimpan ponsel di saku rok

Ku beranikan untuk menatap mata Alexa yang ada di depanku. Ya memang hanya sebagian jiwanya yang sekarang berada di depanku namun auranya tak kalah pekat dari biasanya. Dia mulai berjalan mendekat lalu memeluk pinggangku dan itu berhasil mebuatku tersentak

"K-kak" panggilku takut

Dia hanya menatap tepat dimataku lalu tersenyum dan itu sukses membuat wajah ku memanas.

"Maaf bikin kamu hampir terbunuh semalam" katanya dengan nada lembut dan mengusap bibirku halus

Aku tak kuat lagi untuk menatapnya dan aku hanya menunduk lalu menggeleng pelan "Tak apa aku sudah biasa seperti ini"

"Nggak usah sekolah kakak sudah mengirim surat izin kalau kamu sakit" Kalimat itu sukses membuatku tersentak dan memutar otakku. Tak mungkin jika ini jiwanya aku dapat berkomunikasi dan menyentuhnya

Lalu aku mencoba untuk menyentuh tangannya dan menampar pipiku kencang sukses membuat orang di depanku meringis "Shh tak perlu melakukan itu manis" dia mengusap pipiku?!

Ku dorong tubuhnya sekuat tenaga dan akhirnya aku terbebas dari pelukannya "Sejak kapan kakak disini? Kok bisa masuk? Siapa yang kasih sandi apartemen ku?" Tanyaku beruntun

"Tadi malam, mas buka sandinya lah, mas Calvin yang kasih tau" jawabnya santai lalu aku berjalan sambil menghentakkan kaki menuju kamar sambil mengambil ponselku di saku dan mendial nomor Appaku

Kurasakan dia mengikutiku sampai aku masuk kamar dan berbicara dengan Appaku "Appa" panggilku dengan nada dingin

"Maaf sayang dia gamau kamu tau kalau dia kesana jadi Appa diam saja" Terdengar nada penyesalan dari sebrang sana lalu melanjutkan ucapannya "Katakan sekarang sebelum semuanya terlambat kenzie"

_________________________________________

Hai ketemu lagi sama gw sorry yaw ngilang lagi:' masih ada yang bacakah? Klo ada makasih and...voment nya boleh kok^^

김 린다


ᎷY ᎻᎪᏞF ᎠᎬᏙᏆᏞ ᏩᏆᎡᏞTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang