Your Eyes

914 108 30
                                    

Sejak pertama bertemu, aku telah terjerat oleh pesona kelam matanya...

Sakura melompati dahan-dahan pohon di depannya dengan cepat. Ia terus berlari menerobos pekatnya malam hutan perbatasan Suna dan Konoha. Nafasnya memburu. Keringat dingin mengucur deras di dahi lebarnya. Ia terlihat sangat panik. Panik dan ketakutan. Airmata mengambang di pelupuk matanya.

"Naruto... Kakashi-sensei..." isaknya lirih. Airmatanya mulai tumpah. Matanya bergerak liar. Sesekali ia menoleh untuk menatap arah belakangnya. Mencoba untuk melihat dia. Dia yang kini menjadi sumber ketakutannya saat ini. Dia. Kenapa dia bisa ada di sini?

Masih tampak jelas di benaknya bagaimana wajah khawatir Naruto, yang melepas kepergiannya untuk menjalani misinya sebagai Iryo-nin ke desa pasir untuk mengambil beberapa tanaman obat. Ia ingat bagaimana pemuda rubah itu mengatakan mendapat firasat buruk tentang misi Sakura kali ini. Ia ingat juga bagaimana ia tersenyum dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Ia ingat semuanya.

Dan kini apa yang harus ia lakukan? Ramalan pemuda itu menjadi kenyataan. Timnya diserang saat dalam perjalanan pulang menuju Konoha. Tangisnya menjadi, saat memorinya memutar balik sebuah kejadian yang baru beberapa saat terjadi tadi seperti kaset rusak. Bagaimana ketiga rekannya meregang nyawa dengan kondisi tragis di depan matanya. Salah satu dari antara mereka masih sempat meneriakinya untuk menyelamatkan diri beserta tanaman-tanaman obat yang memang dibutuhkan Konoha untuk persediaan saat perang nanti.

Tubuh Sakura menggigil ketakutan. Tangannya mencengkeram erat tali tasnya. Tas yang menjadi alasannya melarikan diri tanpa usaha membantu teman-temannya. Meninggalkan mereka bersama dia. Dia yang dengan tidak berperasaan telah membunuh teman-temannya dengan sadis.

Sakura menggigit bibir bawahnya berusaha meredam isaknya saat ia ingat mata itu. Mata yang sempat ia lihat sesaat sebelum ia akhirnya melarikan diri. Pemuda itu berdiri di hadapannya. Berdiri memunggungi dengan katana berlumuran darah di tangannya. Sakura melihatnya. Dengan perlahan dia menoleh. Melirik tajam Sakura dari balik bahunya.

Dan saat itulah ia melihatnya. Mata itu. Mata sewarna merah darah dengan segel tomoe. Sakura memejamkan matanya berusaha menekan ketakutannya. Ia tahu punggung itu. Ia tahu mata itu. Mangekyo Sharingan. Dan ia juga tahu. Sangat tahu. Hanya satu orang yang memiliki mata itu selain gurunya. Hanya satu orang yang memilikinya setelah berita kematian Itachi sampai di telinganya. Dia...

Brukkkk.

Braakkk.

"Ugghhh," Sakura meringis saat punggungnya sukses membentur tanah dingin di bawahnya. Apa yang terjadi? Ia baru saja menabrak sesuatu yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh. Perlahan ia mendongak untuk melihat apa yang baru saja ia tabrak.

Ia terbelalak horor. Tubuhnya kaku, tidak bisa bergerak. Tangannya bergetar. Ia melihat dia. Melihat dia yang telah membunuh rekan-rekannya. Dia orang yang pernah mencoba membunuh Naruto. Dia yang pernah mencoba membunuh Kakashi-sensei. Dan dia, orang yang pernah mencoba membunuhnya dua kali. Ya, dia.

Uchiha Sasuke.

Sampai saat inipun aku masih terjerat dalam pesona mata itu...

Sasuke berdiri tegap di depannya. Menatap datar tubuh yang jatuh terduduk di hadapannya. Menatap tubuh bergetar di bawahnya. Dia. Wanita yang membuatnya membunuh beberapa orang tadi. Wanita yang membuatnya harus bersusah payah datang sendiri ke tempat ini untuk menjemputnya. Yah, dia. Haruno Sakura. Wanita yang telah dipilihnya. Wanita yang telah dipilihnya untuk menjadi patner membangkitkan klannya.

Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang