"Malam telah berlalu dan kini pagi baru saja tiba, Menemani setiap langkah kecilmu yang dipenuhi teka teki"
🌹🌹🌹
Aku takluk dan terpesona.
Ya, itulah yang aku rasakan saat pintu apartemen di buka. Entah kenapa, aku sendiri tak dapat menjelaskannya. Aku merasakan seperti ada ikatan yag kuat menarikku ke tempat ini. Padahal aku sudah berkeliling mencari apartemen di tempat yang sama dengan kondisi yang tak jauh berbeda!
Namun, di sini aku langsung merasa nyaman. Seakan akan tempat ini telah disediakan untukku.
"Bagaimana?" tanya perempuan muda yang sejak tadi mengantarku berkeliling. Namanya Lily, kalau diperhatikan lagi gadis ini menarik. Rambutnya sebahu berwarna hitam. Kulitnya putih, hidungnya agak lebar namun mancung, bibirnya tipis dan selalu tersenyum. Matanya yang ditambahkan eye shadow warna coklat agar berkesan dalam sangat pas dengan warna kulitnya. Gaya berpakaiannya juga modis sehingga menambah daya tariknya.
"Aku menyukainya," kataku terus terang.
Lily tersenyum. Namun menurutku itu adalah senyuman kelegaan. Bagaimana tidak kami sudah berkeliling beberapa apartemen namun, aku tak kunjung merasa pas hingga tempat ini yang membuatku tertarik.
"Apartemen ini memang bagus dan juga terawat. Pemiliknya baru saja pindah beberapa waktu lalu. Saya .... "
Ah sepertinya gadis ini akan mengeluarkan kemampuan promosinya. Yang hanya membuat telingaku panas akan pujian berlebihannya. Dengan suara pelan aku menukas, "Aku ingin melihat lihat dulu."
Lily menganggu tanda ia mengerti
"Baiklah, saya akan beri waktu sejam. Cukup?"Sebagai jawaban aku mengangguk pelan sembari tersenyum. Lily pun bergegas keluar meninggalkanku dengan apartemen yang kosong ini.
Kulemparkan pandanganku kepenjuru ruangan, dan yah ini cukup untuk tempat tinggalku. Sebenarnya aku tak begitu yakin kalau tempat ini sudah layak disebut sebagai apartemen. Gedungnya saja hanya terdiri dari enam lantai. Lokasinya pun dekat dengan perumahan yang bergengsi. Tapi jikalau disebut rumah susun, mungkin akan dianggap merendahkan atau menurunkan gengsi.
Apartemen ini memiliki dua kamar yang bersebrangan. Ada ruang tamu yang cukup luas, dan ada pintu kaca yang membuka kearah balkon. Tempat ini menarik, pemandangan yang disajikan pun cukup menawan. Apartemen ini juga dilengkapi dapur kecil yang pasti aku akan jarang memasak disitu. Kamar mandinya juga cukup nyaman serta ada pemisah antara area shower dengan toilet dan wastafel.
Aku anak tunggal yang hidup diperantauan dan jauh dari orang tua. Ibuku melarangku untuk pergi jauh karna aku anak satu satunya. Tapi dengan tekat yang bulat aku tetap pergi dan menyakinkan orang tuaku. Dan aku berada disini sekarang dan mulai mendapatkan pekerjaanku yang selama ini aku inginkan.
Kakiku kini kembali melangkah dan masuk kedalam kamar yang akan menjadi kamarku nanti. Kamar ini memiliki ukuran yang cukup luas bagiku. Aku pun berpikir mencari hiasan atau funitur yang pas untuk kamarku dan ruangan lainnya.
Mataku menatap warna dinding yang dominan monokrom yang aku yakini pasti pemilik apartemen dahulu sangat menyukai warna monokrom. Ruangan ini terasa familiar bagiku bagaimana tidak aku saja tak pernah kemari atau apa sebelumnya tapi ini benar benar membuatku merasa di rumah dan seseorang seperti menanti kehadiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat Cinta
Teen FictionDinda, perempuan muda yang baru mulai mengawali kariernya sebagai sekretaris. Ia tidak pernah hanyut oleh rasa cinta, hingga sebuah surat meluluhkan hatinya lalu mengubah pandangannya terhadap apa itu cinta Nanda, lelaki muda yang tengah menuju usi...