indestructible (nagibara oneshoot)

first and last.

Warning, ooc, tipo, AU!
Bl
Nagisa x Ibara

Nagisa top!
Ibara bottom!

---------------------------------------------------------

Eden.

Siapa yang tidak mengenal unit ini?

Salah satu unit yang berada dalam naungan Cosmic Production atau Cospro.

Ran Nagisa
Saegusa Ibara
Tomoe Hiyori
Sazanami Jun

Kalian tentu mengenal mereka, bukan?

---------------------------------------------------------

Ran nagisa terbangun karena suara derap kaki yang cukup kencang disekitarnya.

Ia  melihat Saegusa Ibara, adik kelasnya sekaligus member dari eden dan adam, sedang mondar-mandir tidak jelas didepan kasurnya.
Raut muka Ibara menunjukkan ada hal yang mengganggunya.

"...ada apa, ibara?"

"..."

Tak ada respon dari si pemilik surai berwarna merah tua itu. Ia masih setia dengan kegiatannya.

"....ibara?"

Nagisa ikut terkejut saat melihat ibara terkejut.

"Aye aye! Maafkan aku yang mulia! Ada apa yang mulia memanggilku?"

Nagisa terdiam. Menatap ibara dengan tatapan datar.

"...sedang memikirkan apa, ibara?"

Kali ini ibara yang terdiam.

"...pekerjaanmu?"

Nagisa bertanya lagi. Suara helaan nafas berat terdengar dari mulut ibara.

" Ini menyangkut masalah kita berdua, yang mulia."

Nagisa tak mengerti.

" Dunia internet kini dipenuhi rumor kita berpacaran."

"...oh."

Tuhan, rasanya Ibara ingin mencubit gemas pipi yang mulianya ini. Namun ia berusaha menahan niatannya.

Hal penting seperti ini hanya mendapatkan jawaban ((oh)) dari Nagisa.

Nagisa tampak tak peduli dan turun dari kasur. Melangkahkan kakinya ke sebuah lemari kaca yang berisi koleksi batu-batu indah dengan berbagai macam bentuk dan warna.

Ia lalu mengambil beberapa batu sekaligus lalu menaruhnya di kasur.

Ibara tak habis pikir melihat Nagisa.

"Y-yang mulia. Berita ini bukanlah hal sepele. Aku perlu perintahm-"

"...bukankah kita memang berpacaran?"

"..."

Ibara PoV

"...bukankah kita memang berpacaran?"

Tunggu.

Tunggu dulu.

APA?

Oh sial, aku yakin mukaku pasti merah seperti tomat.

Sasuga kakka!

Tapi bukan jawaban itu yang aku inginkan.

Dan apa yang mulia benar-benar menganggap masalah ini adalah hal sepele?

Kenapa-

Disaat seperti ini aku bingung harus melakukan apa. Bagus.

Aku memutuskan untuk menghampiri yang mulia yang tampak sedang asik mengelap pemukaan batunya dengan hati-hati.