Kim Younghoon • Disorder

10.1K 716 184
                                    

Mental Illness

Kamu akhir-akhir ini mengalami apa yang dinamakan mental illness atau penyakit gangguan mental karena trauma masa lalu dan stress berat yang kamu alami akhir-akhir ini.

Penyakit ini memang sudah kamu punya sejak kecil. Tapi sudah lama tidak kambuh.

Kamu mengambil cutter yang ada di laci meja riasmu kemudian pergi ke kamar mandi dan mengunci pintunya.

Kamu duduk meringkuk di dalam bathtub lalu mengarahkan cutter tersebut kearah pergelangan tangan kirimu.

Tapi kamu memberhentikan pergerakan ketika kamu merasakan seperti ada yang menendang diperutmu. Kamu mengelus perutmu yang sedikit buncit itu.

"Nak, mama minta maaf. Mama udah gakuat" isakmu.

Lagi, kamu mencoba mengarahkan cutter tersebut kearah pergelangan tangan kirimu dan mulai menyayatnya.

"Shh" desismu saat darah segar mulai mengalir.

Kamu sudah menangis seperti orang kesetanan.

Tok tok

"Sayang kamu kenapa teriak-teriak?"

Itu Younghoon, suami kamu.

"ARGH" pekikmu semakin keras saat darah yang keluar semakin banyak.

"(Y/N)?! KAMU NGAPAIN? HEI BUKA PINTUNYA!" Younghoon mengetuk pintu dengan brutal tapi kamu sengaja menulikan telinga.

Bruk

Brak

Younghoon mencoba mendobrak pintu tapi tidak juga berhasil.

Brak

Akhirnya dipercobaan ketiga pintu berhasil terbuka dan pemandangan pertama Younghoon adalah kamu yang duduk meringkuk didalam bathub serta darah yang berada dimana-mana.

"YATUHAN (Y/N)!"

Younghoon ikut masuk kedalam bathub dan mencoba merebut cutter yang kamu pegang tapi kamu menolak.

"KELUAR! GAUSA IKUT CAMPUR! GAUSA SOK NAHAN-NAHAN AKU!"

"Sayang aku mohon dengerin aku, jangan bertindak bodoh"

"Peduli apa kamu hah?! Kamu gatau apa-apa soal hidup aku gausa ikut campur" serumu sambil menangis.

Jika penyakitmu ini kambuh, omonganmu memang suka kemana-mana.

Younghoon memegang kedua bahumu"Aku suami kamu, aku tau kamu lagi banyak beban tapi aku minta tolong banget sama kamu tolong jangan nyakitin diri sendiri lagi"

"Aku capek Hoon"

"Aku ngerti. Tapi hidup kamu berharga sayang, inget kamu lagi hamil. Kamu lagi ngandung anak kita. Kamu tega sama dia hm?" Tanya Younghoon lalu memegang perutmu.

"Argh!" Kamu melempar cutter tersebut kesembarang arah dan menangis histeris.

Younghoon menarikmu kedalam dekapannya tapi kamu terus memberontak.

"Anak kita sedih kalo liat ibunya kayak gini, (y/n)" ujar Younghoon.

"Kamu harus kuat, buat aku, sama buat calon anak kita" sambung Younghoon.

"Akh" kamu memegang perutmu saat merasakan nyeri luar biasa.

Kamu menyingkap terusan yang kamu kenakan dan melihat ada darah yang mengalir di kedua pahamu.

Kamu mengenggam erat tangan Younghoon "Hoon perut aku"

Younghoon langsung menggendongmu dan membawamu ke mobil untuk langsung menuju rumah sakit.

Baju kaos Younghoon sudah berlumuran darah akibat menggendongmu tadi.

"Younghoon darahnya ga berhenti-berhenti!" Ucapmu panik dimobil.

Younghoon langsung melajukan mobilnya dan menuju rumah sakit terdekat.

"S-sakit banget" ujarmu terbata-bata.

Tangan kiri Younghoon mengenggam tanganmu sementara tangan kanannya memegang kendali untuk setir.

"Tahan sebentar lagi"

Younghoon menahan dirinya untuk tidak terlihat panik sambil berdoa dalam hati agar kamu dan juga anaknya selamat.

•••

"Pak, anak dan istri bapak keduanya selamat. Hanya saja kondisi kehamilan istri bapak sangat rentan. Kandungannya sangat lemah diakibatkan kondisi mental istri bapak yang tidak stabil" jelas seorang dokter perempuan yang memang sudah biasa mengontrol kandunganmu.

Younghoon mengusap wajahnya frustasi.

"Saya menemukan ada obat-obatan yang dikonsumsi oleh istri bapak. Menurut hasil observasi, istri bapak telah mengkonsumsi obat tidur dan obat penenang secara berlebihan. Itulah yang menyebabkan pendarahan tadi"

"Obat? Istri saya tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dok. Yang saya tau dia hanya mengkonsumsi vitamin-vitamin yang diberikan dokter kandungan" sahut Younghoon.

Dokter tersebut tersenyum "Mungkin tanpa sepengetahuan bapak"

Younghoon hanya memandang dokter tersebut dengan tatapan lelah.

"Tidak apa, bapak tidak perlu terlalu khawatir yang paling penting, istri bapak tidak boleh terlalu banyak beban pikiran apalagi sampai menyakiti diri sendiri. Bapak jaga baik-baik ya istrinya, kalau masih seperti ini, lebih baik dibawa ke psikolog saja untuk konsultasi karena sekali lagi saya bilang, kondisi janin sangat dipengaruhi oleh kondisi ibunya"

"Baik dok, terimakasih banyak"

"Sama-sama pak, bapak bisa langsung menemui istri bapak tapi kalau bisa biarkan dia istirahat dulu"

Dokter tersebut langsung pergi dan Younghoon langsung masuk ke ruanganmu.

Younghoon melihatmu yang berbaring di ranjang rumah sakit dengan tatapan kosong menatap ke arah langit-langit kamar.

Ia mendekat kearahmu dan duduk di sampingmu sambil mengenggam tangan kirimu.

Ia melihat pergelangan tangan kirimu yang sudah diperban lalu menghembuskan nafas pelan.

"Sayang jangan ngelamun" ucap Younghoon.

Kamu langsung melihat kearahnya.

"Aku bodoh banget ya?" Ucapmu sambil tersenyum kecut.

Younghoon menggeleng.

"Aku baru aja hampir ngebunuh anak kita, anak aku sendiri. Ibu macam apa yang tega ngelakuin hal itu sama anaknya sendiri?"

"Sayang, gaboleh ngomong gitu"

"Aku mau sembuh, aku pengen banget sembuh dari penyakit aku ini. Tapi tiap aku coba tahan, pasti selalu gagal" jelasmu.

"It's okay, dokter bilang sama aku kalo lebih baik kamu berobat ke psikolog. Kamu mau kan?" Tanya Younghoon.

Kamu mengangguk.

"Dokter juga bilang sama aku kalo kamu minum obat tidur sama obat penenang. Kamu jangan minum obat sembarangan lain kali, kalo ada apa-apa kamu langsung bilang ke aku"

"Maaf"

Younghoon mengangguk kecil sambil senyum.

Tangan Younghoon berpindah ke perutmu. Mengelusnya halus dan kemudian mengajak anak kalian berbicara "Hey jagoan papa, kamu yang kuat ya! Papa sama mama sayang sama kamu"

Kamu ikut menambahkan "Maaf ya nak tadi mama hampir aja buat kamu kenapa-kenapa. Mama janji bakalan jagain kamu dan gak bertindak ceroboh lagi"

Kamu merubah posisimu menjadi posisi duduk dan langsung memeluk Younghoon.

Younghoon membalas pelukanmu kemudian mengecup pucuk kepalamu.

•••

req from @littlecheeze

hope you liked it! sorry ga sesuai sama ekspektasi💚💛

The Boyz Imagine as Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang