Sedari tadi banyak pasang mata yang senantiasa melihat Alvina saat menuju ke kantin. Ada tatapan suka juga ada tatapan yang kurang suka saat melihat Alvina, baiknya Alvina hanya mengacuhkan semua pasang mata yang mengamatinya. Setibanya di kantin Alvina sejenak berhenti dia berniat memilih stand kesukaannya pada akhirnya Alvina menuju stand yang berada pojok kanan dari pintu masuk kantin yang bertuliskan Thai Tea.
" Saya Thai Tea 1 Bu" pinta Alvina kepada ibu penjual Thai Tea.
" Bentar ya mba" Alvina mengangguk seraya mengamati keadaan kantin yang lumayan sepi karena banyak anak yang masih berkumpul di lapangan melihat latihan basket tadi. Tak lama ibu penjualnya membawa sebuah Thai Tea pesanan Alvina, Alvina kemudian merai es dari ibu penjual Thai Tea.
" Berapa Bu" tanya Alvina.
" Tujuh ribu mba" ucap ibu penjual Thai Tea. Alvina mengeluarkan uang selembar bertuliskan sepuluh ribu dan di berikan kepada ibunya tadi.
" Bentar neng kembaliannya"
" Nggak usah bu, kembaliannya buat ibu aja"
" Makasih mba" Alvina mengangguk dan meninggalkan stand Thai Tea tadi. Baru saja Alvina berbalik dari tempatnya, Alvina merasa ada tangan kekar yang sedang menepuk pundaknya dari belakang membuat sang empu bergidik ngeri. Dengan berani Alvina membalikkan badannya dan terlihat seorang cowok yang lumayan tinggi sedang menatapnya dengan tatapan datar, setelah Alvina pikir pikir baru pertama kali Alvian bertemu dengan cowok ini.
" Lo Alvina kan anak baru itu" tanya cowok itu. Alvina hanya menatapnya dengan tatapan aneh, tanpa sengaja Alvina melihat bad name bertuliskan Bagas setelah tau nama cowok itu Alvina manggut-manggut karena telah mengetahui nama cowok itu.
" Iya"
"Bening sih bening tapi sayang rada cuek" batin bagas."Kenalin gue Bagas anak kelas sebelah oh ya gue di suruh sama kepsek buat nyamperin ke lo, Lo di suruh ke ruangan kepsek sekarang" jelas Bagas sedikit merapikan anak rambutnya kebelakang. Alvian langsung meninggalkan Bagas tanpa berucap makasih membuat sang empu mengerinyit.
" Makasih kek apa kek, untung cantik lo kalo ngga udah gue tendang ke Afrika" gumam Bagas yang masih menatap punggung Alvina yang semakin jauh. Bagas kemudian bergegas mencari Elvero agar tugasnya cepat terselesaikan.
Anak basket semua berpencar meninggalkan lapangan dan beralih menuju ke tepi lapangan karena waktu menandakan untuk break. Elvero dan antek anteknya duduk di bawah pohon yang rindang disambut semilir angin yang berhembus kencang menerobos tubuhnya, banyak cewek cewek yang mencoba memberi sebotol mineral kepada Elvero sayangnya sama sekali tidak menerimanya justru Elvero memberikannya kepada temanya.
" Elvero kok makin ganteng aja sih"
" Widaw kak El"
" Gilaaa... Parah gue makin suka sama El"
" Pacar gue tuh Jan Lo mbat"
" Paan dah"
Dia sebenarnya risih dengan adanya cewek cewek yang selalu mengelilinginya disetiap berlatih basket tapi apa buat Elvero hanya membiarkannya tanpa memperdulikannya. Alvina menyenderkan tubuhnya ke pohon dan memejamkan matanya sembari menikmati setiap hembusan angin yang menerpanya.
" El Lo nggak minum" tanya Arsen sembari meneguk sebotol mineralnya.
" Minum dulu nyet, tar Lo dehidrasi" timpal Reza menepuk pundak Elvero membuat Elvero membuka kedua bola matanya. Elvero menegakkan tubuhnya dan beralih menatap temanya.
" Lo aja, gue nggak haus" ucapnya sambil mengusap keringatnya yanga da di pelipis.
" Seger... Anginnya kenceng banget dah" gumam Rachel kepasa ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvina & Elvero
Teen FictionAlvina Zeta Syahreza . . . . . . . . . . . . . . . Hafizhan Elvero Adhitama ________________________________________ Mungkin semua akan berjalan dengan seiring berjalannya waktu. ________________________________________