4B

42 10 1
                                    

Saat ini Ayumi sudah masuk lagi ke sekolah karna kemarin dia izin sakit, padahal yang sebenarnya, dia cuma pura-pura biar bisa bebas main hp tanpa digangguin guru. Memang disekolahnya boleh membawa hp, tapi gak setiap saat Ayumi bisa buka handphonenya itu. Guru Ayumi itu killernya Naudzubillah! Ayumi main hp di kelas pas KBM berlangsung, masih ketahuan gurunya. Padahal Ayumi udah main secara sembunyi-sembunyi. Emang hebat tuh guru-guru Ayumi!

Tapi sepertinya, hari ini adalah hari keberuntungan bagi seorang Ayumi Adara. Karna hari ini sedang tidak ada kegiatan KBM, katanya sih guru-guru lagi rapat buat persiapan kegiatan Bulan Bahasa nanti.

Saat inipun Ayumi sudah memainkan hpnya. Menarik ulur beranda yang sudah jadi pekerjaan tetapnya, menyukai orang karna quotes yang menurutnya bagus. Hingga sesekali Ayumi membuat quotes untuk dia publish di wall-nya.

"Bobybabi! Lo ganggu aja, sih! Gue lagi nulis quotes, nih!" teriak Ayumi saat dirinya lagi-lagi diganggu oleh temannya yang sering dia panggil 4B.

"Quotes apaan, sih! Sok sibuk lo Acumi!"

"Nama gue Ayumi, Setaannn!" teriak Ayumi sambil menjambak kuat Rambut Boby. dia tak suka ketika Boby memanggilnya dengan sebuyan Acumi.

"Lepasin woy! Rambut gue rontok, neh! Ayumiii lepasin!"

"Sekali lagi lo manggil gue Acumi, gue bikin kepala lo botak!" sambil menatap Boby dengan kesal.

"Dan sekali lagi kalo lo panggil gue Bo-"

"By, lo dipanggil kepsek," potong seseorang saat Boby ingin berbicara.

"Lo panggil gue Bee, Del?" tanya Boby saat mendapati Dela yang memberitaunya.

"Iya," jawab Dela bingung dengan Boby. 'Kan memang namanya Boby, jadi panggilnya By.

"LO PANGGIL GUE BEE? ASTAGAAAA!"

"Bobybabi gak usah teriak setaaann! Kuping gue sakit!" teriak Ayumi saat Boby berteriak pas didekat kupingnya.

"Dela panggil gue Bee, Yum. Dia panggil gue Bee!"

Mendengar euofria yang diucapkan Boby, bikin Dela makin bingung. Lagian kenapa, sih? 'Kan emang namanya Boby. Jadi si Dela cuma pake By aja. Tapi kenapa si Boby kayak kesenengan bangsat gitu, yah?

"Lo jangan kepedean wahai 4B!" ucap Ayumi dibikin sok puitis. "Dia manggil lo By, karna nama lo BOBY. By pake B Y buka B E E. Jadi gak usah kepedean!"

Bobi kerutin dahinya, mungkin ngerti dengan ucapan si Ayumi. "Bener gitu, Del?" sambil menatap Dela yang bingung dengan tingkah ketua OSIS sengklek itu.

"Iya," jawab Adel bikin Ayumi tertawa kenceng bangett!

"HAHAHAH MAMPUS LO! JADI ORANG JANGAN KEPEDEAN!"

"DIEM LO CUMI!"

"DIH GAK USAH NGEGAS DONG!"

"TERSERAH GUE! MASALAH BUAT Lo?"

"A-"

"Mi, lo juga dipanggil sama kepsek," ucap Daren cowok yang disukai si Ayumi selama satu bulan ini. Dia suka bukan karna Daren bisa bikin quotes, tapi karna Daren yang punya tahi lalat dibawah mata! Memang, syarat untuk Ayumi menyukai seseorang sangatlah tidak jelas. Seperti hidupnya yang gak jelas.

"Daren, lo panggil gue Mami? Aww, lo Papinya kan?"

Sekarang giliran Ayumi yang gak jelas, kepedean. Daren hanya tertawa menanggapi gadis gila satu itu.

"Mi untuk Ayumi. Bukan Mami."

"HAHAHAHA MAMPOOSSS, MAKANNYA JANGAN NGETAWAIN GUE!"

Pecah sudah Tawa si 4B, membuat Ayumi semakin malu. Untungnya wajah Ayumi tidak jadi merah karna kulitnya yang hitam sehitam pantat wajan. Gak! Becanda! Kulit Ayumi itu eksotis, sawo matang. Kesannya kulit Ayumi kayak seksi-seksi Syahroni. Eh?

"Diem lo 4B! Gue sumpahin gigi lo copot!" ucap Ayumi dan berjalan menuju ruang kepsek dengan wajah kesal sambil menghentakkan kakinya. "Apa lo liat-liat? Mau gue colok mata lo?" tanya Ayumi tidak suka saat Dela menatapnya dengan tatapan yang ... entahlah!

"Apa, sih! Ngapain liat lo yang mukanya bahkan jauh dibawah gue?" jawab Dela songong.

"Wahh ngajak berantem nih ikan koi. Maju lo sini!"

"Jangan sok lo, ayo ke ruang kepsek," ucap Boby sambil menarik kerak baju Ayumi dari belakang kayak anak kucing yang Boby temui di dalam got.

"Gak usah pake narik juga, kampret!"

"Makannya gak usah sok mau berantem sama Dela. Dia itu incaran gue."

"Bodo amat. Gue kagak peduli," jawab Ayumi dan tinggali Boby sendirian.

****

Sekarang ini Boby dan Ayumi sudah sampai di ruangan kepala sekolah. Namum mereka belum duduk karna masih rebutan kursi sofa yang katanya empuk kebangetan. Sedangkan tuh kursi sofa cuma ada satu, sisanya kursi kayu, bagus, sih. Tapi kalau diduki bisa bikin bokong Boby dan Ayumi kram!

"Bobybabi, gue duluan yang naruh tangan gue disini. Jadi lo minggir sekarang!"

"Mana ada, orang gue duluan. Lo duduk aja noh di kursi kayu," jawab Boby masih dengan rebutan sofa empuk dengan Ayumi.

"4B, gue mau duduk sini," rengek Ayumi dengan wajah dibuat sok imut. Tapi, dimata boby bukan imut yang dilihatnya, tapi menjijikan sekali wajah Ayumi.

"Gak usah bikin muka lo kayak gitu, gue bukannya kasian malah tambah semangat mau duduk di ini sofa!"

"Bobybabi, siapa yang--"

"Kalian sudah datang?"

"Eh, Ayam gorengnya ipin emang paling endess merembes kemane-mane."

Latah Boby karna kaget dengan suara kepsek yang tiba-tiba hadir ditengah-tengah pertengkarannya dan Ayumi.

"BWAHAHAHAHAHA, LO GAK JELAS BANGSAT, SIH!" pecah sudah tawa Ayumi karna mendengar Boby yang latahnya gak jelas, sampe nyebutin ayam goreng Upin-Ipin segala.

"Diem lo, Cumi," ucap Boby menahan malu karna ketahuan kalau dia orangnya latah.

"Sudah diam. Ayumi jangan teriak seperti itu! Kamu kayak monyet yang tersesat di hutan saja," ucap kepala sekolah sarkas, membuat Ayumi langsung diam dan memanyunkan bibirnya sok imut, padahal sangat mengerikan bagi yang melihatnya. "Ayo duduk."

"Bobybabi, gue duluan disini. Lo disana aja!" ucap Ayumi saat kepala sekolah menyuruh mereka duduk.

"Gak gue maunya disini. Lo aja yang duduk disana!" jawab Boby masih menolak, dan masih rebutan sofa empuk dengan Ayumi.

Melihat Ayumi dan Boby yang berebut ingin duduk di kursi sofa yang hanya satu, membuat kepala sekolah yang berkepala botak itu menganga.

"Boby, Ayumi!" tegur pak Kepsek namun sepertinya si Boby dan Ayumi gak denger karna masih asyik berebut sofa empuk. "BOBY, AYUMI!" tegurnya lagi kali ini dengan suara menggelegar dan berhasil membuat Ayumi dan Boby langsung duduk dibawah lantai, karna takut dengan kepsek yang botak itu, tidak peduli lagi dengan sofa empuk yang tadinya sempat jadk rebutan.

****

Bersambung..

Terima kasih sudah membaca. Jika suka, jangan lupa klik tombol bintang yah😁

Pacar OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang